Chapter 35

976 64 22
                                    

Madan pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madan pov

Apa yang harus dilakukan dengan cinta sepihak?

Berusaha agar yang yang dicinta juga mencintaimu?

Bagaimana caranya?

Memaksakan dirimu agar bisa memilikinya?

Atau memaksa dirinya agar mencintaimu?

Bagaimana dengan yang dicinta. Apakah ia juga tidak memiliki yang dicintainya?

Lalu apa yang harus kau lakukan jika yang dicinta bernar-benar memiliki seseorang yang dicintainya?

Menyerah?

Mengalah?

Melupakan?

Intinya hanya satu.

Merelakan.

Hidupku berubah. Sejak aku mengenalnya. Gadis dengan pipi tembam pucat. Mata bulat menawan yang membuatmu tak henti ingin menatapnya.

Berawal dari kata tertarik. Berubah menjadi bersimpati. Dan berujung menjadi rasa ingin memiliki.

Aku tau aku salah. Aku terlalu bermain dengan rasa. Tanpa aku sadari aku terlalu larut didalamnya.

Dia gadis pertama. Gadis pertama yang ku sukai. Dia juga kekasih pertamaku.

Rania.

Aku menatap rania yang tengah bercanda ria dengan seseorang yang dicintainya. Melihat senyumannya berhasil membuat ku ikut tersenyum.

Aku terus memperhatikannya sejak keluar dari kamarnya bersama riska. Gadis yang berhasil membuatku mengenal rania.

Kami terus menuruni tangga dengan pandanganku masih lurus kearahnya. Hingga dia tersadar dan langsung berdiri dari duduknya.

"Oh? Sudah baikan?" tanyanya setelah kami mendekat kearahnya.

Riska yang ditanya hanya mengangguk pelan. Dia masih menunduk dalam. Menghindari tatapan membunuh milik ibnu. Yang tak lain adalah orang yang di cintai gadisku. Ah.. Tidak. Maksudnya mantan gadisku.

Aku sangat mengerti bagaimana perasaan riska. Melihat seseorang yang kau cinta berdiri di depanmu dengan menggengam tangan seseorang yang dicap sebagai kekasihnya.

"Syukurlah.." sambung rania dengan senyuman yang ku tau sangat tulus dari lubuk hatinya.

"M-maafkan aku.." ucap riska pelan.

"Menurut lo.. emang elo pantas dimaafin?" ucap ibnu dengan tatapan bencinya.

Tentu saja siapa yang akan rela jika orang yang dicintainya hampir terluka. Jika aku jadinya mungkin aku akan mengatakan hal yang sama.

Ku lihat rania sedikit mengeratkan tangan mungilnya yang di genggam ibnu. Mengisyaratkan untuk tidak banyak bicara.

"Aku sudah memaafkanmu.." ucap rania yang kini sudah melepas genggaman di tangannya dan mendekat kearah riska.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang