Vany POV.
Ini sudah malam, dan dengan sangat-sangat terpaksa...aku kembali lagi ke dalam kediaman pria gila itu. Awalnya aku kira dia akan membawa ku ke villa nya lagi, dan ternyata aku salah.
Para pengawal gila nya itu menyeret ku memasuki mobil dan membawa ku ke mansion megah ini, lagi!Saat aku bertanya 'apa alasan dia terus saja menyekap ku seperti ini?' Dia dengan santainya menjawab jika itu semua bukan urusan ku. Menyebalkan!
Aku masih penasaran dengan kejadian siang tadi. Ketika aku di jemput oleh Alex dan kembali ke kantor setelah selesai makan siang di restoran dekat kantor.
Namun hal yang membuat ku bingung adalah ketika aku sampai di ruangan milik pria gila itu. Yah...ruangan itu sekarang juga milik ku, sih!
Aku bingung ketika melihat dia yang tiba-tiba saja berteriak cukup keras dan terlonjak di kursinya. Awalnya aku kira dia sedang bertengkar dengan seseorang, tapi saat aku amati, tidak ada siapa pun selain dia di ruangan itu.
Jelas sekali aku melihat wajahnya yang benar-benar kacau. Napasnya yang terengah-engah dan peluh yang bahkan membanjiri pelipis hingga kening nya.
Apalagi ketika Alex tiba-tiba menyuruh ku keluar dari ruangan itu. Semua nya membuat aku merasa...hanya diriku lah yang paling tidak tahu apa-apa di sini.
Sepanjang perjalanan pulang hingga malam ini pun pria itu terlihat lebih pendiam dari biasanya.
Kurasa aku perlu meminta penjelasan darinya. Agar aku tidak pusing lagi memikirkan semua hal bodoh ini. Ya...itu ide bagus!
Dengan penuh tekat aku mulai melangkah menuju kamar pria itu. Beberapa pengawal dan pelayan yang melintas selalu saja menundukkan kepala mereka ketika berpapasan dengan ku. Huh! Memang nya kenapa sih dengan mereka?
Cklek!
Setibanya di tempat yang aku tuju. Aku segera membuka pintu kamarnya tanpa berniat mengetuk nya terlebih dahulu.
Dan detik berikutnya, aku menyesali tindakan ku sendiri.
"Ya tuhan! BIANN!!!"
Aku berteriak cukup keras karena melihat pria itu baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan selembar handuk yang melilit di pinggang nya itu.
Ya tuhan! Wajah ku memanas sampai sekujur badan ku. Ku gunakan kedua tangan ku untuk menutupi mata ku yang baru saja sudah tidak perawan ini.
"Hei! Untuk apa menutupi mata mu seperti itu! Bukankah kau sudah melihatnya tadi? Ayolah, akui saja kalau aku terlihat begitu sexy di mata mu. Hmm?"
Dasar pria mesum!! Percaya dirinya tinggi sekali. Huh!
"Cepat kenakan pakaian mu, Bian!! Atau aku akan mencekik mu sekarang juga!!" Geram ku masih dengan menutup mata. Hanya saja kedua tangan ku sudah ku lepaskan dan kini ku gunakan untuk menunjuk lemari di sudut kanan ruangan.
Ku dengar pria gila itu tertawa begitu keras, memenuhi ruangam ini.
Dengan kesal aku berbalik dan berniat keluar dari kamarnya.
"Dasar munafik!"
Langkah ku terhenti, aku kembali menghadapnya, menatap nya tajam.
"Apa kata mu?! Aku munafik?" Kesal ku.
"Ya...tentu saja" jawabnya santai. Aku tidak terima! Dengan penuh amarah aku berjalan ke arah nya yang hanya diam di tempat.
"Heh! Bukankah yang munafik itu kamu?! Dasar setan mesum! Tidak punya perasaan!!" Aku menarik napas sebentar, berkacak pinggang tepat di depan nya lalu kembali melanjutkan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With(out) Love
Romance[18+] Seorang wanita cantik yang harus hidup yatim piatu sejak kecil, bahkan harus menghidupi dirinya sendiri dengan susah payah. Siapa sangka hidupnya akan berubah 180 derajat. Yah, dia bahkan tidak pernah membayangkan akan terjerumus dalam k...