NO...I CAN'T

43 6 2
                                    

Jika saja saat itu aku tidak mengenalnya
Aku tidak akan jatuh dalam dilema cinta

Suaraku terdengar samar hari ini. Serak dan masih dalam kondisi yang buruk. Sisa-sisa kesedihanku semalam tidak begitu nampak, karena aku tidak ingin orang lain mengetahuinya. Keadaan rumah juga masih kacau balau. Mamah yang hari ini jatuh sakit, terbaring lemas di kamarnya. Aku tidak tega melihatnya. Aku ingin menemaninya di rumah, itu pun jika mamah mengizinkanku. Tapi kenyataannya? Hmhh....

Aku sendiri tidak percaya, kenapa papah melakukan semua ini? Sejak kapan? Aku harus cari tahu masalah ini. Mereka adalah orang tuaku. Anak mana yang ingin melihat kedua orang tuanya bertengkar? Mungkin pertengkaran dalam rumah tangga sudah biasa, tapi kali ini yang menimpa kedua orang tuaku, sangat luar biasa untukku.

Ditengah lamunanku, seseorang mengagetkanku.

Dorrr.....
Suara letusan yang sangat keras, tepat berada di balik punggungku.

Jantungku seperti dipicu oleh defibrilator. Seketika aku menengok ke belakang.

"Ahhhhh....resek banget sih." sambil mengerutkan dahi.

"Hahahahaha......" terlihat tawa begitu puas disana.
"Ngapain sih, pagi-pagi udah ngalamun aja." dia berjalan dan akan duduk disebelahku.

"Ahh...pergi sana." aku mencoba mendorongnya, saat dia hendak duduk disebelahku.

Dia adalah Ricky. Temen cowok yang paling usil sama aku. Hobby dia adalah ngejahilin aku, terutama jahil pada lidahnya alias "sengak". Aku sendiri juga nggak paham, apa makanan kesehariannya. Apa jangan-jangan dia suka makan pisau ya? Habisnya tajem banget sih kalau ngomong. Nggak terkontrol.

"PD banget sih. Siapa juga yang mau duduk disebelah kamu. Orang aku mau buang kentut jugakk. Ahaahahaha."

Ohhhhhh...... Sh*t...
Demi apa, baunya lebih mengerikan dari bau telur busuk. Aku berdiri dan mendorong kursi yang aku duduki. Untung saja baru ada 5 orang yang berada di kelas. Haha..... Siapa bilang aku selalu datang mepet?

Aku berjalan cepat menuju taman belakang sekolah. Tempat favorit aku saat waktu senggang. Daun tampak hijau segar, warna-warni kelopak bunga, dan pastinya semilir angin yang aku sukai.

"Tumben dateng pagi." seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahku.

"Kayla... Kok tau aku ada disini?"

"Ya tau lah. Apa sih yang nggak aku tau."

Kayla adalah seseorang yang fleksible, dewasa, dan punya banyak relasi. Dia pandai menyimpan rahasia, tapi terkadang dia bisa menjadi sangat menyebalkan, saat sikap dia terlihat tak peduli dengan curhatan temannya. Ya..meskipun dia mendengarkannya. Tak ada tanggapan apa-apa.

"Van...gimana?" dia memulai pembicaraan serius.

"Gimana apanya?"

"Kapan kamu mau ngasih tau ke Aldi?"

"Enggak. Aku nggak ada niatan buat ngasih tau. Jeni sendiri aja juga belum tau."

"Terus kamu yakin, mau nyembunyi'in ini terus? Aku rasa, Jeni udah tau deh. Soalnya dari kemarin dia nanyain terus, siapa lagi cewek yang suka sama Aldi."

"Serius? Setauku dia belum tau kok."

"Iya...." jawab dia yakin.
"Mungkin sih." seketika nada suaranya mulai ragu. "Lagian aku takut kalo dia tau dari orang lain, dan malah di kasih bumbu pedes."

"Aku belum siap,Kay. Aku cuma takut, ini bakal ngerusak persahabatan kita. Aku nggak mau cuma gara-gara cowok persahabatan kita putus gitu aja."

"Aku juga."

Aku bertatapan dengan Kayla. Terlihat raut wajah Kayla, seperti sedang mengingat masa lalu.

-------------------------------------------------

"Ini yang kamu bilang sahabat? Hah?"
Suara lantangnya terdengar nyaring. Ya..itu adalah suara Ema.

Aku tau apa yang Kayla pikirkan. Kejadian 1 bulan yang lalu itu benar-benar mengerikan. Saat persahabatan kami berada di ujung tanduk. Tapi, sudahlahh.... Aku tidak berniat membahas masalah antara Kayla dan Ema 1 bulan yang lalu. Yang terpenting sekarang, semua udah baik-baik aja. Aku yakin Ema dan Kayla udah cukup dewasa menghadapi masalahnya.

Terutama Ema, orang yang mudah terpengaruh oleh orang lain. Tapi nyatanya, dia bisa membentengi dirinya dan menyelesaikan masalahnya. Urusan agama, dia adalah yang paling rajin melakukan sunah-sunah-Nya. Mungkin karna itulah dia diberi petunjuk, dan setelah itu diberikan pengganti laki-laki sebelumnya. Hmmhh...Aku rasa kali ini dia benar-benar beruntung.

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang