Sadness

104 7 0
                                    

eh, sorry ceritanya gaje, ada kesalahan teknis -_- ini flash back sebelum zayn pulang.

**

kami foto bersama, dan baru kali ini, aku bisa lihat senyum seperti di fotonya. aku sempat melongo ketika dia tersenyum. senyumnya itu seperti berlian yang susah dicari! Langka!

"kamu kenapa sih cuek banget sama orang?" tanyaku,

"aku ga tau zayn." 

"okey, " 

"zayn, hari ini mom dan dad ku pergi ke kanada. dan aku tak tau kapan mereka akan kembali." kata ve, lalu aku dengar suaranya makin serak. seperti orang menangis. wait.. nangis? valerie menangis. apa yang harus kulakukan?

"ve, jangan nangis. "

"aku hanya tak menyangka, mereka tak menghubungiku sama sekali. aku akan rindu dengan mereka."  ucapnya sambil terisak. aku memeluknya dan dia yang tadi merasa tegang menjadi lebih relax. 

"zayn? terima kasih sudah memelukku, itu membuatku merasa lebih baik." 

"iya, ve. aku harus pulang. kamu gapapa sendirian?" tanyaku.

"iya, gapapa."

"okey, good byee.."

"byee zayn."

Valerie Pov

"kenapa? kenapa aku merasa sangat nyaman di pelukannya? aku merasa semua bebanku hilang seketika. apa aku benar suka dengan zayn?  " batinku.

aku berjalan mendekati 'zayn' dan menggendongnya ke bawah, sekarang aku sudah di ruang tamu. 

"zayn? apakah aku suka dengan zayn?" tanyaku pada kelinci itu.

"oh, bodohnya aku? sejak kapan aku pintar berbahasa hewan? sampai sampai hewan aku ajak bicara." lanjutku. 

"hm.. boseen, aku mau ke cafe, aku ingin beli ice cream. zayn, saatnya kamu kembali ke kandangmu.." seruku lalu mengelus kelinci cokelat itu dan memasukkannya ke kandang.

**

Liam Pov.

valerie.. i miss you so bad ;( biasanya jam segini, aku main ke rumahmu. tapi sekarang? aku seperti orang yang tak punya tujuan hidup. -_-  tapi kalau ingat malam itu, aku jadi sakit hati juga sama Ve.

"knock..knock..knock.." 

"Valerie? apa dia kesini?" batinku, aku langsung membukakan pintu dengan senangnya.

"ve?? " pekikku.

"liam! aku harus ngomong sesuatu ke kamu! ini penting! "

"niall? calm down okay? masuk, dan bicara pelan pelan." ajakku, dia terlihat ngos ngos an. seperti di kejar setan aja. 

"ada apa?"

"sini, aku bisikin." perintah niall, aku langsung mendekatkan telingaku di dekat tangannya,

"HAH?! KAU SERIUS?"

"absolutely, i'm soo serious liam! "

"kamu jangan bilang bilang dulu soal hal ini. kamu bisa dalam bahaya yell! " 

"aku juga sadar. makanya aku cerita ke kamu. ini akan jadi rahasia kita berdua."

"okey, " jawabku yang masih shocked mendengar omongan niall.

"liam, let's hang out." ajak niall, kurasa aku butuh jalan jalan. menghirup udara segar, 

"lets goo.." 

kita pergi ke cafe favoritku , dan cafe favoritnya ve.

Valerie Pov

hm.. aku memilih memakai kemeja kotak hitam merah, lalu kaos putih polos ,hotpant, sepatu converse putih hitam. rambutku ku biarkan di gerai, tapi.. ada yang kurang .? apa ya? oh! Snapback! taraa.. saatnya ke cafee .

And It Called As True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang