CEKANG
2 Desember 2016
Mendung kelabu itu telah berganti menjadi rintik-rintik hujan. Rintik hujan yang konstan semakin deras. Petir menyambar dan geluduk yang bersahutan membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding.
Sean dan Wina, kakak-beradik itu bercakap-cakap ringan di ruang tengah villa. Membahas apapun yang sekiranya membuat mereka larut dalam candaan yang sesekali membuat ketawa.
Saat mereka sedang tertawa, Dinda baru saja keluar dari kamarnya yang terhubung langsung dengan ruang tengah sehingga ia melihat keakraban kedua kakak-beradik itu.
"Hei Dinda, sini join" ajak Wina, yang merupakan kawan Dinda.
Dinda pun duduk disamping Wina dan ia mulai membaur dengan obrolan yang mereka bincangkan.
Lima belas menit sudah mereka berbincang dan bercanda. Wina yang saat itu tengah lapar, ijin ke dapur untuk makan. Itu hanya alasannya untuk meninggalkan Sean dan Dinda berdua.
Tiga menit sepeninggal Wina ke dapur, kedua orang itu tak kunjung ada yang membuka pembicaraan. Tidak seperti beberapa menit yang lalu, mereka larut dalam obrolan.
Mendadak suasana menjadi cekang. Ditambah lagi dengan gerak-gerik mereka berdua yang tidak enak dipandang.
"Kamu kenapa sih, cekang banget?"
Akhirnya, ada yang memulai percakapan, Sean.
"Cekang apaan?"
"Kaku"
Merasa sudah skakmat dan tertangkap basah, Dinda pun menjadi salah tingkah.
"Santai aja lagi kalo sama aku"
Lagi-lagi, perkataan Sean membuat pipi Dinda bersemu.
"Aku ke kamar mandi dulu"
Alibi Dinda untuk menenangkan hatinya yang bergemuruh saat bersama Sean.
-TO BE CONTINUE-
YOU ARE READING
2nd Day of December 31 Days Writing Challange
Historia CortaProyek challenge untuk melatih kebiasaan menulis. Dilaksanakan sepanjang bulan Desember, 31 Hari, 31 Keyword. Hasil kerjasama @WritersID @RebellionID