Part 4. Mengejutkan

1.1K 51 4
                                    

Jam makan siang pun tiba. Namun Vany masih berkutik dengan laptop dan berkas-berkas yang bertumpuk di atas meja ruangannya.

Baginya, hari ini benar-benar penuh kesialan.

Walaupun sudah di sibukan dengan banyak pekerjaan, namun tetap saja kejadian pagi tadi terus terngiang di dalam otaknya.

Berciuman. Ciuman pertamanya dengan seorang pria. Pria konyol dan sangat menyebalkan. Dan itu sangat membuatnya kesal sekaligus merasakan hal aneh. Jantungnya selalu berdetak dengan cepat setiap mengingat manik indah itu. Entahlah, Vany bingung ada apa dengan dirinya.

Sepanjang hati, Vany terus merutuki pria yang bahkan tak di kenalnya itu.

Tidak peduli pria itu siapa, yang pasti karena kekonyolan pria itu Vany tak kuasa lagi menampakkan batang hidungnya di depan semua staf kantor.

Betapa kejadian itu cukup membuatnya menahan malu sepanjang hari.

Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu membuat Vany sedikit terhenyak dari lamunannya.

"Masuk!" ucapnya sedikit berteriak agar terdengar oleh orang di balik sana.

Pintu terbuka. Nampak Jack sang sekretaris melangkah mendekat.
"Maaf mengganggu anda, nona. Tuan Andrew ingin bertemu dengan anda"
Ucapan Jack langsung saja menghentikan kegiatan Vany. Masih menatap ke arah monitor. Vany memikirkan perihal apa yang membuat Andrew tiba-tiba ingin bertemu dengannya.

"Dimana beliau sekarang?" Vany bertanya tanpa menatap sang sekretaris.
"Beliau menunggu anda di ruangan samping, nona"

Vany terdiam. Kenapa harus di sana? Batinnya.

"Apa ada urusan tertentu? Kenapa harus di sana?" Jack pun menggeleng.

"Sepertinya tidak, nona. Saya lihat tuan Andrew seorang diri. Mungkin saja ada hal penting yang ingin beliau bicarakan dengan anda. Bagaimanapun ruangan itu kedap suara, jadi sangat aman jika di gunakan untuk membicarakan urusan penting"
Vany hanya bisa mengangguk-angguk membenarkan penjelasan dari Jack.

"Baiklah Jack, terimakasih"
Setelahnya, Jack pun undur diri.

Vany berusaha menenangkan dirinya. Menghela sedikit napas kasar lantas bangkit dan berjalan menuju pintu keluar.

Sejenak dia berhenti di depan pintu seraya menggenggam knopnya.
"Semoga saja semua orang sedang sibuk, dan mereka tidak perlu melihat ku. Vany berusaha meyakinkan dirinya dalam hati. Detik berikutnya ia memutar knop pintu dengan perlahan lalu mengamati keadaan di luar sana dengan kepalanya yang sedikit menyembul.

Ya tuhan. Dia bahkan bertingkah seperti maling di dalam kantornya sendiri.

Yes. Aman!

Secepat kilat Vany berjinjit ke arah pintu di sebelah ruangannya. Membuka pintu itu dengan tergesa-gesa dan segera masuk sebelum ada yang mengetahui.

Hosshhhh!!

Vany langsung bernapas lega setelah bersandar di balik pintu seraya mengelus-elus dadanya. Sangat bersyukur tidak ada yang menyadari beneradaanya tadi. Semua karyawan dan staf kantor lain sepertinya sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Setelah ingat dengan tujuan kedatangannya. Vany langsung menetralkan ekspresinya dan menatap ke arah depan. Dan, degh!!! Vany kaget ketika melihat seorang pria paruh baya tengah menatap ke arahnya.

Ya tuhan. Jangan katakan jika paman Andrew melihat tingkah konyol ku sejak tadi?! Astaga!! Benar-benar memalukan!!!

Vany merutuki dirinya sendiri dalam hati. Sudah pasti Andrew akan menganggapnya gila jika benar dia sudah melihat semua tingkah anehnya.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang