Fight?

99 6 0
                                    

Lalu beberapa pemuda memegangi tanganku, aku tak berteriak, karena itu hanya membuang tenagaku, karena aku tau tak kan ada yang menolongku. God! i need your help .

"MENJAUHLAH KAU DARI WANITA INI!" ucap seseorang

Niall Pov

ve? mau kemana dia? apa dia bertengkar dengan pacarnya? Niall! stop, kenapa kau sekarang memperhatikan dia! tapi? dia mau kemana? ini sudah malam. kenapa pacarnya tak mau mengantarnya, huh? 

selama 10 menit aku duduk, aku selalu memikirkan Ve. aku takut terjadi apa apa dengan nya. lalu aku putuskan untuk mengikutinya, jalanan ini sangat sepi, beraninya dia berjalan sendirian? dasar wanita aneh. ups, sepertinya dia sadar kalau di ikuti? i have to hide!

woo.. wait, siapa laki laki itu? mereka mau apa dengan ve? mereka mabuk! astaga? apa yang harus kulakukan? apa aku harus menolongnya? 

"MENJAUHLAH DARI WANITA INI!"

hey? siapa itu? kenapa dia tiba2 datang? aku tak melihatnya waktu di nando's? dan itu bukan pacarnya ve. 

"Liam? kau??" ucap ve.

oh, namanya Liam? kok kayak pernah denger ya?

"Valerie, are you okay?" 

"yeah,"

"hey kau! beraninya menganggu kami ! " ucap pemuda mabuk itu

"lepaskan valerie."

"namamu valerie? hm, pas dengan parasmu yang cantik" 

lalu aku lihat liam memukuli pemuda pemuda yang mabuk itu dengan kayu, aku hanya tertegun melihatnya, meski dia juga dipukuli oleh pemuda pemuda itu, dia tak menyerah . lalu pemuda itu pergi ke tempat lain sambil menendang liam. poor liam?

"Liam? kau masih bisa dengar aku? Liam?" panggil ve sambil memeluknya.

okey, kenapa ve memeluknya? dia terlihat sangat perhatian dengan laki laki itu. kenapa dadaku terasa sesak ketika melihatnya? ugh, mataku juga merasa panas, lebih baik aku pergi.

Valeria PoV

"kau tidak di apa apa kan oleh mereka?"

"kamu gak usah tanya keadaanku, ayo kita kerumah sakit! kau terluka parah." ucapku

"no, just stay here, with me. would you?" rintihnya 

"gak liam, aku akan mengantarkanmu ke rumah. "

aku menggotong badannya ayng lumayan cukup berat, dan ketika sampai dirumah, rumahnya sepi tak ada orang, lalu aku antar LIam ke kamarnya. setelah aku mengobati luka di wajahnya.

"kau bodoh liam? kenapa kau menolongku? lihat ini! gara gara aku , kau jadi babak belur seperti ini." ucapku

"itulah gunanya teman, ve" jawabnya sambil tersenyum

aku cuma bisa diam mendengar dia berbicara seperti itu, aku merasa bersalah.

"ve, kau tidak biasanya kau pergi malam malam? kau habis dari mana?"

"dating .."

"dating? kau bilang kalau kau tidak mau..?" jawab liam, 

liam sepertinya kecewa denganku, oh tuhaan? gimana ini? 

"maafkan aku liam. aku tak bermaksud untuk--"

"aku mengerti ve, " jawab liam singkat.

kami pun diam, tak ada yang mau bicara. 

"Ve, bisa tinggalkan aku sendiri? " tanya liam 

"okey, good night liam." sapaku. dan Liam tak membalas, dia langsung terpejam. tapi, aku melihat ada airmata yang keluar. i'm sorry liam 

Thanks For Reading :)

And It Called As True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang