Part 1. Awal Baru

3.7K 73 16
                                    

"Ya Tuhan, Jack, suruh Farah saja untuk menggantikan ku! Maksud ku... Kau tahu Jack. Rapat ini sangat penting. Aku takut akan semakin memperburuk keadaan. Yah.. Tentu kau tahu, perusahaan ini semakin memprihatinkan," terang seorang wanita dengan ekspresi kacaunya. Di depannya berdiri seorang pria yang bekerja sebagai sang sekretaris yang tetap setia mendengarkan kegelisahannya.

"Bukankah lebih baik kita menunggu keputusan tuan Andrew? Kurasa kali ini hanya dia yang bisa menentukan semuanya," lanjutnya dengan wajah putus asa. Lalu pria itu pun angkat bicara.
"Maaf nona, tapi beliau sudah memberikan tanggung jawab itu kepada Anda. Dan Anda tidak bisa menolaknya lagi. Maaf, tapi saya tidak berani melawan perintah dari tuan Andrew" ucapnya pelan lalu kembali menunduk sopan.

Wanita itu hanya membuang muka seraya menghembuskan napas gusar. Di acak rambutnya dengan pelan lalu kembali menghela napas panjang.
"Baiklah, Jack. Siapkan semuanya, aku akan menyusul 15 menit lagi," pria bernama Jack itu pun tersenyum tulus lantas membungkuk hormat dan berlalu meninggalkan ruangan. Sementara wanita itu kembali duduk di atas kursi nya dengan kasar.

Yah, dia adalah Stevany Evelyn. Seorang wanita cantik berumur 23 tahun yang baru 8 bulan bekerja di gedung tempatnya berada sekarang. Siapa sangka dengan kurun waktu secepat itu dia langsung di angkat sebagai derektur utama oleh tuan Andrew--adik dari pemilik perusahaan. Bahkan Vany masih mengingat dengan jelas bagaimana tatapan membunuh dari beberapa rekan kerjanya saat di ruang rapat ketika pengangkatan jabatannya saat itu.

Mereka tidak tahu saja, jika dirinya justru lebih syok mendengar hal itu dari pada mereka.

Dan lebih sialnya lagi, di hari pertamanya sebagai direktur, dia di kagetkan dengan kabar menghilangnya tuan Andrew secara tiba-tiba. Ia teringat terakhir kali mereka bertemu, tuan Andrew hanya mengatakan bahwa beliau ingin menikmati waktu-waktu santai di sisa hidupnya. Dan siapa sangka, sejak saat itu tuan Andrew langsung menghilang tanpa jejak.

Kini sudah 3 bulan berlalu. Dia harus di pusingkan dengan sekian banyak dokumen-dokumen yang selalu tertumpuk di atas mejanya. Menjalani hari-harinya dengan bertemu banyak klien setiap saat. Dan bahkan semakin di pusingkan dengan keadaan perusahaan yang semakin memburuk.

Berkali-kali Vany menarik napas panjang dan membuangnya perlahan-lahan. Dengan penuh keyakinan ia merapikan penampilannya dan bangkit lalu berjalan keluar dari ruangan. Semua pegawai saling membungkuk hormat ketika Vany berjalan menyusuri koridor menuju lift. Tanpa mereka sadari, Vany masih bisa melihat beberapa dari mereka saling berbisik-bisik membuat Vany bertambah risih.

Pintu lift pun terbuka, ia masuk di ikuti sekretarisnya yang berjalan di belakangnya entah sejak kapan, membawanya menuju lantai dimana ruang rapat berada.

Ting! Pintu lift kembali terbuka, dengan wajah sedikit tegang dia melangkah menuju pintu besar di ujung koridor. Jack, sang sekretaris pun terus setia mengekorinya dengan membawa dokumen-dokumen yang di perlukan.

Tibalah dia berdiri di depan pintu besar itu. Berusaha menetralkan napasnya dengan ekspresi campur aduk. Seorang pengawal langsung membukakan pintu itu untuknya. Dengan kaki gemetar dia memasuki ruangan itu yang langsung membuat jantungnya berpacu lebih cepat.
"Maaf lama menunggu. Ayo kita mulai!"

________________

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang