Terhitung sebulan sudah sejak kejadian di taman itu tapi Yoongi masih belum menampakkan batang hidungnya. Seakan ia hilang ditelan bumi. Bagaimana dengan Jimin? dia kacau! Sangat amat kacau!
Ting tong~
Ting tong~
Ceklek
"Astaga hyung! Kenapa kau jadi seperti monster begini? Lihat penampilanmu.. Astaga mengerikan sekali!" ucap Jungkook.
Jimin hanya diam sambil berlalu masuk ke apartemennya diikuti Jungkook. Memang selama sebulan ini Jungkook selalu mengunjungi apartemen Jimin, ia selalu datang untuk membawakan makanan Jimin atau sekedar membersihkan apartemen.
"Makanlah hyung, aku memasaknya untukmu. Tidak ada penolakan! Kau tau aku lelah memasaknya untukmu disaat aku sedang hamil seperti ini! Cihh cepatlah kembali kau merepotkan saja!!"
"Terimakasih dan maaf merepotkanmu, Kook." ucap Jimin lirih
Setelah selesai makan mereka berdua menonton tv di ruang tengah, hanya Jungkook saja sih karna Jimin masih saja melamun.
"Bicaralah hyung! Aku lebih suka kau yang cerewet daripada seperti ini. Seperti mayat hidup, berapa hari kau tidak tidur hyung? Lihat kantung matamu seperti panda. Benar-benar seperti zombie."
Ya Jimin kacau, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak sehingga menyebabkan kantung mata bertengger indah disekitar matanya. Dan jangan lupakan pakaiannya yang lusuh, rambutnya yang acak-acakan dan bulu-bulu halus disekitar rahang tegasnya.
Apartemennya yang seperti kapal pecah, baju bersih dan kotor berserakan dimana-mana, cup bekas ramen dan kaleng minuman bersoda yang tergeletak di seantero dapur, benar-benar tidak pantas disebut apartemen.
Untung saja Jimin mempunyai sahabat yang peduli dengannya hingga mereka mau membersihkan apartemen Jimin dengan senang hati.
"Maaf.." ucap Jimin lirih
"Kenapa kau selalu minta maaf hyung? Apa hanya itu yang ada di otakmu? Apa otakmu juga ikutan hilang?"
bersyukurlah Jungkook dan mulut pedasnya karena Jimin tidak merespon sama sekali.Coba saja dia berkata seperti itu saat Jimin sehat wal'afiat pasti dia hanya tinggal nama, meninggalkan Taehyung dengan status duda. Tentu saja Jungkook memanfaatkan keadaan Jimin untuk memakinya habis-habisan, kapan lagi dia bisa balas dendam seperti ini.
"Kau tidak marah denganku setelah kejadian itu?" tanya Jimin
"Kenapa aku harus marah? Itu hanya ketidaksengajaan hyung. Dan aku tau Taetaeku tidak akan memperkosamu karna kamu bukan tipenya. Sudahlah hyung, jangan seperti ini terus! Kau hanya menyiksa dirimu sendiri, dewasalah hyung."
"Tapi Yoongi sudah pergi, Kook. Dan aku tidak tau kapan dia kembali, atau mungkin dia tidak akan pernah kembali." Ada nada putus asa sekaligus penyesalan dari suara Jimin.
Jungkook jadi tidak tega melihat hyung nya ini. Selama bertahun-tahun hidup dengan Jimin baru kali ini Jungkook melihat Jimin begitu hancur.
Walaupun mereka bukan saudara kandung tapi Jungkook sudah menganggap Jimin seperti hyungnya begitupun sebaliknya. Ibu Jungkook adalah adik ayah Jimin, oleh karena itu dari kecil dia sudah sangat dekat dengan Jimin. Sampai akhirnya orangtua Jungkook meninggalkan Jungkook untuk selamanya, mereka meninggal karena kecelakaan pesawat. Sejak saat itu Jungkook tinggal dengan keluarga Jimin.
"Kau menyerah hyung?"
"Ti-tidak aku hanya takut, Kook. Takut kalau Yoongi hyung tidak mau melihatku lagi."
"Justru itu, kalau kau terus meratapi nasibmu bagaikan zombie seperti ini Yoongi hyung tidak akan sudi untuk bertemu denganmu. Bangkitlah, kau tau hyung banyak yang mengkhawatirkanmu di luar sana. Kembalilah pada kami hyung." entah karna sedang hamil atau salah makan sesuatu Jungkook menjadi sedewasa ini, biasanya dia hanya merengek manja pada suaminya atau Jimin bahkan pada sahabat-sahabatnya yang lain.
Jungkook menghela nafas panjang, ia tau berbicara dengan Jimin dalam keadaan seperti ini percuma. Karna pemuda itu tidak akan meresponnya.
"Baiklah aku pamit ya hyung. Ingat jangan meratapi nasibmu terus, bangkitlah. Aku merindukan hyung yang cerewet itu." ucap Jungkook sambil menepuk pelan bahu Jimin lalu berjalan meninggalkan apartemen itu.
Meninggalkan Jimin dengan segala pemikiran yang berkecambuk di otaknya. Jungkook benar! Ia harus bangkit.
***
Dua minggu setelahnya, Jimin kembali seperti semula. Ia mulai bekerja lagi, ia juga sudah secerewet dan suka menebar senyum seperti biasa. Melihat itu Jungkook dan sahabat Jimin yang lain menjadi lega, ya walaupun kadang mereka masih melihat Jimin melamun. Tapi setidaknya ini lebih baik.
"Masih belum dapat kabar, Jim?"
"Oh.. Namjoon hyung kau membuatku kaget. Ya seperti yang kau lihat hyung."
"Kau lelah?"
"Tidak." ucap Jimin tegas
Namun Namjoon menangkap ada sedikit keputusasaan di wajah Jimin. Ia tau Jimin sudah melakukan segala hal, ia berjuang mati-matian untuk mencari Yoongi. Mulai dari teman rapper underground Yoongi dulu hingga ke pelosok kampung halaman Yoongi.Bahkan orangtua Yoongi juga tidak tau dimana Yoongi, mereka baru tau masalah Yoongi dan Jimin saat Jimin datang ke Daegu dan menceritakan semuanya. Orangtua Yoongi juga akan membantu Jimin mencari keberadaan Yoongi, mereka memberikan semangat untuk Jimin.
"Berhentilah kalau sudah tidak kuat, Jim. Jangan memaksakan keadaanmu."
"Aku tidak akan menyerah Namjoon hyung, aku harus meluruskan kesalahpahaman ini."
"Baiklah terserah kau saja. Aku serahkan semuanya padamu, kau lebih tau apa yang terbaik untukmu dan Yoongi. Dan ingat, kalau kau butuh bantuan jangan sungkan untuk menghubungiku atau yang lain."
"Ya terimakasih hyung."
Tbc~
Hello aku balik lagi~ ada yang kangen atau nungguin kelanjutan ceritanya? /gak/ aku minta maaf lama updatenya, karna diriku sedang uas jadi sibuk belajar /bohong/
Sebenernya aku masih baca ff selama uas cuma ngga ada waktu buat nulis cerita hihi... Btw makasih buat yang udah mau vote dan komen.Love,
-ParkJiyoon_
![](https://img.wattpad.com/cover/89689783-288-k710549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ COMPLETED ] MOCHI MAMA || YoonMin
FanficMYG x PJM . . . WARNING!!! BL/YAOI "Hidup bersama laki-laki yang sudah mempunyai anak tidak pernah ada dalam benakku. Aku sangat bahagia dengan keluarga kecil ini." Published : 10 November, 2016 Love, ParkJiyoon_