Lincoln memandang pantulan wajahnya di kaca. Rambut lebatnya tertata rapi dan jambangnya juga telah dicukur habis, membuatnya terlihat lebih muda malam ini. Melatih senyumannya, terlihat barisan gigi putih rapi di antara kedua bibir Lincoln yang merah ranum. Menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan, ia memastikan bahwa penampilannya tak bercacat.
"Seperti biasa, penampilanmu tak bercela," komentar Lincoln sambil mengusap dagunya sendiri.
Drake, salah seorang male escort di Eros, mencibir mendengar ucapannya.
"Kau harus mengurangi rasa percaya dirimu itu, Linc."
"Kenapa? Aku memang tampan dan menarik, Drake. Apa kau merasa tersaingi?"
Puas dengan ekspresi wajah Drake yang memandangnya tidak percaya, Lincoln mengancingkan jas dan menarik keliman bawahnya agar lebih rapi. Sempurna. Sekarang Lincoln sudah siap untuk bertemu dengan kliennya malam ini.
"Bukankah kau libur malam ini, Drake?" tanya Lincoln sambil mencuci tangan.
"Ya, tapi ada klien memberikan permintaan khusus untuk malam ini."
"Sylvania?"
"Nah, bukan. Mrs.Huillet."
Lincoln menoleh dan menaikkan sebelah alisnya tidak yakin dengan apa yang didengarnya. "Valentina Huillet? Bukankah dia adalah klien Jameson?"
Drake menghirup napas dalam dan dengan bangga berkata, "Mungkin ia sudah bosan dengan Jamie."
Kali ini Lincoln memutar tubuh menghadap rekan kerjanya itu. "Apakah Bos tahu?"
"Tentu."
Terdapat hukum tidak tertulis di Eros bahwa sesama escort dilarang memperebutkan klien kecuali hal itu merupakan permintaan dari klien mereka sendiri, yang biasanya jarang sekali terjadi. Dari sedikitnya kasus tersebut, terkadang masih terdapat perseteruan antara kedua escort yang bersangkutan.
Dan Lincoln memiliki firasat buruk tentang hal ini karena Jameson memiliki perangai yang buruk. Tidak ada yang bisa menebak apakah ia akan mencari gara-gara terhadap Drake atau tidak.
Tanpa memberikan banyak komentar, Lincoln menepuk pundak Drake dan berjalan keluar dari ruang ganti kelab. Dengan langkah tegap dan penuh percaya diri, ia melangkah menyeberangi ruangan yang redup dan ramai. Malam ini, Eros terlihat lebih ramai dari biasanya sehingga pendingin udara dinyalakan pada kapasitas maksimum.
"Kau terlihat semakin cantik, Kiera," ucap Lincoln mengecup punggung tangan seorang wanita yang sedang duduk sendirian di booth.
"Kau tahu aku tidak akan pernah termakan pujian kosong seperti itu, Lincoln. Kau sudah terlatih untuk menyenangkan semua klienmu." Wanita itu menjawab sambil tersenyum menggoda.
Lincoln meletakkan tangan wanita itu ke atas pundaknya dan merapatkan diri mereka, mengistirahatkan kedua tangannya pada pinggang Kiera. Dengan posisi wanita itu yang duduk di atas sofa booth, sangat mudah bagi Lincoln untuk memindahkan Kiera ke atas pangkuannya shingga tinggi mereka hampir sejajar dan Lincoln dapat menatap ke dalam mata Kiera.
"Tapi untuk malam ini, aku hanya ingin menyenangkanmu, Sayang," bisik Lincoln di telinga wanita itu.
Lincoln dapat mendengar tarikan napas Kiera dan tersenyum miring. Para wanita yang menjadi kliennya, memiliki satu persamaan satu dengan yang lain yaitu mereka adalah wanita kesepian. Tidak peduli meskipun mereka adalah wanita cerdas dan kaya, mereka selalu haus akan rasa perhatian dan pujian yang jarang sekali mereka dapatkan di luar sana.
Menyedihkan memang, tapi itu mempermudah pekerjaannya. Yang perlu Lincoln lakukan hanyalah mencurahkan seluruh perhatiannya pada mereka dan mengucapkan kata-kata yang ingin mereka dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl Gone Bad [TMS #2]
Romance[ON GOING] Copyright © 2017 | Anave Tj | All Rights Reserved No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, mechanical, electronic, photocopying, recording or otherwise without...