10 | Come to Her Rescue

7.4K 1.1K 55
                                    

Kiera terkekeh di bawah kelitikan bibir Lincoln. Wanita itu menelengkan kepalanya ke kiri, memberikan akses bagi Lincoln untuk mencumbu rahang, leher, hingga pundak telanjangnya. Kancing teratas pakaian yang dikenakan Kiera pun sudah terlepas menampakkan gundukkan lembut wanita itu.

Tugas Lincoln hanya satu yaitu untuk menyenangkan Kiera dan menuruti apapun permintaan wanita itu. Karena, hal lain apa lagi yang diharapkan dari seorang male escort sepertinya jika bukan untuk itu?

Lincoln akan mengambil waktunya dengan santai dan melakukannya dengan baik. Ia tidak merasa perlu terburu-buru karena di balik pintu ruangan ini, mereka memiliki privasi dan ketenangan bagi Lincoln untuk menjalankan aksinya.

Namun itu ternyata hanya sebuah harapan.

Kepala Lincoln terangkat saat seseorang mengetuk pintu ruangan VVIP dan mencoba untuk masuk. Awalnya, Lincoln berniat membiarkannya, berpikir bahwa siapapun itu salah ruangan. Tapi kemudian sebuah gedoran terdengar dari luar.

"Abaikan saja, Linc," ucap Kiera.

Kiera kembali menarik kepala Lincoln untuk turun sambil merebahkan tubuh mereka di atas sofa panjang dan cukup lebar untuk mereka berdua.

Perhatian Lincoln teralihkan untuk sesaat hingga suara Ian samar-samar terdengar dari luar.

"Linc!" seru Ian berhasil menembus ketenangan yang mereka miliki.

Lincoln mengangkat tubuhnya sedikit sementara Kiera memutar mata, kesal karena gangguan yang diterimanya.

"Maaf, Kiera," gumam Lincoln. "Ijinkan aku untuk mengecek apa yang diinginkan oleh Ian. Hanya sebentar, Sayang."

Kiera tersenyum masam sambil mengancingkan pakaiannya kembali. Wanita itu tidak berkata sepatah katapun dan hanya menyilangkan kedua kaki dan tangannya, memberikan isyarat pada Lincoln untuk segera membereskan apapun masalah yang ada di balik pintu.

Tanpa membuang waktu, Lincoln membuka pintu tersebut dan berhadapan langsung dengan Ian.

"Ada apa, Ian?" tanyanya pada pria yang beberapa tahun lebih muda darinya.

Ian termasuk male escort yang baru bergabung dengan Eros beberapa bulan yang lalu namun berhasil menunjukkan tanda-tanda kepopularitasannya. Dengan jas berwarna emas dan kancing kemeja yang dibiarkan terbuka, Ian terlihat sedikit eksentrik menurut selera Lincoln namun entah kenapa jenis pakaian tersebut selalu cocok jika dikenakan oleh Ian.

"Aku melihat Jameson menarik seorang gadis masuk ke ruangan sebelah," ucap Ian dengan suara yang sedikit dikecilkan khawatir seseorang akan mendengarnya.

Bagian atas kelab yang diisi oleh ruangan VIP dan VVIP memang tidak seberisik lantai bawah karena dilapisi oleh dinding kedap suara meskipun siapapun masih dapat merasakan deguman musiknya.

"Apa urusannya denganku, Ian?" Lincoln balik bertanya dengan suara yang sama kecilnya, tidak ingin Kiera mendengarkan percakapan mereka.

"Gadis itu sepertinya di bawah pengaruh obat, Linc."

Lincoln menghelakan napas. "Bukan urusanku, Ian. Kau juga seharusnya berhenti mengurusi urusan orang lain. Bukankah kau sebaiknya mencari klien sekarang?"

Dengan itu Lincoln bermaksud untuk menutup pintu dan menguncinya kembali namun Ian menahannya. Pria itu berkata, "Gadis itu bilang ia mengenalmu, Linc."

"Banyak wanita mengenalku, Ian, tapi tidak pernah ada gadis." Lincoln membalas dengan tidak sabaran. "Now, let go of this door."

"Namanya, Belle."

Good Girl Gone Bad [TMS #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang