02 | First Contact

13.1K 1.6K 118
                                    

Berjalan ke pelataran parkir, sebuah Maserati Hitam sudah menunggunya. Terrell, supir pribadi Arabella yang berkulit hitam itu sudah menunggunya dengan kedua tangan dilipat di depan tubuh.

"Apa hari anda menyenangkan, Miss?" tanya Terrell sembari membukakan pintu belakang untuknya saat Arabella sudah mendekat.

"Sangat menyenangkan, Terrell," jawab Arabella dengan nada yang sangat sarkastik sambil melangkah masuk ke dalam mobil.

Terrell mengangkat sebelah alisnya namun hanya tersenyum kemudian menutup pintu. Arabella yakin bahwa pria itu akan memberikan laporan kepada ayahnya karena meskipun Terrell adalah supirnya, namun tujuan utama seorang Stephen Collins memperkerjakannya adalah untuk memantau kegiatan putri satu-satunya.

Arabella tidak keberatan, sungguh. Jika hal itu bisa membuat orangtuanya lebih tenang akan keberadaannya dan tidak bertanya padanya di mana dirinya berada setiap saat, ia akan membiarkan Terrell mengetahui semua aktifitasnya.

"Antar aku ke kantor ayah, Terrell." Arabella berkata begitu mereka sudah keluar dari area kampus.

"Baik, Miss."

Jarak antara kampus dan kantor ayahnya tidaklah begitu jauh, namun karena sekarang merupakan waktu sibuk, jalanan padat dipenuhi oleh kendaraan dan pejalan kaki yang berlalu lalang di tengah kota London.

Setengah jam kemudian, Terrell mengendarai mobil memasuki basement sebuah gedung tinggi pencakar langit yang lebih dikenal dengan sebutan Maxwell & Collins Enterprise, salah satu perusahaan game terbesar di Eropa dan melahirkan banyak permainan digital populer.

Arabella langsung turun begitu kendaraannya terparkir dengan benar tanpa menunggu Terrell membukakan pintu untuknya. Dengan langkah kecil ia berjalan menuju pintu masuk dan menekan tombol lift, tahu tanpa menoleh bawah Terrell sudah berada tepat di belakangnya.

"Aku hanya akan berada di Coffeecorner, Terrell." Arabella memberitahunya.

Terrell menganggukkan kepala dan membiarkan Arabella naik sendiri ke lantai dasar. Pria itu lalu berjalan kemana pun ia selalu pergi untuk menunggu Arabella.

Arabella akan menunggu Stephen di kafe yang terletak di lantai dasar gedung ini, di mana ia biasa menunggu ayahnya untuk makan malam bersama jika ibunya memiliki pertemuan bisnis yang berlangsung hingga malam. Hal yang tidak sering terjadi namun sudah menjadi sebuah rutinitas berharga baginya. Dari sedikitnya quality time dengan orangtuanya, ini adalah salah satunya.

Memasuki Coffeecorner, pelayan yang sudah sangat mengenal Arabella dan kebiasannya, mempersilahkannya untuk duduk di salah satu kursi yang menghadap ke luar. Ia dikenal bukan hanya karena ia cukup sering datang ke tempat ini namun karena ia tidak lain adalah anak dari salah satu pemilik gedung ini.

Arabella memesan segelas Macchiato Vanilla favoritnya dan mulai mengeluarkan sebuah buku bacaaan. Selama satu jam kedepan, ia melewatkan waktu dengan membaca. Saat ponselnya berdering menandakan sebuah pesan masuk, Arabella sudah tahu bahwa itu adalah ayahnya. Pria itu memberitahu bahwa ia akan turun dalam beberapa menit dan untuk menemuinya di lobby pintu utama.

Dengan cepat Arabella bergegas menghabiskan minuman kemudian beranjak dari sana dan berjalan menuju pintu utama. Ia tersenyum kepada sekuriti yang menyapanya dengan ramah dan sempat bertukar sapa dengan resepsionis.

Arabella mengeluarkan ponsel dan menghubungi Terrell untuk bersiap-siap dan menjemput dirinya dan Stephen di lobby. Mematikan ponsel, matanya tidak memperhatikan kemana dirinya melangkah saat ia merasakan seseorang menabraknya sehingga ia terjatuh.

"Maaf!" seru orang itu sambil membantu Arabella berdiri. "Anda baik-baik saja?"

Arabelle mencoba untuk tersenyum meskipun ia merasakan pergelangan kaki kirinya sakit. "Ya, tidak apa-apa."

Good Girl Gone Bad [TMS #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang