Part 7. Getaran Pertama

1.1K 42 4
                                    

Vany POV.

Sudah dua hari aku berdiam saja di dalam apartement ku. Dua hari pula aku tak berangkat ke kantor. Rasanya malas sekali melihat wajah pria gila, yang sialnya terlihat tampan itu. Ishhh!! Tampan apanya?! Nampaknya yang gila itu kau Vany!!

Aku sangat bosan sekarang. Selama tak bekerja, aku tak sedikitpun berniat keluar apartement. Dan sekarang, rasa bosan ku sudah di ujung batas. Rasanya ingin sekali kembali bekerja dan menjalani kegiatan seperti biasanya. Tapi, aku tidak ingin melihat wajah itu lagi. Apalagi sekarang aku harus jadi sekretaris pribadinya. Aku bingung, bagaimana bisa pamam Andrew memutuskan begitu saja semua ini. Apa lagi pria gila itu! Dia bahkan membuat ku semakin kesal.

Lebih parah lagi, jika aku berangkat kerja, kami harus satu ruangan!

Hahhhh... Ku hembuskan napas ku pelan seraya bersandar di sofa, menetralkan fikiran ku sejenak. Berharap semuanya lekas membaik. Semoga!

***

"Kyaa!! YA TUHAN!!"

Suara teriakan keras dari arah luar mengagetkan ku tiba-tiba. Tak sadar, ternyata aku ketiduran di sofa ini dari tadi.

Derap suara langkah saling bersahut-sahutan terdengar di balik pintu apartement ku. Di tambah keributan dari arah luar membuat rasa penasaran ku bertambah besar. Aku pun beranjak untuk memutar handel pintu, lalu mencondongkan kepala ku keluar....melihat apa yang terjadi.

Terlihat kerumunan banyak orang mengisi koridor apartement. Ku langkahkan saja kaki ku mendekati mereka.

"Astaga!! Dia harus segera di bawa ke rumah sakit!!" teriak seorang wanita yang tengah menggendong putranya yang berusia...ya sekitar 3 tahun mungkin.

Dahi ku mengernyit semakin dalam kala mencoba menerobos kerumunan itu.
"Permisi... Permisi paman, bibi...."

Semua orang di kerumunan itu saling memandang ke arah ku dengan tatapan yang sangat membuat ku merasa risih. Memangnya kenapa?

Entahlah. Aku terus saja berjalan ke arah sesuatu yang sedang mereka kerumuni. Tak tahu kenapa, rasa penasaran ku benar-benar besar sekarang. Seakan apa pun yang ada di depan ku ini adalah suatu hal yang harus dan patut untuk aku ketahui. Batin ku bahkan terus di penuhi tanda tanya.

Setelah susah payah aku menerobos kerumunan itu. Akhirnya aku tiba di depan sesuatu yang tengah mereka kerumuni. Ohh...sepertinya bukan sesuatu, tapi seseorang. Ada seorang pria berkemeja putih tergeletak di depan ku sekarang. Dari pakaian yang ia kenakan, jelas dia bukan orang biasa. Pakaiannya mahal!!! Bermerek pastinya.

Tubuh ku bergerak begitu saja untuk bisa melihat lebih jelas wajah pria itu. Karena posisinya sekarang sedikit miring ke kiri, sehingga aku agak susah melihat wajahnya. Aku pun berjongkok di dekat tubuhnya yang tergeletak. Aku bisa tahu, jika semua orang saling menatap ke arah ku. Biar saja lah!

"Nona mengenal orang ini?" ku dengar seseorang bertanya kepada ku. Aku pun mendongak untuk melihat siapa yang bertanya. Dia seorang pria memakai kemeja biru malam. Ahh... Aku ingat. Ternyata dia salah satu tetangga ku di apartement ini.

Tapi tunggu.... Sepertinya banyak dari mereka yang tidak ku kenal sama sekali. Yah... Walau belum lama aku tinggal di apartement ini, tapi aku cukup hafal dengan siapa-siapa saja tetangga ku. Kami sering berpapasan di koridor ini, dan sekarang, banyak dari mereka yang berwajah asing untuk ku. Lalu mereka itu siapa? Hemm... Entahlah! Untuk apa juga ku fikirkan. Mungkin mereka ada perlu di tempat ini.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang