Bab 6

1.1K 115 0
                                    

Aku begitu menikmati dansa bersama Michael.

Langkah kakinya tanpa sadar membuat kakiku bergerak sendiri.

Perlahan-lahan.

Sial. Aku terlena.

Dan teriakan itu memecah belah kebahagianku.

"Ah!!"

Alunan musik berhenti seketika.

Semua orang menghentikan dansanya.

Termasuk aku dan Michael.

Asal suara berasal dari kamar mandi cewek.

"Aku ingin mengecek kamar mandi cewek."

Michael menahan tanganku.

"Jangan membahayakan diri lo."

Tetapi aku melepaskan genggamnya.

Dan berlari menuju asal suara itu.

Napasku tercekat melihat pemandangan itu.

Darah menggenang di bawah tubuh yang terkulai lemas itu.

Sayatan memenuhi leher si korban.

Aku menghampiri tubuh itu.

Tak bernyawa.

Sebuah tangan besar menyentuh bahuku.

Tangan Michael.

Raut mukanya menampakkan syok.

"Pembunuhan..."

Tiba-tiba saja lampu toilet mati.

Kami langsung keluar dari TKP menuju tempat dansa.

Kosong.

Semua lampu padam.

"Ayo kita cek."

***

"Sial!"

Michael kesal.

"Kita terkunci di sini."

"Lalu bagaimana?"

Aku pun pasrah.

"Kita harus menemukan kuncinya."

Sepertinya aku tahu dimana kuncinya.

"Ayo kesana."


***

Terkunci.

"Terus, kemana lagi?"

Kami mengitari lantai satu sekolah kami yang luas itu.

Aduh!


Tiba-tiba saja kakiku tersandung pot bunga.

Buset?

"Oh tidak..."

Eh?

Apa itu?

Kunci!

Aku mengambil benda itu.

Perpustakaan.

***

Kami berjalan.

Michael memasukkan kunci.

Kriet.

(Sial!)

Aku memutar door handle.

Kosong.

(Semua aja kosong!)

Michael menutup pintu dengan hati-hati.

Kami memeriksa satu per satu buku di sana.

Hah?

Sehelai kertas jatuh ke lantai.

Kertas apa?

Aku mulai membacanya.

"Pada mulanya, hidupku bahagia. Keluarga yang sempurna."

"Tetapi semua itu kandas ketika aku tahu ayah berselingkuh dengan wanita lain."

"Ibu menangis setiap malam."

"Ayah membawa wanita lain."

"Mereka menyiksa ibuku."

"Sampai akhirnya..."

" ..ibu mengajak aku pergi dari rumah."

"Kami mengontrak rumah di dekat sebuah kompleks perumahan mewah."

Kami hidup miskin bermodalkan barang-barang kami."

"Ibuku memutuskan menjadi asisten rumah tangga."

"Hidup kami agak berkecukupan setelah ibuku mendapat upah dari pekerjaannya tersebut."

Hmm...

Kisah yang menyedihkan.

Aku mengantongi kertas itu dan menghampiri Michael yang sedang memeriksa buku-buku tebal.

Males banget!

Eh?

Door handle bergerak.

Sendiri.

Bisa saja itu seseorang yang membunuh teman kami.

Kami bergerak menuju meja.

Tak.

Tak.

Tak.

Bagaimana ini?!

The Meaning of Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang