Chapter 18

1.5K 130 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Akh! Sial!" Ucap ibnu sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

Ia sekarang berdiri di depan rumah sakit. Menatap sekitarnya mencoba mencari sesuatu. Orang yang dicintainya.

Ia merutuki dirinya. Berpikir keras bahwa ia benar-benar bersalah. Tapi ini bukan keinginannya.

"Nu..?" Panggil seseorang.

Membuatnya membalikkan badannya menatap Seorang gadis pucat lengkap dengan pakaian rumah sakitnya.

"Ibnu.. kamu kok ninggalin aku?.." yang ditanya masih saja membungkam mulutnya.

"Kamu dengerin aku gak sih?" Tambah gadis itu.

"Puas lo?" Jawab ibnu membara

"A-apa?" Ucap gadis itu gugup.

"Maksud lo apa tiba-tiba meluk-meluk kayak tadi hah?" ucap ibnu penuh emosi membuat wajah tampannya benar-benar menyeramkan.

"A-aku.. wajar dong? Karna aku kan tunangan kamu.." ucap gadis itu

"Cih.. tunangan?.. Lo denger ya.. yang tunangin lo sama gue itu bokap gue.. dan perlu lo garis bawahi.. Gue nolak dengan Keras Pertunangan ini! jadi kalau lo mau tunangan.. tunangan aja sama bokap gue gampangkan?.." ucap ibnu sambil berjalan menjauh.

Namun.

"I-ibnu.. sakitt.." Panggil gadis pelan. Sambil memegangi kepalanya.

Membuat ibnu menghela napasnya gusar. Mengacak rambut frustasi. Dan berbalik menuntun gadis pucat itu masuk kembali ke rumah sakit.

'Maaf queena'




♡♡♡





3 hari sudah rania mengurung dirinya di kamar berwarna hijau tosca miliknya.

Tidak masuk sekolah. Makan hanya saat mamanya atau abangnya mengantarkan makanan kekamarnya. Itu pun harus dipaksa. Barulah ia makan walaupun hanya beberapa suapan.

Membuat berat badannya turun drastis. Pipi gembulnya sedikit mengempis. Lingkaran hitam tercetak jelas di matanya. Bibir mungilnya yang merah menjadi pucat. Rania benar-benar jauh dari kata baik.

"Dek.. makan yuk?" Ucap bang ezza mendekati rania meletakkan nampan makanan lalu duduk dikasur adik kesayangannya.

Membuat rania mendudukkan badannya bersender di kepala kasur.

"Kamu kenapa sih?" Tanya ezza sambil mengelus-elus kepala rania sayang.

Sedangkan yang di tanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Hah~" membuat abangnya menghela napas gusar.

"Sebenarnya kamu kenapa sih dek? Bilang sama abang.. jangan bilang karna ibnu.. kalo iya.. biar abang Kasih dia pela-" belum selesai rezza berbicara rania memotong ucapannya.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang