SEE YOU

58 8 6
                                    

Jika bisa aku meminta...
Aku ingin hari ini berlalu sedikit lebih lama

"Aku nggak nyangka, kalo kamu bisa naik motor secepat itu."
Sambil melepas helmku, dan kami baru saja pulang.

"Kayaknya kita yang pertama kali nyampek rumah deh." jawab Aldi.

"Siapa bilang? Barusan di jalan, Ema ngabarin kalo dia udah nyampek rumah duluan."

"Oh ya? Padahal jalur yang kita lewatin lebih jauh 2 kali lipatnya."

"Hmmhh... Pake acara kepisah lagi. Jadinya kan nggak bisa pulang bareng."

"Emang kalo cuma pulang berdua bareng aku kenapa? Nggak asik ya?" sambil senyum dan menatapku.

Aduhh..... Pertanyaan macam apa ini??
Jantungku benar-benar berdegup kencang. Dia masih menatapku dan senyum itu...

"Emhh... Bukan gitu. Tapi..."

"Woyy.." seseorang datang menghampiriku dan Aldi.

"Nih... Motor kamu. Sembarangan ditinggal di rumah orang. Mau aku gandain?"

"Hah?" jawabku heran.

"Eh...gadai'in?"

"Oh iya...lupa. Aku bener-bener lupa kalo aku tadi bawa motor. Lagian Aldi juga langsung nganterin aku ke rumah."

Aduhh... Saking nyamannya boncengan bareng dia, jadi lupa deh kalau tadi bawa motor.

Iya..motorku aku titipin di rumah Okky, karena kelebihan motor. Soalnya kita perginya bonceng-boncengan.

"Ya udah nih motornya."

"Thank you, Okky. Thank you so much. Untung tadi nggak jadi aku titipin di minimarket."
Menurutku, Okky adalah cowok yang terlihat cuek dan pendiam. Tapi sebenernya, dia salah satu cowok yang peduli sama teman-temannya. Dewasa, tenang, hangat dan perhatian. Satu lagi, tubuhnya yang sixpack bikin cewek-cewek terpesona melihatnya.
Dia juga hobby banget muncak, untuk itu dia juga punya jiwa solidaritas yang tinggi.

"Haha...untung..iya untung." sindirnya.

"Kok kamu jawabnya gitu?"

"Ya coba kamu bayangin deh. 15 km meter dari rumah aku, terus aku nganterin motor kamu, malem-malem gini, lewat hutan, jalannya naik turun nikung-nikung, dingin, capek habis pergi, dan kamu nggak mempersilakan buat masuk?" nada suaranya semakin meninggi.
"Secangkir teh anget aja cukup kok, Van." nada suaranya kembali turun. Lebih tepatnya, memelas seperti minta minum.

"Aaaahhh..... Tinggal bilang minta minum apa susahnya sih?"

"Ya kamu sih.. Masa nggak peka?"

Akhirnya aku mempersilakan mereka berdua masuk rumah.

"Kok sepi, Van? Orang tua kamu kemana?" tanya Okky.

"Lagi pergi ke luar kota." jawabku singkat.

"Adik kamu?"

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang