PART 13

674 93 30
                                    

Lee Hyukjae mengembuskan napas beberapa kali. Meredakan degupan jantungnya yang tak beraturan. Ia merapikan lagi pakaiannya dan juga rambutnya yang tak begitu berantakan sebenarnya. Ia pun melihat sekelilingnya. Melihat rival-rivalnya yang terlihat sama cemasnya dengan dirinya.

Lee Hyukjae saat ini sedang berada di aula sebuah universitas ternama di Seoul. Ia dan empat orang temannya, serta Guru Bong sedang berada di sana dan menunggu nomor mereka dipanggil.

Hari ini adalah seleksi awal tim dance Lee Hyukjae menunjukkan aksi mereka. Seminggu terakhir, Lee Hyukjae dan timnya sudah berlatih sedemikian keras. Mereka harus bisa lolos seleksi awal ini. Mereka harus menunjukkan aksi terbaik mereka dan membuat para juri terpukau sehingga mereka bisa memberi tiket ke babak selanjutnya pada tim Hyukjae.

Tak ada wajah-wajah tenang di antara mereka. Pelatih Bong bahkan sudah mondar-mandir ke sana-ke mari, memberi pengarahan pada anggota timnya, dan juga mengobarkan semangat dalam hati anggota timnya.

Tim Lee Hyukjae mendapatkan nomor undian 39. Mereka masih harus menunggu agak lama. Mungkin menjelang sore nanti tim mereka baru akan tampil. Meskipun demikian, Guru Bong sudah menyuruh mereka bersiap sejak pagi.

Lee Hyukjae berjalan berkeliling. Ia resah dan semakin khawatir kalau hanya duduk diam dan menunggu. Sekalian ia melihat-lihat persiapan tim lain. Mengukur sejauh mana penampilan rival mereka hari itu.

"Oh, halo, Lee Hyukjae! Tak kusangka akan bertemu kau di sini. Masih ingat padaku?" sapa seseorang pada Lee Hyukjae.

"Oh, annyeong, Inspektur Kim. Tentu saja saya masih mengingat Anda," kata Lee Hyukjae.

Inspektur Kim, seorang polisi yang amat dikenal Lee Hyukjae. Tahun lalu Hyukjae menghabiskan waktu hampir delapan jam dengannya. Ia harus menjawab berbagai pertanyaan tentang Kyuhyun dari Inspektur Kim.

"Ada keperluan apa Anda di sini, Inspektur?" tanya Lee Hyukjae heran.

"Aku mengantarkan adikku. Kau lihat gadis yanng dikuncir ekor kuda di sana itu, yang ujung rambutnya berwarna merah terang? Itu adikku," jelas Inspektur Kim.

"Selera adik Anda sangat berbeda jauh dengan Anda," kata Lee Hyukjae.

Hyukjae masih sangat mengingat jelas tentang Inspektur Kim. Ia orang yang kaku dengan cara bicara yang lambat dan penuh penekanan. Delapan jam bersama Inspektur Kim membuat Hyukjae berharap tak pernah bertemu dengannya lagi. Auranya terlihat dingin dan menyeramkan.

"Anda masih menyelidiki kasus Kyuhyun, Inspektur?" tanya Lee Hyukaje.

"Tentu saja masih. Itu PR terbesar yang harus aku kerjakan hingga tuntas. Sayangnya, kasus itu tidak mudah. Meskipun aku sangat mencurigai seseorang, namun aku tak bisa membuktikannya," jawab Inspektur Kim.

"Siapa yang Anda curigai?" tanya Lee Hyukjae ingin tahu.

"Itu rahasia pekerjaan, Lee Hyukjae. Aku tak bisa mengatakannya padamu," jawab Inspektur Kim,"Oh, ya, kau kelihatan akrab dengan Guru Bong. Orang seperti apa Guru Bong itu?"

"Dia guru yang sangat baik, Inspektur. Dia pelatih sekaligus panutan saya," jawab Lee Hyukjae.

"Begitu, ya? Apa dia juga baik dengan setiap anak atau hanya denganmu saja?" tanya Inspektur Kim ingin tahu.

Lee Hyukaje menatap Inspektur Kim. Ia tak tahu ke arah mana polisi itu menggiring pertanyaannya tentang guru Bong.

"Maksud Anda?" tanya Lee Hyukjae ragu.

"Maksudku apakah ia memang benar-benar bersikap baik dengan semua orang atau hanya pada orang tertentu saja ia menunjukkan sikap yang baik," jelas Inspektur Kim.

UNTOUCHABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang