Teeetttt...
Bunyi bel pulang mengoyak gendang telingaku. Sudah 2 minggu aku bersekolah disini. Dan juga sekelas dengannya. awalnya ku pikir cukup sulit bagi kami berdua.
Namun, aku salah. Ini hanya sulit bagiku. Tidak baginya.
Aku selalu menanti kehadirannya. Memperhatikan keberadaannya. Namun, baginya aku tak pernah ada.
"Ran ga pulang?" tanya fadya sambil menyandang tasnya.
"Ran?" ucap lathifah sambil menggerakkan tangannya ke depanku.
"Eh?" ucapku.
"Yah.. dia ngelamun.. fadya nanyak kamu pulang ga ran?" ucap lathifah
"Iya ran.. buruan aku udah dijemput nih" tambah lili
"Li.. aku nebeng ya?" ucap fadya sambil memasang puppy eyes andalannya
"Dih.. geli.. Ih.." balas lili sambil mundur beberapa langkah.
"Iya dong.. ya..ya.. please" ucap fadya dan berjalan semakin mendekat pada lili.
"Iya.. iya.. jauh gih.. atau aku tendang nih?.." ucap lili
"Ran pulang yok?" tambahnya"Bentar lagi deh.. kalian duluan aja.." jawabku sambil tersenyum kearah tiga sahabatku. Orang-orang yang selalu ada untukku. Meskipun aku baru mengenal lathifah beberapa minggu. Namun rasanya kami sudah kenal sangat lama.
"Oke kita duluan ya?" ucap fadya
"Iya luan ran.. jangan pulang lama-lama banget" tambah lili
"Ran kalau ada apa-apa langsung telpon aku ya" dan ditambah lagi oleh lathifah
"Iya.. iya.. dasar bawel" jawabku sambil memeletkan lidahku.
"Biarin bawel-bawel tapi kan tetap sayang" ucap mereka serempak sambil melambai-lambaikan tangan ke arahku.
♡♡♡
Aku berjalan melewati lorong sekolah yang sudah sangat sepi. Bagaimana tidak sekarang sudah menunjukkan pukul 17.15 wib.
Sedangkan bel pulang sekolah pukul 15.00 wib. Kenapa aku pulang selama ini? Dan apa yang ku lakukan? Baiklah.
Mungkin ini terdengar sedikit aneh. Karena belakangan ini saat pulang sekolah aku sering ke Taman belakang sekolah untuk memberi makan para kucing liar yang berkeliaran di sana.
Dan satelahnya aku menulis dibuku berwarna tosca kesayanganku. Aku selalu menulis apa pun yang sedang ku rasakan.
Aku terus melihat kedua kaki-kakiku yang saling mengejar.
Hingga. Aku mendengar alunan Indah Merayu gendang telingaku.Membuat langkahku mencari asal suara piano itu. Hingga tak terasa ternyata aku telah berhenti di depan pintu ruang musik. Perlahan ku buka pintu itu.
Dan betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang tengah menari-narikan jemarinya di atas tuts-tuts piano.
Dia.
Ibnu.
Prook..Prook..
Tanpa sadar aku bertepuk tangan saat musik yang dimainkannya berhenti.
"A-apa yang kau la-" ucapnya. namun belum selesai dia berbicara aku memotong ucapannya
"Maaf.. maafkan aku."ucapku sambil menundukkan kepalaku.
Hening.
Tak ada jawaban darinya. Ku beranikan untuk mendongak menatapnya. Pandangan kami bertemu beberapa detik. Lalu dia mengalihkan pandangannya mengambil ranselnya dan berlalu di depanku.
"Tunggu.. maafkan aku.. a-aku tidak sengaja lewat.. jadi aku ingin melihat.. it-itu saja.. tak ada muksud lain.." ucapku. Masih tak ada jawaban darinya. Bahkan untuk membalikkan tubuhnya saja ia enggan.
"Hentikan.." akhirnya dia angkat bicara meski terdengar seperti bergumam
"Huh?"jawabku.
"Ku mohon hentikan. Berhenti memberikanku tatapan itu. Berhenti memperhatikanku. Dan yang terpenting berhenti memperhatikanku.." ucapnya
Otakku tak berfungsi. Tubuhku kaku. Lidahku kelu.
Dia tau jika aku selalu memperhatikannya."Maaf.. maafkan aku.." jawabku dengan mata yang mulai mengeluarkan air.
"Maaf.. maafkan aku.. a-aku tak bermaksud menganggu.. A-aku tak pernah berpikir kalau ini mengganggumu.. jadi.. Maaf.." ucapku terbata-bata sambil menahan tanggisku.
"Dan jangan tinggalkan tempat ini.. karena seharusnya akulah yang pergi.. permisi.. dan maaf sekali lagi" Aku pun berlari meningalkannya mataku panas. Pipiku terasa basah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TbcSingkat banget ye..
Soalnya saya lagi banyak hapalan.. eaak:v.. biar kayak anak pintar gitu..
Jangan lupa vomen ye~(Peluk cium) eauu--
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAT(E) LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction{Jangan Lupa Follow Authornya dulu yaw} Complete / belum revisi --------- Mencintai atau Dicintai?~ Tentukan pilihan mu! Rania hanya seorang gadis polos yang tak mengerti apa itu cinta. Hingga semuanya berubah saat ia bertemu dengan seorang pemuda y...