Chapter 23

1.1K 114 2
                                    

"Rania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rania.."

Merasa di panggil ia pun membalikkan badannya. Menatap si pemilik suara.

"I-ibnu?"

"H-hai?"

"H-hai.."

Hening~

"F-fadyanya mana ran?" Tanya ibnu

"Oh.. i-itu.. tadi katanya ke mau ke toilet dulu.." jawab rania namun matanya tak sedikit pun menatap mata orang yang berbicara dengannya.

"Oo.. Kamu enggak pulang?" Tanya ibnu. Berbeda dengan rania ibnu mengambil kesempatan ini untuk menatap gadis yang sangat di rindukannya itu.

"Niatnya sih mau pulang bareng fadya.. tapi.. pulang sendiri aja deh.." ucap rania yang menatap cemas ke arah koridor.

"Eh.. ga papa kok pulang bareng kita aja.." jawab ibnu membuat rania menatapnya sekilas lalu kembali menatap koridor.

"Gak baik cewe pulang sendirian.." sambungnya membuat rania tersentak dan menatapnya kembali sedangkan yang di tatap hanya memamerkan senyum indahnya.

Salahkah jika jantung rania berdetak tak normal sekarang?

"Emm.. fadya kok lama baget ya?" Ucap rania gugup "A-aku susulin dia dulu ya?" Tambahnya sambil mencoba melangkah menjauh.

Namun.

"Gausah.. tunggu sini aja.." suara itu terdengar tegas dan penuh penekanan walaupun tak di pungkiri ada getaran di dalamnya.

"With me.." dan


Byuurr..

Bagai di guyur hujan deras. Semua memori itu kembali terngiang di kepala rania. Gagal sudah pendiriannya. Bagaikan ditelan bumi. Bangunan itu runtuh perlahan.

Hening.

"Ran.." panggil ibnu yang di jawab deheman singkat dari rania.

"Kamu apa kabar.." sambungnya

"Baik.." jawab rania singkat

"Tapi aku gak baik gimana dong?.." ucap ibnu

"H-he?" rania menatap ibnu bingung.

"Cause i miss you.." ucap ibnu membuat pupil rania membesar seketika.

Hening~

"A-aku pulang duluan aja.." ucap rania gugup

Greep..

Rania terdiam.

Membatu.

Membeku.

Ditempatnya.

Bagaimana tidak. Karna ibnu memeluknya.

Yap.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang