Aku bersembunyi di balik pohon untuk menguping pembicaraan mereka.
Yang terdengar olehku hanyalah suara samar-samar mereka.
Argh.
Harusnya kan kendengaran dari sini...
Aku kaget setengah mati ketika sebuah tangan menepuk bahuku.
"Hey! Sedang apa sih lo?"
Sial.
Itu suara Putri.
"Ganggu aja sih lo, gue lagi nguping nih."
"Ah, bodo amat. Ayo kita pulang."
Putri menyeretku jauh dari mereka.
***
Dan akhirnya ku sendiri lagi (?)
Mataku menangkap bayangan seseorang.
Siapa?
Seseorang berada di depan pagar rumahku.
Semakin dekat, aku baru menyadari bahwa orang itu adalah James. Dia adalah teman masa kecilku.
Aku heran kenapa dia di situ?
Aku menghampiri James.
"Eh, tumben lo dateng ke sini. Ada apa?"
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo."
"Hah?"
James menarik lenganku dan melemparku ke tembok dekat pagar rumahku.
"Gue tahu lo menyembunyikan sesuatu."
Dengan muka bodoh aku hanya bisa menjawab sepatah kata.
"Hah?"
"Jangan pura-pura gak tahu! Gue tahu apa hal yang lo tutup-tutupi dari dulu."
Sepertinya aku tahu maksud James.
"Tapi tenang, gue gak akan bilang siapa-siapa."
Hah?
"Lo tahu kenapa? Karena gue suka sama lo."
James mendekatkan mukanya padaku. Spontan aku menginjak kakinya dan ia berteriak kesakitan.
Aku segera membuka pintu pagar dan menguncinya.
***
"Hah.. hah.."
Aku seperti dikejar setan. Mengerikan!
Tunggu dulu.
James.. suka padaku?
Gak mungkin!
Memang sih dari kecil kami sudah dekat. Tapi kan aku hanya menganggap dia sebagai teman, gak lebih.
Dan yang lebih mengusikku adalah dia.. sepertinya tahu rahasiaku! Bagaimana ini...
***
Setelah sekian lama aku merenung, aku masih belum menemukan keterkaitan James dengan rahasiaku.
Kapan aku pernah cerita padanya?
Masa sih dia lihat peristiwa itu?
Pikiranku terus berputar-putar. Gak ada habisnya.
*Ting tong* (Berapa kali yah?)
Siapa yang datang malam-malam begini?
Aku bergegas menuju pintu depan dan membukanya.
Aku melihat sesosok perempuan, yang by the way mirip dengan seseorang.
Rasa bersalah itu kembali muncul dan menguasai diriku.
Kemudian aku mendengar suara perempuan itu, suara yang begitu familiar di telingaku.
"Kamu senang sekarang? Tidak ada lagi yang menyiksamu."
Hah?
"Jangan senang dulu. Penderitaanmu belum selesai."
Aku segera menutup pintu depan.
"Hah.. hah.."
Nafasku menjadi sesak.
Penglihatanku kabur.
Aku takut sekali.
"Ma, tolong aku..."
Aku pasti berhalusinasi.
Benar. Aku berhalusinasi.
*Kring*
Aku menatap layar handphone-ku dan menemukan nama Putri tercantum di dalamnya.
"Halo, Put?"
"Ayo kita makan di luar!"
"Gue lagi gak enak badan nih."
"Hmm.. kalau gitu, makan di rumah lo aja."
"Jangan!"
Spontan aku berteriak.
"Lo kenapa sih? Bodo amat, gue tetap ke rumah lo."
Selang beberapa menit, Putri sampai di depan pagar rumahku.
Aku membuka pintu pagar dengan lemas.
Kurasakan tubuhku terkulai di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life [COMPLETED]
Mystery / ThrillerCatherine. Umur 15 tahun. Adalah seorang anak yang populer di sekolahnya. Wajah cantik, prestasi bagus. Tetapi tak seorang pun tahu rahasianya yang gelap. Peristiwa teror di sekolahnya mengungkap rahasianya itu.