Prologue

233 12 4
                                    

Seorang pemuda berjalan tergesa-gesa di lorong istana. Kemarahan menguasainya, jantungnya berpacu dengan cepat, pikirannya dipenuhi oleh kata-kata.

Sampailah ia di depan pintu besar. Ia menghembuskan napasnya kasar, lalu membuka pintunya dengan kasar pula. "Ayah!"

Pria yang dimaksud melonjak kaget karena suara dobrakan pintu juga teriakan yang menyertainya. "Bisakah kau mengetuk pintu dahulu? Apa perlu Ayah kembali mengajarkanmu tatakrama?"

"Apa yang Ayah lakukan?!" Pemuda itu tidak mendengarkan celotehan sang Ayahanda.

Sang Pria mengangkat sebelah alisnya menuntut penjelasan.

"Pertunangan? Gillian?!" Pemuda itu menaikan nada bicaranya.

"Oh, kau sudah mengetahuinya. Tadinya aku berencana untuk memberitahumu esok hari," Sang Raja mengangkat bahu, "tapi nyatanya kau sudah tahu"

"Mengapa? Mengapa kau melakukannya?!" lagi-lagi ia berteriak.

"Sudah ayah bilang, kau itu adalah putraku satu-satunya yang kelak akan menggantikan posisiku sebagai raja disini. Maka dari itu ayah akan menjodohkan mu dengan putri dari kerajaan lain agar kerajaan kita semakin maju dan ini akan sangat menguntungkan bagi kita, kau tau?!" Sang Raja mulai geram dengan putranya yang membantah perintahnya.

"Aku tidak setuju, Ayah!"

***

2 weeks later

"Hieeyaaa...." ucapnya ketika sang kuda akan meloncati rintangan dihadapanya.

Shane, pemuda berusia 21 tahun yang memiliki keahlian berkuda diatas rata-rata, sehingga ia diberikan kehormatan untuk melatih para keluarga kerajaan dan para pasukan elit kerajaan berkuda. Ia bersahabat dengan Mark sejak kecil.

Shane yatim piatu, kedua orangtuanya meninggal saat kebakaran besar-besaran terjadi di negeri tempat ia dilahirkan. Ia ingat betul akan peristiwa yang telah merenggut kedua orangtuanya juga kasih sayang mereka yang seharusnya ia dapat kan di usianya.

"Shane!" seru Mark yang berlari ke arahnya.

"Hei Mark," Shane melompat turun dari kudanya lantas menghampiri Mark di pinggir lapangan.

"Kau harus membantuku, Shane!" Mark mengguncang badan Shane.

"Apa yang harus aku lakukan?" Shane melepaskan tangan Mark pada pundaknya, merasa risih dengan apa yang Mark lakukan.

"Kabur," ucap Mark yang sekarang tampak lebih tenang.

"Ka-kabur?" tanya Shane tak percaya. Masalahnya ini pertama kalinya ia mendengar sebuah permintaan dari Mark, dan bukan perintah.

"Yep, kabur dari calon tunanganku. Dan juga aku tidak menduga bahwa hari ini pelaksanaan pertunangannya! Dan yang lebih parah lagi--"

"Tunangan? Sejak kap--"

"Shane! Mark!" seru seorang gadis yang memotong ucapan Shane sekaligus membuat keduanya terdiam.

"Hi, Gilly!" Shane melambaikan tangannya pada gadis itu.

"Kau bodoh!" umpat Mark menatap Shane tajam.

"Apa?" tanya Shane polos.

"Dialah calon tunanganku!" bisik Mark tajam.

Shane menutup mulutnya menahan tawanya memecah. Sedangkan Mark cemberut. Melihatnya, Gillian merasa bingung dengan dua pria di hadapannya.

"Ada apa?" tanya Gillian yang sangat penasaran akan sesuatu yang membuat kedua pria di hadapannya menjadi seperti ini.

InfiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang