Mamah adalah segalanya untukku
Aku selalu ingin membuatnya bahagiaAku baru saja sampai di rumah. Rasa lelah yang masih menepel di tubuh yang bau dan kotor ini, membuatku membantingkan diri di sofa ruang tengah. Hufft....
"Mamah yang selalu negatif dengan papah. Apa sih maunya mamah? Bukannya setiap bulan udah papah kasih jatah bulanan?"
Terdengah suara amarah dari balik tirai pintu.
"Pah.... Mamah hanya ingin papah jujur. Mamah ikhlas , Pah. Mamah ikhlas dengan perbuatan Papah."
Kali ini suara yang aku dengar jauh lebih lirih, dan terdengar samar seperti menangis.
"Ahh...bicara apa Mamah ini. Sudah.. Papah mau balik lagi ke kantor. Papah masih banyak kerjaan. Dan papah tidak akan pulang malam ini."
Aku melihat papah keluar dari pintu kamar, dan terburu-buru meninggalkan rumah tanpa melihatku di ruang tengah.
Bukan...bukan karna aku adalah makhluk halus yang tak terlihat. -.-
Aku berlari dan menghampiri mamah di kamar.
Mamah terpuruk diatas karpet lembut kesayangannya. Berlinang air mata dan terlihat pucat.
"Mahh... Mamah kenapa,Mah? Apa yang barusan terjadi?"
Mamah hanya menjawab lewat tangisan yang kian terdengar lebih keras dan kacau. Aku larut dalam kesedihannya. Aku memeluk erat tubuhnya. Dan tiba-tiba saja suara tangisan itu tidak terdengar sama sekali. Tubuhnya begitu lemas.
"Mahh??? Mamah?? Mah...bangun Mah.... Mamahh..."
Aku benar-benar kacau hari ini.-------------------------------------------------
Aku ingin hari ini berlalu dengan cepat, secepat kilat. Atau mungkin, aku tidak usah melewati hari ini.
"Kenapa sih, kenapa?"
"Apa salahku? Sampai-sampai Tuhan memberiku cobaan seperti ini. Apa tidak cukup membuatku sedih, karna cinta pertamaku mengabaikanku gitu aja. Menjauhiku tanpa alasan, sikapnya juga dingin kepadaku. Ditambah lagi, pertengkaran papah dan mamah. Apa ini adil?? Hah??"
Aku tak kuasa menahan air mata sedari tadi. Ruru, boneka beruang besarku, yang kupeluk sedari tadi terlihat basah dan membentuk bulatan besar di bagian perutnya.
Sejenak aku mulai lelah, nafasku tidak beraturan dan tangisanku tersendat-sendat. Lisanku mengucapkan istigfar, dan perlahan nafasku mulai tertata.
"Assalamu'alaikum warahmatullah...."
Salam terakhir, dan ku usap wajahku.
Sejak mengucapkan istigfar, aku mulai melupakan kesedihanku. Entah siapa yang menggerakkan tubuh ini, aku membasuh diri dengan air wudhu dan perlahan kondisiku mulai terkontrol. Dan kini, saat aku menghadap-Nya hati ini benar-benar terasa tenang dan damai. Entah sihir apa yang telah marasuki diriku ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/91140375-288-k830541.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Flow
RandomSetiap kisah kita adalah seperti melodi-melodi yang mengalun dalam perjalanan hidup. Bersama suka, duka,cinta,persahabatan,ataupun kehidupan itu sendiri. Tetap berbagi kebahagian dan senyuman bersama keluarga, teman , sahabat, kerabat ataupun orang...