24 November 2016

58 3 6
                                    

M E N C I N T A I M U ( S A N G A T )
H A D I R L A H  K A R N A
H A T I MU

Pagi ini aku membutuhkan amunisiku, yaa amunisiku adalah suaramu.

Aku memintamu dengan sangat untuk mengirimkan amunisiku untuk aku menjalani hari ini, untuk mengkuatkan aku selagi menunggumu.

Memohon dan memohon, yang pada akhirnya kamu tak memberiku amunisiku itu. Hanya karna aku tak mengirimkan suaraku juga.

Tidak, aku bukan tidak mengirimkannya. Bahkan sudah aku kirimkan, tapi apa daya menurutmu itu tidak termasuk atau mungkin kurang.

Tak apa kalau kamu mengganggapnya seperti itu, yang terpenting adalah janjiku kepadamu untuk mengirimkan suaraku beserta nyanyianku dan gitarku sudah ku kirimkan kepada kamu yang ku tuju.

Hingga akupun menyerah dan tak bisa memaksamu untuk memberi amunisiku itu, tak apa. Semoga aku masih punya sebagian amunisiku yang kamu beri semalam.

mendengar suaranya pun rasa rindu yang menggebu itu seketika hilang seperti seharian bertemu dan berbincang dalam pembicaraan yang seru.

Kamu selalu berhati-hati lah dari hal kecil, sekalipun itu kamu akan pergi mandi.

Kamu bertanya :
"Kenapa aku harus berhati-hati saat mandipun ?"

Aku menjawab :

Aku tak mau ada yang lecet sedikitpun denganmu, karna kamu kepunyaanku. Walaupun itu air, tetap kalau dia membuatmu lecet akan aku minum itu air. Biar tahu, dia sedang berhadapan dengan siapa.

Kamu bertanya :
"Emang berhadapan sama siapa?"

Aku menjawab :

Dia akan berhadapan dengan aku yang mencintaimu (sangat)

Aku takkan lagi membuat perbincangan kita menjadi dingin, kaku, dan tak asik. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk membuat pembincangan kita menjadi hangat, penuh tawa darimu, dan tak membuatmu bosan atas diriku.

***

Di tinggal kembali, tak apa. Pagi hari ini kamu sudah berbincang dengan diriku meluangkan waktumu di sela-sela mengerjakan tugasmu , aku merelakan siangku untuk dia yang sedang melakukan aktivitasnya. Tak apa, karna aku mencintaimu (sangat).

Kita saling merindu, aku rindu kamu. Kamu rindu aku, rindu rindu rindu.
Rindu di tingkat lebih atas dari pada kangen, itu menurutku. Tak tahu menurutmu, kita berbeda.

Hey rindu sudah sore, aku merindukanmu. Kabari aku.

***

Ahh penantianku berakhir, setiap kamu kembali kepadaku dan mengabariku. Aku selalu bilang
"ahh penantianku berakhir".

Lalu kamu bilang bahwa "kamu juga merindukanku dan makasih tlah menungguku", tapi kata mu. "Gatau di tunggu apa tidak".

Aku tersenyum.

Tak apa, jika kamu menganggapku menunggumu. Tak apa, dan juga jika kamu menganggapku tidak menunggmu. Tak apa, karna hanya aku yang tahu bagaimana aku.

Misi Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang