munafik?

77 11 1
                                    

Sesampainya di depan pintu kelas, aku pun membuka pintu kelas Rio berada di belakang ku tiba-tiba 'byurrr' ternyata saat aku membuka pintu, ember yang jatuh dengan didalamnya ada air, telur, dan terigu membasahi tubuhku. Malu, ya tentu saja sekarang tubuhku, rambutku, seragamku bau amis. "Hahahha" seisi kelas menertawakanku aku hanya diam menunduk Rio tidak bisa berbuat apa apa karena dia tidak ingin ikut campur.

"Hahaha, foto ah 'cekrek' upload captnya sahabatku penikung dan gk tau diri hahaha lucu abiss bazengg wkwkwk mampuzz lo " ucap dara sangat puas dengan semuanya. Aku hanya bisa diam "sakit? Sangat yang benar saja aku yang sudah meminta maaf tetap saja dibilang seperti itu, siapa suruh mencariku pada malam itu aku tidak menyuruh bukan? " batinku. Aku langsung menuju kerumunan teman sekelasku yang ada di papan saat aku datang ada yang bilang "temen macam apa lo penikung" ada juga yang bilang "pantesan tumben sama rio ternyata ini toh, oh atau Rio korban selanjutnya?  Hahha" panas, sakitt sangat sakitt aku sakit dengan kata 'Rio korban selanjutnya? " aku bukan pembunuh.

Dengan hati yang sudah tak karuan ini aku pergi keluar kelas aku menuju lantai paling atas disekolah ku. Sangat sepi, aku tidak bisa tenang karena semua teman sekelasku tau tentang raihan itu. Tetapi selain Rio masih ada sahabat yang tersisa dipihakku yaitu Rara dan vely. Hemm ku tak boleh menyia - nyiakan mereka semua. Tetapi disini aku merasa bau badanku jauh lebih amis akhirnya aku langsung berlari ke toilet.

Di toilet, aku bertemu dengan Dara.
"Eh saf lo mau gue maafin? " tanya dara
"Emm mau lah dar kita kan sahabat" jawabku
"Oke sekarang kamu kunci aku dikamar mandi ini ya? " suruh dara
Aku hanya diam
"Kenapa gak mau? Yaudah kita bukan sahabat " ancam dara
"Eh eh eh okelah" jawabku

Aku langsung mengunci pintu kamar mandi yang di dalamnya ada dara. 'Cekrek'
"Oke dar aku harus apa? " tanyaku
"Bawa kuncinya dan tinggal aku" jawab dara
"Oke" jawabku langsung membawa kunci dan keluar.

Sesampainya di kelas aku langsung duduk dengan wajah menunduk tanpa memedulikan sekitar.

5 menit kemudian.

"Safff" teriak seseorang
Aku langsung melihat kearahnya dan ternyata vely. Aku langsung keluar mendekati vely. "Ada apa vely? " tanyaku. Tanpa basa basi aku langsung ditarik oleh vely cengkramannya sangat sakit.

Sesampainya di tempat yang dituju vely, yaitu toilet.
"Hehh saf gimana sih masa kamu kunciin dara di toilet? " tanya rara kesal
"Taunihh mau bunuh sahabat sendiri hah? !" jawab vely tak kalah kesal
"Gak nyangka gue saf sama lo" bentak Rio. 
Aku hanya diam menangis tersedu.
"Guys iiii... Ini bukan guuu.. E bisa jelasin" jawabku dengan titikan air mata yang mulai jatuh
"Alahhh gak usah cari alasan loo ini tuh udah bukti tau gk " bentak rio
"Gue gak nyangka saf" bentak vely
"Gue gak habis pikir kalo lo munafik" bentak rara
"Ayo dar kita anterin kamu" ucap rara lembut
"Iii.....iya ra" jawab dara dengan faut wajah yang hampir meneteskan air mata.
"Hahaha mampuss loo let's play more games baby" batin dara

Aku hanya bersandar ketembok dan hanya bisa menangis deras. Kebencian itulah yang melanda dara kepadaku, pedih rasanya jika temanku sendiri sudah tidak percaya kepadaku. Yaa..  Dia sudah tidak percaya eh mungkin mereka semua sudah muak dengan kelakuanku.

Seharian ini aku tidak ikut jam pelajaran, aku hanya diam di toilet diam merenungkan hidupku yang pedih ini. Mungkin, tidak ada lagi orang yang bisa mewarnai hariku selain mereka.

Bel pulang berbunyi, aku langsung pergi mengambil tasku di kelas, yaa kelas sudah sepi tanpa berlama lama lagi aku langsung menuju ketempat motor ku parkir.

Dan ternyata,

Halo semua yang lagi baca ceritaku gimana Bagus nggak makin hari makin gantung kah?  Tambah seru?  Jangan lupa VOMMENT yaa
makasihh semua :)

Faradita :)

Hello SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang