enam

7K 946 31
                                    

Wendy mendudukkan dirinya di kasur ketika jarum jam menunjukkan pukul satu dini hari. Wanita itu terbangun setelah mengalami mimpi buruk. Dan anehnya mimpi itu menceritakan tentang Suga yang bertransformasi menjadi saudara valak entah siapa. Bahkan kalau boleh jujur, Suga lebih mengerikan dari valak bagi Wendy.

Wanita itu pun tertawa mengingat mimpinya kembali. Sekarang ia merasa justru mimpi yang ia alami itu lucu bukannya mengerikan. Toh, Suga memang tidak beda jauh dari tokoh-tokoh mengerikan yang ada di film horor.

Tawa Wendy mereda bersamaan dengan lampu diseberang kamar Wendy menyala. Ah iya, Wendy lupa menutup gorden sebelum tidur jadi wanita itu bisa melihat secara langsung ke arah kamar Suga.

Ah, kalau mengingat Suga, Wendy jadi teringat Yoonji yang mengigau dan meminta Ibu. Wendy juga baru tahu bahwa istri Suga yang juga Ibu kandung Yoonji itu meninggal seminggu yang lalu.

"Bahkan anak kecil pun mau kau jadi Ibunya."

Wendy segera menggeleng-gelengkankan kepalanya ketika perkataan Irene beberapa jam yang lalu terlintas. "Kuliah saja masih malas-malasan begini bagaimana bisa jadi seorang Ibu?"

Ia beranjak dari kasurnya lalu mendekati jendela kamar. Dibukanya jendela kamar tersebut kemudian berpangku dagu pada bibir jendela sembari menatap ke arah kamar Suga.

Kalau ku panggil, dia nyahut tidak, ya?

Wendy terdiam sejenak. Dia pun mencoba memanggil pria beranak satu itu.

"SUGA!"

Wendy kontan menutup mulutnya saat sadar bahwa suaranya begitu besar. Apalagi sekarang masih banyak orang yang sedang tertidur.

Beberapa menit menunggu tidak ada tanda-tanda bahwa pria bernama Suga itu akan menyahut balik atau setidaknya menampakkan dirinya. Wendy pun mulai menutup jendela sampai akhirnya sebuah suara mengintrupsi gerakannya.

"Apa?"

Mata Wendy membulat lebar, tidak menyangka bahwa ternyata Suga akan menyahuti panggilannya. Wanita itu tersenyum manis.

Ah, rasa-rasanya seperti kembali ke masa SMA dulu.

"Kau tidak tidur?" tanya Wendy.

"Belum. Masih banyak kerjaan yang harus aku selesaikan. Kau sendiri?"

Seketika Wendy teringat mimpinya tadi. Tawanya pun kembali meledak saat itu juga, membuat Suga menatapnya kebingungan.

"Kau baik-baik saja? Kau tidak dirasuki setan'kan?" Suga bertanya lagi.

Wendy segera menggelengkan kepalanya. "Aku tiba-tiba teringat hal lucu saja," ujarnya. "Aku terbangun karena mimpi buruk tadi."

Suga hanya mengangguk saja.

"Apa Yoonji masih tidur?" tanya Wendy.

"Ya. Anak kecil itu akan bangun subuh hari dan minta diputarkan film barbie."

Wendy mengangguk sambil ber-oh ria. Matanya melirik ke arah jam. Sudah pukul setengah dua dan ia sama sekali tak rasa mengantuk.

"Wen!" panggil Suga. "Maafkan perkataan Yoonji tadi. Dia tak benar-benar serius mengatakannya," lanjutnya.

"Tak apa. Aku tak ambil serius, kok. Toh, mungkin karena dia hanya kesepian dan butuh sosok Ibu."

Lagi, Suga hanya mengangguk.

Hening kemudian menyelimuti keduanya. Namun, mereka berdua masih betah di posisi masing-masing. Wendy yang berpangku dagu dan Suga yang berpangku tangan. Oh, jangan lupakan, tatapan yang tidak lepas sejak tadi.

Mommy | WenGa (II) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang