Part 6

649 86 8
                                    

Bel tanda pelajaran terakhir berbunyi nyaring. Siswa kelas 10 sebagian besar langsung menarik napas lega pelajaran hari ini berakhir. Hari ini pelajaran berakhir satu jam lebih cepat daripada hari Jumat biasanya. Hari Jumat minggu terakhir tiap bulan, siswa-siswa asrama diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing untuk menikmati akhir pekan bersama keluarga. Tidak setiap minggu mereka diperbolehkan pulang hanya sebulan sekali mereka boleh pulang ke rumah masing-masing.

Hyukjae dan Seungyoo sudah menyiapkan tas yang berisi pakaian yang akan mereka bawa pulang ke rumah masing-masing. Mereka selalu membuat kamar dua kali lebih berisik karena membereskan barang-barang mereka sambil bercakap-cakap hingga jauh malam. Biasanya Kyuhyun akan menimpuk kepala mereka dengan bantal kalau mereka tak juga berhenti bicara tentang senangnya pulang ke rumah.

Bagi Kyuhyun pekan terakhir tiap bulan adalah hari yang menyebalkan. Sudah tiga bulan ia tinggal di asrama sekolah dan tak pernah sekali pun ia pulang ke rumah. Bagaimana mungkin Kyuhyun pulang jika ayahnya saja tak mau lagi ia tinggal bersamanya. Pengaruh wanita yang akan jadi istri ayahnya itu ternyata sangat luar biasa. Ayahnya seakan-akan takhluk di bawah kakinya. Ayahnya percaya saja setiap kalimat yang diucapkan wanita itu. Mengabaikan semuanya, bahkan Kyuhyun, anaknya sendiri.

Tiga bulan yang seperti neraka. Ah, bukan tiga bulan, empat bulan tepatnya. Empat bulan setelah pertengkaran hebatnya dengan Sang Ayah. Empat bulan sejak, untuk pertama kalinya, ayahnya tak percaya lagi dengan kata-katanya. Empat bulan sejak ayahnya menyangsikan kejujuran anaknya sendiri.

Masih tercetak jelas di pikiran Kyuhyun, dua hari setelah ia mencuri dengar percakapan Kang Jin Ah dengan Kim Sun Yeon, ibu Ryeowook, ia mendatangi apartemen wanita itu. Kyuhyun tak suka berbasa-basi. Maka dari itu, ia langsung mendatangi Kang Jin Ah dan memintanya meninggalkan ayahnya dan menjauh dari kehidupannya.

Wanita itu merasa sangat kaget tentu saja. Ia tak menyangka Kyuhyun ada di tempat yang sama dengannya sore itu dan mendengarkan semua yang dikatakannya pada Kim Sun Yeon. Namun, bukan Kang Jin Ah namanya kalau ia menurut pada perintah anak kecil macam Kyuhyun. Wanita itu hanya berkata sinis dan menantangnya untuk bicara langsung pada ayahnya. Wanita itu ingin melihat siapa yang akan lebih dipercayai ayahnya, anaknya atau calon istrinya.

Kyuhyun tak percaya dengan apa yang diucapkan Kang Jin Ah. Mulanya Kyuhyun mengira kalau wanita itu akan merasa takut karena Kyuhyun telah mengetahui topeng yang dipakainya. Kyuhyun mengira wanita itu akan dengan sukarela meninggalkan ayahnya karena Kyuhyun akan mencegah pernikahan itu terjadi bagaimana pun caranya. Kyuhyun tak menyangka kalau wanita itu malah mengibarkan bendera perang.

Kyuhyun bertekad malam itu juga ia akan mengatakan pada ayahnya kebenaran tentang Kang Jin Ah. Mungkin ayahnya akan sangat terkejut dan terluka saat mendengar cerita Kyuhyun tentang Kang Jin Ah, tapi Kyuhyun yakin ayahnya akan baik-baik saja dan bisa melewati itu semua. Kyuhyun berjanji akan selalu ada di samping ayahnya, menguatkan dan menghiburnya. Namun, itu semua hanya ada di dalam angan-angan Kyuhyun saja.

Kenyataannya, ayahnya pulang lebih cepat hari itu. Sampai di rumah, ayahnya langsung naik ke lantai dua, ke kamar Kyuhyun. Menjeblakkan pintu kamarnya dengan kasar dan menampar pipi Kyuhyun untuk pertama kalinya. Kyuhyun hanya termangu melihat ayahnya yang murka. Panas di pipinya, bekas tamparan ayahnya, terasa perih. Ayahnya tak pernah menamparnya sebelumnya. Jika Kyuhyun nakal atau sering membantah, ayahnya hanya akan memperingatkannya dengan meninggikan nada suaranya. Tak pernah sekali pun ayahnya itu melukai fisiknya. Ini untuk yang pertama kalinya ayahnya melukai fisiknya.

"Katakan pada Ayah, apa yang kaukatakan pada Kang Jin Ah, hah?" teriak ayahnya dengan kemarahan yang tak bisa dibendungnya lagi.

Kyuhyun tak mampu menjawab pertanyaan ayahnya itu. Ia terlalu kaget. Kedatangan ayahnya yang tiba-tiba, pintu kamarnya yang terbanting terbuka, bahkan tamparan ayahnya membuat lidahnya kelu untuk menjawab.

UNTOUCHABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang