"Tidak perlu appa sudah menyiapkan calon untukmu." secepat itu Tuan Park mengatakannya dan secepat itu pula Jimin mengangkat kepalanya menatap manik tegas sang Appa.
Ia sangat syok. Begitu pula dengan Taehyung dan Jungkook, mereka sampai membuka mulut tak percaya dengan ucapan pria tua didepannya ini. Astaga apa lagi ini?.
Chapter 06
"APA? DIJODOHKAN? APPA BERCANDA KAN?"
"Yakk pelankan suaramu hyung, ingat kau bicara dengan appa. Orangtuamu!" ucap Jungkook pelan
"Kenapa? Kau tidak suka? Ini sudah keputusan appa tidak ada bantahan." titah Tuan Park yang kemudian berlalu menuju kamarnya meninggalkan mereka -Jimin, Taehyung, Jungkook dan Nyonya Park- yang masih terdiam tak percaya.
Nyonya Park sebenarnya tidak tega melihat anaknya seperti ini tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun. Dia harus menghormati keputusan suaminya dan berfikir ini memang jalan terbaik untuk anaknya. Oleh karena itu, ia hanya bisa mengusap bahu Jimin pelan lalu menyusul suaminya ke kamar.
"Kau oke, Bro?" ucap Taehyung
Jimin tidak menjawab. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan appanya. Penderitaan apa lagi yang akan ia hadapi setelah ini? Baru saja ia bangkit tapi langsung terjatuh lagi. Dia tidak siap dan dia butuh seseorang untuknya bersandar.
Tapi siapa orang itu? Jungkook? Taehyung? Namjoon? Atau Seokjin? Argh mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Lagipula percuma kalau Jimin bersandar dengan mereka, bukannya menemukan jalan keluar tetapi malah menambah pusing saja.
Ahh andai saja ada Yoongi, ia pasti akan selalu memberi semangat untuk Jimin. Memberi nasehat dan jalan keluar untuk masalahnya. Memeluk tubuh Jimin dan memberikan usapan menenangkan. Jimin merindukan Yoongi.
Amat
Sangat
Rindu
"Kau dimana hyung? Apa kau sudah bahagia dengan orang lain? Maafkan aku." lirih Jimin
"Hyung... Aku dan Tae pulang dulu ya, kalau ada apa-apa hubungi aku atau Tae."
"Ya terimakasih, Kook. Tae jaga adik kecilku ini ya. Dan kau, jaga papamu untuk paman. Jangan menyusahkan dia, paman menyayangimu." ucap Jimin sambil mengusap perut Jungkook.
Tindakan Jimin membuat Jungkook dan Taehyung terenyuh, mereka tau Jimin hanya mencoba untuk tegar. Mencoba seolah semuanya baik-baik saja.
"Siap paman! Aku pulang dulu ne, Paman. Jangan bersedih seperti itu, mukamu jadi tambah jelek seperti babi." Jungkook terkekeh.
"Aku pulang ya, Bro. Kau pasti bisa."
"Ya Tae hati-hati."
VKook Home
Setelah sampai apartemen Jungkook dan Taehyung mengistirahatkan tubuh mereka di ruang tengah sambil menonton tv. Ah tidak, bukan mereka tapi hanya Taehyung karena Jungkook sedang melamun.
"Tae.."
"Hm kenapa sayang?"
"Apa semuanya akan baik-baik saja? Aku takut Tae." ucap Jungkook dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Taehyung pun berbalik menghadap kesayangannya, menangkup kedua pipi Jungkook yang bertambah besar karena efek kehamilannya. Taehyung sangat paham jika kesayangannya ini sangat khawatir dengan Jimin.
"Tatap aku sayang." jungkook mendongak menatap manik tajam suaminya itu.
"Tidak ada yang perlu kamu takutkan sayang, semuanya akan baik-baik saja. Jimin sudah dewasa dia pasti bisa menentukan mana yang terbaik untuk dirinya. Kau tau kan Jimin bukan orang yang gegabah dalam mengambil keputusan, dia pasti sudah memikirkannya matang-matang. Aku tau kamu khawatir tapi aku mohon sayang berpikirlah sedikit dewasa. Kamu sedang hamil dan aku tidak mau terjadi sesuatu pada anak kita. Serahkan semuanya pada Jimin, semua akan baik-baik saja. Percaya padaku ne?"
Taehyung mendekap tubuh Jungkook yang sudah bergetar karena tangisannya. Ia mengusap pelan punggung Jungkook dan mengeratkan pelukannya tetapi tetap menjaga jarak agar bayi dikandungan Jungkook tidak terhimpit.
Setelah dirasa tangisan Jungkook mereda, ia melepas pelukannya dan mengecup sayang kening Jungkook.
Ia sangat menyayangi Jungkook lebih dari apapun.Ia selalu berusaha menjaga Jungkook seolah Jungkook akan hilang jika ia lengah sedikitpun. Dan sekarang tanggung jawabnya bertambah besar karena ada nyawa lain yang berada diperut Jungkook. Ya ada dua nyawa yang harus ia lindungi sepenuh hatinya.
Kemudian, ia mengusap pelan perut Jungkook, sangat pelan seolah takut akan menyakiti janin yang ada didalamnya. Lalu menanamkan ciuman panjang disana. Ciuman yang mengartikan bahwa ia sangat bersyukur dan sangat mencintai calon anaknya itu.
"Tae~" suara Jungkook mengalihkan Taehyung dari acara mencium perut suaminya itu. Ia menatap Jungkook tanpa berniat menjawab, menunggu suaminya untuk melanjutkan bicaranya.
"A-aku ingin i-itu." ucap Jungkook sambil menunduk malu.
"Itu?" tanya Taehyung, ia sebenarnya tau apa maksudnya. Hanya saja ia ingin sedikit menggoda suaminya yang sekarang sedang menunduk dengan semburat merah di pipinya. Uhh lucunya.
"Yaa Tae, aku ingin itu."
"Tidak sayang." Jungkook mendongak menatap heran suaminya itu.
"Kamu sedang hamil dan aku tidak ingin menyakiti kalian. Kau tau kan apa maksudku?"
Ingatkan Jungkook jika suaminya ini mesum tingkat dewa dan jika berurusan dengan 'itu' maka ia akan seperti orang kerasukan setan. Tidak ada kata lambat yang ada hanya cepat dan beronde-ronde.
"Ta-tapi aku ingin Tae." ucap Jungkook dengan muka memelas seperti kelinci yang minta dipungut jika sudah merajuk begini siapa yang bisa menolak.
"Baiklah. Ingatkan aku jika aku terlalu kasar karena aku tidak mau menyakiti baby kita." ucap Taehyung yang dibalas anggukan oleh Jungkook.
Ia mencium bibir Jungkook sekilas lalu membawa suaminya itu ke kamar.
Kita do'akan aja agar Taehyung diberi kesadaran jadi dia tidak kebablasan dan semoga besok Jungkook masih bisa beraktifitas seperti biasa.Tbc~
Maaf pendek-,- sebenernya belum mau update hari ini tapi karena selalu ditagih sama ParkBunnyLuna jadi aku update hari ini.
Buat yang udah vote dan komen terimakasih banyak:** sarangekk{}Love,
-ParkJiyoon_
![](https://img.wattpad.com/cover/89689783-288-k710549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ COMPLETED ] MOCHI MAMA || YoonMin
FanfictionMYG x PJM . . . WARNING!!! BL/YAOI "Hidup bersama laki-laki yang sudah mempunyai anak tidak pernah ada dalam benakku. Aku sangat bahagia dengan keluarga kecil ini." Published : 10 November, 2016 Love, ParkJiyoon_