tujuh

6.3K 836 18
                                    

"Hah? Yang benar? Ckck, aku terkejut." Eunji kembali melahap sesuap nasi ke dalam mulutnya sembari menatap Wendy penuh penasaran. "Lalu, kau bereaksi seperti apa?" tanyanya setelah menelan satu suap nasi tadi.

Wendy menghela napas. Ia menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal. "Ya, aku bilang tidak mungkin. Kau bayangkan saja lah. Ia baru kehilangan Ibunya seminggu yang lalu dan ia meminta Ibu baru seminggu kemudian?"

"Iya,sih. Tapi, bukannya itu peluang? Kau bisa kembali bersama Suga tanpa harus kerja keras mengejarnya lagi," ujar Eunji.

Wendy terdiam. Apa yang Eunji katakan barusan memang ada benarnya. Hanya saja, untuk saat ini Wendy belum benar-benar berpikir untuk hal seperti menikah. Dia hanya ingin fokus pada kuliahnya.

Apalagi jika harus menikahi seorang duda beranak satu? Wendy pastinya akan lebih repot.

Disela-sela keheningan mereka berdua, muncul dua pria lainnya yang berjalan beriringan menghampiri mereka. Siapa lagi jika bukan Jongin dan Hongbin?

"A-yo, guys! Jongin in da house!" Jongin seketika membuat Eunji tertawa cekikikan dan membuat Wendy ingin melemparinya dengan sneakers yang ia pakai sekarang.

"Stop sok Inggris, Jong. Bahasa Inggrismu cetek dibanding Wendy," celetuk Hongbin lalu mengambil tempat duduk disamping Eunji. Diikuti Jongin yang duduk disamping Wendy.

"Apa, sih? Bilang saja kau iri kemampuanku lebih bagus darimu. Jangan bawa-bawa Wendy." Jongin membalas perkataan Hongbin dengan tampang sok 'sombong'nya. Ia lantas menjulurkan lidahnya pada Hongbin.

Wendy hanya menggeleng-geleng pelan. Ini yang terjadi jika Jongin selalu dipertemukan dengan Hongbin. Bertengkar tidak ada habisnya.

Seharusnya dia tak mengajak Jongin dan Hongbin ke cafe Eunji untuk meminta saran. Karena yang ada Wendy justru membuang tenaganya hanya untuk memarahi dan menghajar kedua laki-laki itu.

"Stop it, guys. This is not the right place to fight." Wendy mencoba melerai adu cek-cok antara Hongbin dan Jongin. "Eunji, bilang kekasihmu agar jangan mencari gara pada orang, khususnya Jongin," lanjut Wendy.

"Tuh, bahasa inggris yang benar seperti itu! Bukan abal-abal sepertimu," celetuk Hongbin.

"Loh, aku'kan sedang proses! Kenapa kau sewot?" Jongin bersungut kesal.

"Aku tidak sewot, kok. Aku hanya bilang bahwa kemampuan Wendy sangat bagus!"

"Sebelum menjelekkanku, sadarlah kemampuanmu jauh dibawahku!"

"Hey, kau mengejek seorang Lee Hongbin?!"

Tuh'kan, apa aku bilang. Seharusnya dari awal tak ku ajak mereka berdua kemari.

❤❤

Suga terbangun dari tidur lelapnya ketika aroma sandwich menusuk hidungnya. Semalam ia harus lembur sampai jam 3 pagi, dan dirinya baru bisa tertidur pukul 6 pagi.

Pria itu lantas membuka matanya. Ia menggeliat sejenak lalu bangun dari posisi tidurnya. Matanya melirik jam dinding yang menempel diatas pintu kamarnya.

1.15 Siang.

Sial, sejam lagi dia ada pertemuan dengan Yoon corp. dan dia baru saja bangun. Belum lagi berkasnya belum ia siapkan, biasanya Suga butuh agak lama untuk mengurus semuanya.

Cklek

Kepala Suga menoleh ke arah pintu saat pria tersebut mendengar bunyi pintu terbuka. Dia lantas tersenyum saat melihat sosok anak kecil berdiri diambang pintu kamarnya sambil tersenyum lebar. Dia, Min Yoonji.

"Ayah, ayo, hari ini kita pergi makan es krim lagi!" Yoonji berceletuk sembari memasuki kamar Suga dengan setengah berlari menghampiri pria itu.

Suga yang mendengar permintaan putrinya itu langsung menghembuskan napasnya kasar. "Hari ini, ayah harus kerja lagi. Yoonji bisakan pergi dengan nenek?"

"Andwae! Aku mau dengan ayah! Ayolah, ayah, hari ini saja. Ku mohon," Yoonji memasang tampang memelasnya pada Suga. Sungguh, akhir-akhir ini ia ingin menghabiskan waktu dengan Suga, tetapi pria itu terlampau sibuk sehingga sering meninggalkan Yoonji.

Suga tetap tak bisa. Kalau ia bolos hari ini, tamat sudah riwayatnya.

"Yoon, ayahㅡ"

"Sudahlah, aku tahu ayah tidak akan bisa." Dengan tampang cemberut, Yoonji berjalan meninggalkan kamar Suga.

Yoonji tidak cengeng. Namun, gadis belia itu sangat tahu kondisi dimana ia harus menangis dan kondisi dimana ia harus terlihat biasa-biasa saja. Yoonji belajar dari Ibunya.

Kini, Suga merasa menyesal. Pria itu benar-benar sedih melihat putrinya murung seperti itu.

"Haruskah aku hubungi Wendy lagi?"

Pria itu meraih ponselnya yang terletak diatas nakas. Setelah membuka lockscreen, ia segera menekan dial nomor ponsel Wendy. Lalu, ia tempelkan layar ponselnya ke telinga kanannya.

Tak lama terdengar suara dari seberang sana.

"Wendy? Apa kau ada kelas hari ini?"

"Sudah selesai. Kenapa?"

Suga lantas tersenyum senang. "Bisa kau datang ke rumahku? Aku butuh bantuanmu."

"Apa ini soal Yoonji? Mengajaknya pergi?"

"Kau sudah pintar rupanya," gurau Suga.

"Kurang ajar. Ya sudah, 15 menit lagi aku sampai di rumahmu."

Suga pun langsung mematikan panggilan tersebut. Ia segera berbenah dan bersiap-siap.

❤❤

Wendy dengan tergesa-gesa menuju parkiran kampusnya. Setelah menerima telepon dari Suga, wanita itu langsung berlari meninggalkan Eunji dan Hongbin di kantin. Ia bahkan sampai lupa bahwa hari ini gilirannya untuk mentraktir sepasang kekasih itu.

Begitu dapat mobilnya, Wendy segera membuka kunci mobilnya lalu masuk ke dalam mobilnya. Ia segera menyalakan mesin mobilnya kemudian mulai mengendarai kendaraan beroda empat tersebut.

Sepanjang jalan pulang, Wendy tak henti-hentinya mengumpat pelan. Bukan, ia bukan mengumpat karena dimintai tolong oleh Suga. Ia mengumpat mengingat kelakuan dua temannya di kantin tadi.

Bermesraan dihadapan seorang jomblo.

"Awas, kalian. Kalau aku dapat yang baru, akan ku bikin iri kalian."

"Dasar babon dan simpanse!"

"Ah, sialan! Andai dulu aku mengejar Hongbin pasti sekarang aku tidak jomblo!"

"Calm down, Wendy."

Wendy bahkan berbaik hati memberikan julukan baru pada dua temannya itu.

Babon untuk Hongbin dan simpanse untuk Eunji.

What a nice friend!

CIIIIT

DUARRR

Wendy segera menolehkan kepalanya cepat ketika ia mendengar suara mengerikan yang begitu besar. Namun, wanita itu lupa bahwa ia masih berada didalam mobil dan mengendarai mobilnya.

Yang terjadi selanjutnya adalah terdengar suara mengerikan yang sama berasal dari mobil Wendy dan mobil lainnya.

Mommy | WenGa (II) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang