2 Tahun kemudian.
Sella berjalan sendiri menuju rumah. Hari ini, Sella tidak dijemput Rai, karena Rai sedang sibuk-sibuknya di dalam ke-organisasi-an sekolahnya, entah itu band atau juga OSIS, Sella pun tidak mengetahuinya. Dan parahnya, Sella menghabiskan uang jajannya di sekolah, ia baru saja memasuki masa masa SMP. Tidak! Ia sudah berada di kelas 8 sekarang ini.
Kurang satu pertigaan lagi, Sella akan memasuki komplek perumahannya. Ia berjalan dengan menenteng tote bag dan buku paket di gendongannya, juga tidak lupa dengan tas punggung tentunya. Sungguh repot dengan barang sebanyak itu. Ditambah juga dengan terik matahari yang sungguh menyengat membuat Sella mengomel-ngomel di jalanan.
Saat hendak melewati rumah yang bersebelahan dengan rumahnya, Sella melihat seseorang yang barusaja keluar dari gerbang menjulang bercat coklat itu. Jacob, Jake, ia yang barusaja keluar dari gerbang tersebut.
"Jakeee...." Sella meneriaki nama Jake dengan lantang.
Jacob yang merasa ada seseorang yang memangila namanya pun menoleh. "Apa aku kata?" gumam Jacob pada dirinya sendiri.
Sella berlari kearah di mana Jake berada. Ia memukuli Jake dengan kedua tangannya setelah meletakkan barang bawaannya di lantai. Jake tidak menghindar, karena ia sendiri tidak tau jika hal tersebut akan terjadi. Dan ia harus pasrah menerima pukulan Sella sampai Sella puas memukulinya.
"Kau sungguh menyebalkan, Jake!" Sella masih terus memukuli Jacob dan Jacob tidak bisa mengelak.
Jacob hanya bisa meminta Sella untuk menghentikan pukulan tersebut. "Sel, Sella... Sella hentikan, Sel!" Jake terus berusaha melepaskan diri dari serangan Sella.
Tak selang beberapa waktu setelah Jacob menyeru kepada Sella untuk melepaskannya Sella pun berhenti memukuli Jake dengan nafas yang terputus-putus. Mungkin Sella lelah karena menguras seluruh tenaga yang ia punya untuk memukuli Jacob. "Kau sung... sungguh... menyebalkan." Sella masih saja memaki Jacob walau nafasnya masih belum teratur.
"Aduuuh... aduh. Kau sungguh keterlaluan Sel. Semua badanku sakit karnamu!" keluh Jacob
"Itu salahmu! Kenapa kau berbohong padaku, kenapa?" tanya Sella sarkastik.
"Berbohong? Apa pula?" Jacob bertanya dengan nada semacam kartun kembar dari Malaysia.
"Jangan pura pura nggak tau lo. Kenapa lo nggak mau ngajak gue pulang bareng? Sudah tau gue nggak punya uang. Kenapa?" Sella mulai menggunakan bahasa gaulnya.
"Itu... itu... itu aku...."
"Jangan banyak alasan!" kata Sella galak, "sebagai gantinya, bawa semua barang-barang ini ke rumah gue. Buruan!" Sella melenggang meninggalkan barang yang ia letakkan di lantai sebelum ia hendak memukul dan memaki Jacob. Sella juga meninggalkan Jacob yang menganga mendengar perintah Sella barusaja.
"Sel, gue ada perlu. Nggak bis... "
"Jangan banyak omong deh. Buruan!" Sella memotong ucapan Jacob saat Jacob hendak memberikan sebuah alasan tanpa melihat kearah Jacob.
Jake menuruti apa permintaan Sella. Apalagi yang harus Jacob lakukan selain ia memunguti barang Sella dan berjalan mengikut ke belakang Sella yang berjalan menuju rumahnya. Tidak lupa dengan mulut yang komat-kamit, menggerutu pada Sella.
Sella telah memasuki rumah megah keluarganya. Tanpa mengucapkan salam ia merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk disusul dengan datangnya Jacob setelah itu. Sella menghela nafas panjang, setelah itu mengambil remot tv dan menyalakan tv untuk melihat film Barbie yang ditayangkan oleh stasiun tv Indonesia. "Kaaan... ini semua gara gara lo Jake! Gara gara lo." Lagi lagi Sella mengumpat pada Jake, sebab film Barbie itu telah selesai.
YOU ARE READING
Gamers?
Teen FictionVicella, terkenal dengan sapaan Sella. Gadis cantik yang ingin menjadi seorang model atau artis. Gadis yang suka melakukan perawatan dengan game koleksinya. Gadis yang juga terkenal dengan sebutan 'Gamers Cantik Idaman'. Sampai dia bertemu dengan...