Chapter 11 [√]

3.9K 172 6
                                    

Happy reading...

****

"Kamu boleh dekat dengan siapapun, asal jangan dihadapanku. Aku tidak pandai menyembunyikan rasa cemburu"

***
Arka masih bergulat dengan pikirannya, bahkan sekarang pikirannya sering bertanya tentang banyak hal yang tidak Dia ketahui jawabannya.

Apa Dia keterlaluan?

Apa Dia salah?

Kenapa Dia bisa marah?

Gimana keadaan Raina?

Kenapa Dia peduli?

Itulah kira-kira pertanyaan yang muncul di dalam pikiran Arka.

"Aarrrrggg!! kenapa sih ni otak kepikiran mulu? pusing Gue!" Teriak Arka frustasi

Arka terduduk di lantai kelas dan tak terasa ia menangis dalam diam, Dia mengabaikan tatapan orang-orang padanya.

***

POV Raina

Gue buka mata Gue perlahan-lahan, cahaya langsung masuk ke indra mata Gue dan Gue lihat ruangan yang gak asing, mungkin ini UKS.

"Ko Gue disini?" gumam Gue pelan.

Gue nengok ke arah samping dan mata Gue langsung nangkap sosok seseorang yang tertidur di samping Gue, Gue tahu orang itu Daavid meskipun Gue gak lihat wajahnya. Dia orang yang pernah sangat istimewa di hati Gue, sosok cinta pertama dan juga luka pertama. Jadi,mana mungkin Gue gabisa mengenali Dia.

"Vid bangun" ucap Gue sambil menepuk puncak kepalanya.

Dia menggeliat dan menatap Gue dengan mata yang terlihat masih mengantuk.

"Lo udah sadar?" Tanyanya.

Gue hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Mau minum?" Tanya David lagi.

"Ga usah, aku mau ke kelas aja" ucap Gue yakin.

"Ya udah ayo Gue bantu" ucap David.

Gue bangkit secara perlahan, tubuh Gue sepertinya sangat berat untuk digerakan. Bahkan untuk berjalanpun Gue harus dipapah oleh David.

"Rain" panggilnya.

"Hm?" Jawab Gue sekenaknya.

"Lo panggil Gue Davi aja biar kaya dulu" pinta David.

Gue menghentikan langkah dan menatap David. Memori masa lalu itu masih belum bisa Gue hilangkan sepernuhnya.

"Kaya dulu?" Tanya Gue.

"Iya" jawab nya singkat.

Gue mengangguk dan kembali melangkah dengan pikiran yang mulai berjalan kembali ke masa lalu.

Flashback

Aku berjalan di taman belakang sekolah, tempat ini begitu nyaman apalagi dalam keadaan sekolah masih sepi karena ini masih jam 5 pagi. Mungkin masih sangat terlalu pagi.

"Rain" panggil suara berat yang aku kenal.

Aku membalikan badan dan tersenyum senang melihat David, seseorang yang menjadi alasanku berangkat sekolah sangat pagi.

"Hai pangeran kodok... sini" panggilku

Dia menatap tak suka, Tapi ia tetap menghampiriku.

"Rain jangan panggil Aku pangeran kodok dong..." ucapnya sedikit merajuk

"Oke... kalo gitu Aku panggil kamu Davi gimana?" Tanyaku

RAINKA - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang