Oh My Friend?

171 8 0
                                    

dengan cepat, lenny menjabat tangan harry, dia keliatan seneng banget.

“I’m Lenny, Lenny Swalasosky.”

“swa..? what? your name was so complicate, girl. but i like it “ kata harry lalu berkedip ke lenny.

“kau?” Tanya harry dan mengulurkan tangannya.

“Ve.” Jawabku singkat tanpa menjabat tangannya.

“oh, okey..” kata harry lalu memasukkan tangannya ke saku celana.

“kamu bawa ini.” Kata zayn dan memberikan jaketnya kepadaku.

“gak, makasih.” Tolakku.

“ayolah, aku gak mau lihat kamu sakit karena kamu kedinginan.”

“baiklah, besok akan kukembalikan.”

“tidak. Aku ingin kamu memilikinya. Aku pergi dulu ya.” Kata zayn.

“bye lenny..” kata harry.

“bye…” jawab lenny.

aku tak mau pakai jaket itu. Bukannya aku benci dengan zayn. Tapi, dia orang yang baru ku kenal. Aku merasa asing saja. Aku biarkan Lenny yang memakai jaket dari zayn.

“ih, Ve, aku iri deh sama kamu.”

“iri kenapa?”

“kamu di ajak kenalan sama kakak kelas yang aku sukain.”

“maksudmu zayn?”

“yeah.”

“kamu tadi keliatannya seneng banget di ajak kenalan sama harry.”

“apa’an sih?” kata lenny,

“tuh blushing kan. Udah, abis gini kita nyampek ke rumah. Lewat taman tadi yook. “ kataku.

“ayok. “ kata lenny.

aku mendengar pendapat lenny tentang zayn dan harry. Dia cerita panjaaaang banget. Dia suka dengan wajah zayn yang timur tengah, dan dia suka dimples yang dimiliki oleh harry. Temanku yang satu ini sepertinya suka dengan mereka berdua. Ketika kami melewati taman yang tadi, peristiwa tadi pagi terulang lagi. Aku basah lagi.  Dan ternyata, mobil yang tadi sama dengan mobil yang tadi pagi.  

"HEY, KAU! JALAN LIHAT LIHAT! DASAR CEWE IDIOT! MAU MAUNYA BASAH TERKENA AIR LUMPUR" teriak lelaki yang menyetir mobi itu. Lenny sudah kesal dengan kelakuan orang ini. Dia datangi mobil itu dan mengetuk kaca mobilnya.

“hey! Kau yang di dalam! Keluar!” kata lenny.

“yeah, aku akan keluar .”

dan orang itu keluar, dia mempunyai rambut blonde, dan memakai kacamata. Dia membuat lenny terperangah. Dia bahkan tidak bisa berbicara di depan orang itu. Lalu dia mendatangiku, dan melepas kacamatanya. Dia berlaku seperti lenny, dia tidak bisa bicara di depanku.

“a..aku minttaa maaf ya.” Katanya, dan aku Cuma mengangguk.

“lenny, ayo kita pulang.” Ajakku.

“biar aku antar kamu.” Katanya.

"kenapa kau jadi sok baik ha? kamu pikir kami memaafkanmu setelah kamu memanggil kita idiot? BIG NO! ", ucap lenny

“makasih tawarannya, kita bisa pulang sendiri.” Kataku lalu menarik lenny yang tidak berhenti melihat orang blonde itu.

***

sesampainya di rumah,

“Ve, tadi aku mimpi apa sih? Ketemu cowok yang cakep-cakep kayak tadi. Bilangin ke aku, ini gak mimpi kan? Tampar aku brit.” Kata lenny girang.

And It Called As True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang