Tidak lama, Arabella dapat mendengar suara percakapan antara Lincoln dan sebuah suara yang Arabella kenali sebagai suara seorang wanita.
Suara mereka semakin lama semakin kencang dan terdengar jelas, menandakan bahwa Lincoln dan tamunya sudah masuk dan sedang berjalan mendekati area dapur. Sejenak Arabella bertanya-tanya siapa pemilik suara merdu tersebut dan rasa penasarannya terjawab saat detik berikutnya seorang wanita berambut panjang digelung dengan postur tubuh tinggi ramping berjalan masuk.
Ucapan wanita itu terhenti di tengah-tengah saat menangkap sosok Arabella di sana. Keterkejutannya menghentikan apapun ucapan yang akan dilontarkannya. Jelas sudah bahwa wanita ini sama sekali tidak menduga kehadiran Arabella di dapur Lincon.
Mata wanita itu kemudian memperhatikannya dari atas hingga bawah, berlama-lama memperhatikan pakaian yang dikenakannya. Hal itu membuat Arabella mengerutkan ujung jemari kakinya dan berjinjit-jinjit kecil.
"Care to tell me what the hell are you doing with a girl?" Suara tinggi wanita itu menggema lantang memenuhi telinganya.
Great! Pikir Arabella. Ia tidak berharap mendapatkan masalah lain. Belum sempat ia mencari alasan untuk diberikan pada orangtuanya dan Terrell, Arabella harus menghadapi masalah yang datang dalam sosok wanita di hadapannya.
"Long story," gumam Lincoln cuek. Pria itu mengayunkan tangannya dari sosok Arabella ke wanita tersebut lalu kembali sembari mengenalkannya dengan cara singkat. "Arabella, Brittany. Brittany, Arabella," ucap Lincoln.
"H-halo," sapa Arabella canggung. Ia memandang Brittanya dan Lincoln bergantian, bingung harus bersikap bagaimana saat wanita itu hanya menatapnya dengan kedua alis mengerut dalam.
"Omong-omong." Lincoln menarik perhatian Arabella. Pria itu merogoh kantung celananya mengeluarkan sebuah benda pipih dan mengulurkannya kepada Arabella sambil berkata, "Ponselmu terus berdering semenjak satu jam yang lalu. Aku tidak mengangkatnya."
Mata Arabella membelak lebar. Ia lupa akan hal itu selama sesaat!
Arabella segera menyambar cepat ponselnya sambil mengumpat kecil. Ia memeriksa log panggilan dan melihat 37 panggilan tak terjawab. 12 panggilan dari Terrell, 20 panggilan dari orangtuanya, dan 5 panggilan dari Joshua. Ditambah lagi dengan serentetan pesan masuk yang ia yakini berasal dari keempat orang itu, Arabella percaya bahwa ia sudah berada dalam sebuah masalah besar.
Gawat! Ia benar-benar berada dalam masalah karena Terrell sepertinya mencari keberadaannya kepada Joshua dan sudah melapor pada ibunya. Tepat pada saat itu, ponselnya kembali berbunyi, hampir membuat Arabella menjatuhkan benda tersebut karena kaget.
Kali ini, nama ayahnya yang muncul di layar ponsel.
Arabella memejamkan mata dan mengumpat kecil. Tidak ada cara untuk menghindari ini dan Arabella tidak tahu harus mengatakan apa pada Stephen. Ia bahkan tidak berani mengangkat panggilan ini.
"Kau tidak akan mengangkatnya?" tanya Lincoln penasaran.
Arabella menghirup napas dan melepaskannya perlahan, baru setelah ia yakin dirinya siap, ia menggeser tombol terima dan menempelkan benda tersebut pada telinganya.
"Belle! Di mana dirimu?! Kenapa baru menerima panggilanku sekarang?!"
Arabella belum sempat menyapa dan Stephen lebih dulu mengeluarkan suaranya yang terdengar marah. Arabella yakin bahwa Lincoln mendengar jelas suara ayahnya yang keras karena pria itu menaikkan alis sebelah sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.
Lincoln bersandar pada konter dapur, terlihat ingin mendengarkan percakapan ini sementara Brittany meletakkan tas tangannya ke atas kursi dan duduk. Wanita yang tidak dikenal oleh Arabella itu pun turut menyimak percakapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl Gone Bad [TMS #2]
Romance[ON GOING] Copyright © 2017 | Anave Tj | All Rights Reserved No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, mechanical, electronic, photocopying, recording or otherwise without...