Chapter 33

1K 76 5
                                    

Gadis itu menatap kosong jendela kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis itu menatap kosong jendela kamarnya. Dahinya berkerut berpikir keras. Sudah dua hari sejak ia tak harus mencium bau obat dan juga berada di ruangan yang bercat putih itu lagi.

Tentu saja ia senang. Karna ia telah kembali ke kamar yang sudah sangat dirindukannya.

Tapi mengapa dengan kerutan di dahinya? Lalu.. Tatapan kosongnya?

Ia kembali menghela napas berat. Sesekali ia mengigit bibir bagian dalamnya. Tangan pucatnya sedikit bergetar. Ia berjalan ke arah meja belajarnya. Meraih benda pipih persegi dan melepas kabel mengantar listrik yang di colokkan di sana.

Dengan tangan yang masih bergetar ia melihat kontak di handphonenya. Menghela napas guna menenangkan hatinya. Lalu menekan nama seseorang yang bertuliskan 'Penyemangat' disana.

"Hallo?" ucap rania pelan.

"Assalamualaikum.." jawab seseorang di sana.

"E-eh.. Assalamualaikum ayah.." ucap rania.

"Wa'alaikumsalam sayang.. Ada apa em?" ucap ayah rania.

"Yaah.. Rania.. Kangen.." ucapnya

"Eh? Kok? Kita baru ketemu tiga jam yang lalu sayang.." ucap ayahnya.

"Ga papa kangen aja.. Ayah sama mama balik jam berapa?" netranya menatap jam dinding di dinding kamarnya.

"Mungkin sehabis magrib sayang.. Kenapa? Kamu kesepian? Takut? Emang bang ezza kemana?" ucap ayahnya

"Ga papa kok. Cuma bosen aja. Sepi. Bang ezza tadi pergi main futsal bareng anak kompleks.." kini ia duduk di bangku yang senada dengan warna meja belajarnya.

"Emang ibnu ga kerumah? Biasanya paling rajin ngapel." ucap ayahnya dengan nada sedikit menggoda.

"Ih ayah.. Jangan godain adek dong.." ucap rania sebal.

Sedangkan ayahnya di ujung sana terkikik geli.

"Kalian ga lagi berantemkan?" ucap ayahnya

"Enggak kok." ucap rania sambil menggeleng pelan. Walau ia tau jika ayahnya pasti tak melihat itu.

"Syukur deh" jawab ayahnya.

"Oh iya yah.. Adek mau pergi ke toko buku sebentar.." ucap rania

"Toko buku? Yang di jalan bahagia?" tanya ayahnya.

"Iya. Ada perlu sebentar." jawab rania.

"Perginya bareng siapa?" tanya ayahnya lagi.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang