"Udah lama banget ih aku ga lari jauh kaya gini," ucap Nina sambil mengatur napasnya yang masih belum teratur. Nina akhirnya berjalan santai menuju rumahnya dan mencoba minum sedikit.
Tiba-tiba dari belakang Nina terlihat Dion yang sedang berlari kencang dan menyejajarkan langkahnya dengan Nina. "Nin, kenapa kamu jadi jalan? Ga lanjut larinya?" Dion mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang dia bawa.
Nina mengipaskan tangannya ke arah wajahnya dan melirik Dion sekilas. "Iya deh. Kamu kuat bisa lari jauh banget ga kaya aku," ucap Nina dengan kesal.
Dion tertawa kecil mendengar jawaban Nina. "Itu tuh badan kamu cekang. Lama ga olahraga sih." Dion melemparkan bekas handuknya dan menutupi wajah Nina. "Makanya tiap aku ajakin olahraga tuh jangan mager di rumah," lanjut Dion dengan tertawa dan berlari kembali menjauh dari Nina.
"Iihhh! Dion jorok banget sih! Handuknya kan bekas keringet kamu," teriak Nina pada Nino yang sudah cukup jauh. Nina memegang handuk Dion dan tersenyum. "Lagian kan aku lari-larinya di hati sama pikiran kamu aja bisanya." Senyum Nina semakin mengembang dan mulai mengejar Dion yang sudah cukup jauh.
Nurisgarnit
178w
day2
YOU ARE READING
2nd Day of December 31 Days Writing Challange
Historia CortaProyek challenge untuk melatih kebiasaan menulis. Dilaksanakan sepanjang bulan Desember, 31 Hari, 31 Keyword. Hasil kerjasama @WritersID @RebellionID