dua

10.2K 1.1K 85
                                    

"Break!"

Wendy bernapas lega saat Sehun menyerukan satu kata yang sangat berarti itu. Ia segera menidurkan dirinya diatas lantai dengan napas yang masih tersengal-sengal. Bagaimana tidak? Setelah mendapatkan jatah istirahat 10 menit  sejam yang lalu baru sekarang dia mendapat waktu istirahat lagi. Ditambah lagi gerakan gabungan yang ternyata benar-benar menguras energi.

"Wendy, kau harus tingkatkan ketepatanmu. Kau'kan juga pandai menyanyi, seharusnya kau tahu ketukan dimana gerakan akan berganti," celetuk pelatih Son disaat Wendy ingin beranjak dari posisinya. Pria yang sudah berkepala tiga itu berjalan menghampiri Wendy.

"Dan...tolong fokus jika sedang latihan. Aku perhatikan setelah kau mendapat telepon dari temanmu tadi kau jadi kehilangan kefokusanmu."

Wendy berdiri lalu membungkuk 90° pada pelatihnya. "Maafkan aku, pelatih. Aku benar-benar minta maaf," ujar Wendy penuh penyesalan.

Wendy tahu betul yang dimaksudkan pelatihnya ini adalah setelah Jongin meneleponnya. Dan yang membuat Wendy tak fokus adalah objek yang mereka bahas tadi.

"Suga ada di Seoul!"

"Apakah mungkin dia sudah memiliki anak?"

Perkataan dan pertanyaan Jongin yang satu itu membuat Wendy syok selama beberapa menit. Pria yang pulang ke Daegu beberapa tahun lalu itu kembali ke Seoul bersama seorang anak? Oh, bahkan rasanya Wendy tak ingin percaya hal itu.

Disatu sisi Wendy senang karena Suga kembali. Namun, disisi lain wanita itu enggan untuk berbahagia ria ketika ternyata pria pujaannya itu bersama seorang anak yang tidak Wendy ketahui statusnya.

Anak kah? Kemenakan kah?

Hal itu lah yang kembuat Wendy terus memikirkannya bahkan saat ia harus membagi pikirannya dengan gerakan-gerakan dance. Seakan terjadi kekacauan didalam otaknya dimana kubu A dan kubu B saling memperebutkan kemenangan. Pemenangnya akan menjadi suatu hal yang dipikirkan Wendy.

"Son Wendy!" satu teriakan keras yang berasal dari mulut seniornya--Hyoyeon membuat Wendy tersentak dari lamunannya. "Aish, apa yang kau pikirkan dari tadi, huh? Pelatih sejak tadi menyerocos dan kau tak mendengarnya?" lanjut wanita dengan rambut sepanjang leher itu.

"Aku minta maaf, seonbaenim. Eum, pelatih, apa aku boleh izin pulang? Aku mendadak tak enak badan." Wendy mencari alasan agar dirinya dapat pulang lebih awal. Dia tak ingin berada di tempat latihan saat pikirannya tak fokus pada dance. Toh, yang ada justru dia akan menimbulkan masalah.

Pelatih Son awalnya ragu karena ia bisa membaca mimik wajah Wendy. Dia tahu perempuan itu sedang berbohong. Namun, saat ia juga bisa membaca maksud kebohongan Wendy dirinya pun mengangguk. Memberi izin Wendy untuk pulang lebih awal.

"Terima kasih, pelatih!" Wendy tersenyum lalu bergegas mengemasi barang-barangnya. Setelah semua usai, Wendy pamit kemudian keluar meninggalkan studio dance milik kampusnya.

Wanita itu berjalan menuju parkiran sembari mencari nama Jongin di kontaknya. Begitu dapat ia cepat-cepat menekan tombol dial pada layarnya lalu menempelkan layar ponselnya tersebut ke telinga.

"Waeyo?"

"Aku sedang menuju rumahmu. Tunggu aku, okay?"

❤❤

Jongin memakan cikinya dengan santai sambil memperhatikan Wendy yang tengah berbicara. Pria itu tahu bahwa dirinya akan mati kebosanan karena mendengar semua ocehan dan hipotesis yang terlalu banyak.

Suga dijodohkan lah. Suga menikahi kekasihnya lah. Anak kemarin adalah keponakan Suga lah.

"Atau mungkin anak itu salah satu anak tetangga Suga?"

Mommy | WenGa (II) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang