HATI YANG PILU

10.4K 1.8K 90
                                    

Siapa yang menginginkan untuk dilupakan? Orang yang tidak lupa ingatan, meminta dan berdoa agar dihilangkan ingatannya. Apa mereka sadar dengan doanya? Jika Tuhan menghendaki doanya itu, apa mereka tidak memikirkan perasaan orang-orang yang menyayanginya? Ali tak pernah meminta Tuhan untuk menghilangkan semua memori masa lalunya, tapi kenapa harus Ali?

Retrograde Amnesia, biasa disebut juga sebagai amnesia mundur atau amnesia surut. Itulah yang sedang Ali alami saat ini. Amnesia ini membuat Ali tidak mengingat peristiwa-peristiwa pada periode terjadinya kecelakaan, bahkan peristiwa-peristiwa yang lebih lama lagi, sebelum kecelakaan itu terjadi. Itu disebabkan pendarahan pada otaknya, ketika kepala terbentur benda keras saat terjadinya kecelakaan.

Seandainya kalian berada di posisi gue saat ini, bayangkan saja, jika kalian dilupakan oleh orang yang kalian cintai, bagaimana? Apa yang bisa kalian perbuat?

"Kak."

Ada tangan menyentuh bahu gue, gue menoleh ke belakang, ternyata Raja. Kasihan adik gue, meskipun tak ada luka yang mengakibatkan cacat, tapi luka goresnya cukup dalam dan banyak. Tangan, kaki, dan paling parah di lututnya. Sampai sekarang belum sembuh kedua lututnya, jalannya masih pincang.

"Sini, duduk!" Gue membantunya duduk di sebelah gue.

Saat ini kami berada di taman belakang rumah, menikmati udara pagi yang masih segar. Mumpung hari Minggu, gue ingin bersantai sejenak.

"Bagaimana keadaan Kak Ali?" Raja selalu saja bertanya itu saat mengawali percakapan kami.

Sejak kecelakaan, Raja sampai sekarang belum bertemu Ali. Dia hanya mendengar perkembangan kesehatannya dari cerita gue. Kalau membayangkan bagaimana kronologi kecelakaan itu, sumpah, gue enggak akan sanggup jika seandainya berada di sana.

"Doakan saja, semoga cepat kembali memorinya," ucap gue menahan sesak di dada.

"Apa kata dokter waktu itu?" desaknya sembari menatap lurus ke depan, gue memang belum menceritakan tentang taraf amnesia yang Ali alami saat ini kepada Raja.

Gue menyecap susu cokelat yang sudah mulai hangat sedikit demi sedikit sebelum menjelaskan kepadanya. Gue tahu, Raja juga kemarin sempat menyalahkan dirinya sendiri, atas kecelakaan Ali. Padahal, kalau dipikir-pikir, itu semua bukan salah Ali, melainkan orang yang mengendarai mobil balap liar itu.

Sampai saat ini, kasus itu belum juga ada penyelesaiannya. Kalau menurut teman-teman Ali yang biasa ikut kegiatan itu, ada seseorang yang sengaja mencelakainya, tapi gue dan keluarga tak mau berpikir negatif. Kami serahkan semua kasus ini kepada pihak berwajib saja. Gue percaya, hukum di negara ini, sudah ditegakkan dan mereka akan mengadili pelakunya sesuai Undang-Undang Dasar yang ada.

"Alhamdulillah, untung saja neuron otak Ali tidak rusak parah. Jadi, sebagian memorinya yang hilang, bahkan memori seutuhnya bisa dikembalikan lagi," jelas gue, selalu memiliki harapan kembali untuk berusaha membantu Ali mengingatkan semua memorinya yang lalu.

Neuron adalah sel-sel syaraf dan cabang-cabang halus pada otak. Jika sampai itu rusak, tidak dapat tumbuh kembali, amnesia apa pun yang disebabkan oleh cedera permanen ataupun gangguan degeneratif (kemunduran atau sesuatu menjadi rusak), sangat sulit untuk disembuhkan.

Hal inilah yang membuat gue terus merasa bersyukur, karena amnesia Ali termasuk yang sementara. Gue yakin, Ali akan kembali mengingat semuanya. Tinggal menunggu waktu saja, Ali tidak mengalami amnesia permanen, artinya dia akan dapat mengingat semua memorinya yang sudah lampau.

"Alhamdulillah kalau begitu, Kak, jadi kita masih punya harapan membuat Kak Ali mengingat masa lalunya," ucap Raja mengembuskan napas kelegaan.

Gue tersenyum dan mengangguk. "Ya sudah, gue mau ke rumah Om Bramantiyo. Lo istirahat saja dulu."

I LOVE YOU, KAK (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang