PONDOK KOPI

58 7 4
                                    

Dimanapun tempatnya
Asalkan bersama orang yang kita cintai
Akan ada kebahagian kecil disana

Basah hujan masih nampak. Seberkas sinar mulai nampak. Masih bersama dinginnya suasana yang menyelimuti. Rasa lelah yang kini mulai merasuki, memudarkan canda dan tawa.

Ohh.... Tapi lihat!!! Lihat disana! Tepat diatas bukit itu.

Seperti biasa, aku mengabadikan setiap moment berhargaku dengan membuat video.

"Wooooooo....... Keren banget.."
Teriakku dari atas bukit , setelah 2 jam menempuh perjalanan dari tempat berkumpul.

Kabut awan yang masih memeluk puncak gunung, perlahan mulai melepaskan pelukannya. Hujan tak lagi hadir. Tugasnya telah selesai. Saatnya mentari yang hanya nampak seberkas sinar saja, yang menemani sore ini.

Aku benar-benar tidak menyangka. Pergi ke tempat seperti ini dan baru sejauh ini, bersama orang yang membuatku jatuh hati.

Baru aku sadar, ternyata ada yang memandangiku dari tadi.

"Kenapa? Kok ngelihatnya kayak gitu?" tanyaku penasaran.

Lagi-lagi Aldi tidak menjawab. Dia hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya.

Aduhh .... Aku selalu tersipu malu kalau melihat senyumannya. Aku jadi salah tingkah dan senyum-senyum sendiri.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?"  menepuk pundakku.

"Emh..enggak. Cuma seneng aja, kita bisa pergi bareng-bareng kayak gini."

Aku kira Aldi. Ternyata Okky. -.-

"Ehhh... Kita kesana yuk?" ajak Ema.

Terlihat sebuah bangunan seperti cafe , berada di atas bukit seperti ini. Lebih tepatnya adalah Pondok Kopi.
Bangunan yang cukup luas, view yang sangat menarik dan tentunya menyediakan makanan. Terdapat bagian outdoor yang terlihat alami. Dengan pohon palem yang tertata rapi, dan meja kursi dari kayu yang sangat menarik.

"Silakan ini menunya. Mau pesan apa?"
Seorang pelayan menghampiri meja kami.

"Nanti aja mas." jawab Hanep.

"Oh...kalau begitu saya tinggal dulu."

Hanya menyediakan bakmi, nasi goreng dan sup untuk menu utama, makanan ringan, dan sejenis kopi-kopian untuk minumnya.

"Frapuchino sama pisang bakar coklat keju."
Ema sangat antusias.

"Aku juga sama deh. Hot chocolate sama bakmi jawa rebusnya satu." sahut Hanep.

Lhohh??? Apanya yang sama coba? Temenku yang satu ini, adalah yang paling absurd. Ekspresinya yang flat, omongannya yang nggak nyambung, dan sukanya asal aja kalo ngomong.Tapi, dia adalah yang paling humoris. Kayak Dodit. Wajahnya flat, kalo ngomong bikin orang bingung, lucu, item sih..tapi manis kok. Uhhh...

Sambil menunggu pesanan , kita sibuk foto-foto dan bikin video.

"Ema sama Aldi mana?" gumamku sambil mencari cari.

-------------------------------------------------

"Lhohh?? Kok aku dapet chocolate? Kan aku pesennya mochacino." keluhku.

"Nih..." menyodorkan secangkir mochacino.

"Minuman kita ketukar."
Aldi memberikan secangkir mochacino itu.

Aduhh.... Ternyata ketukar. Terlanjur aku ngomel-ngomel sendiri lagi. Kayak anak kecik nggak ya?

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang