INI SAATNYA

10.7K 2K 158
                                    

Gue kesal banget sama Ali Kampret! Bisa-bisanya dia bohongin gue. Iiiih, dasar! Gue membanting tubuh lelah ini ketempat tidur. Entahlah, ke mana perginya Nina tadi. Dia eenggak balik ke kantor, apa dia mengantar Ali pulang? Bisa jadi! Ah, entahlah! Kepala gue jadi pusing.

"Ily!" Suara Mama memanggil.

Gue beranjak dari tempat tidur dengan sangat malas, lalu keluar kamar. Gue menjenguk ke lantai bawah, Mama menengadahkan wajahnya.

"Ada apa, Ma?" tanya gue mengeraskan suara.

"Tuh, ada yang cari. Turun sana!" titah Mama langsung melenggang pergi.

Siapa, ya? Tumben ada yang cari gue. Ali? Mana mungkin, semenjak amnesia, kan, dia eenggak pernah datang ke rumah. Daripada gue penasaran akut, mending turun menemui siapa gerangan yang sudah menunggu daku. Gue pergi ke ruang tamu, melihat orang yang dulu gue puja, sekarang rasanya ingin gue tendang.

"Hai, Ly," sapanya sok manis.

Gue bersikap cuek dan duduk di seberangnya. Wajah sengaja gue buat sejutek mungkin, biar dia eenggak kesenangan.

"Ada apa, Go, ke sini?" tanya gue tanpa basa-basi dan tidak ramah, sambil melipat kedua tangan di dada serta menyilangkan kaki.

Virgo tersenyum sok tebar pesona, tapi sayang, pesona dia sudah tidak mempan buat gue.

"Gue mau ngajak lo keluar. Mau enggak?" tawar dia tersenyum penuh harapan.

Gue memutar bola mata malas, males banget keluar sama dia. Apa kata dunia, kalau gue jalan sama dia? Apalagi kalau sampai ada yang mengenali dia itu siapa! Mau ditaruh di mana muka gue? Dengkul?

"Sorry, ya, Go, gue enggak bisa. Gue cape, mau istirahat," tolak gue mentah-mentah.

Syukurin! Mentang-mentang dulu gue sempat mau sama lo, jangan lo pikir gue cewek murahan dan gampangan, ya? Ali saja penuh perjuangan buat dapatin gue, masak gue mau begitu saja sama Virgo? Big no!

Gue melengoskan wajah ke arah lain, tak sudi menatap wajahnya. Sudah suntuk, makin tambah suntuk lihat wajah dia sok ganteng. Kami saling berdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Suara mobil berhenti di depan rumah, gue langsung berdiri dan melihat, siapa yang datang. Nina? Ngapain dia ke sini? Tumben bawa mobil Ali? Gue perhatikan sebentar, gue tunggu, kok enggak ada lagi yang turun? Mana Ali?

"Woiy! Malah bengong." Nina sudah ada di depan gue. Karena sibuk menunggu dan berharap ada orang lain yang turun dari mobil, jadi enggak sadar dia sudah di depan gue.

"Sendiri aja lo?" tanya gue melongo menatapnya.

Dia nyelonong begitu saja masuk ke rumah.

"Ya sendirilah! Mau sama siapa? Tito? Dia masih di luar kota. Ali?" Dia mengerling ke arah gue. "Dia di rumah," imbuhnya.

Dia melihat Virgo duduk di sofa, lantas melirik gue. Semoga Nina enggak salah paham.

"Ngapain, Go, di sini?" tanya Nina menjatuhkan pantatnya di sofa, depan virgo.

Virgo gelagapan seperti orang kepergok sedang melakukan sesuatu. Padahal, kami, kan, tidak melakukan hal yang macam-macam?

"Dia ke sini mau ngajakin gue keluar, makan malam, tapi gue cape," sela gue tak acuh, menjelaskan kepada Nina agar dia tidak salah paham karena kedatangan Virgo ke sini.

Gue duduk di sofa panjang, sebelah Nina, sedangkan Virgo sepertinya sudah tak nyaman berada di sini. Duduknya saja gelisah dan tak berani menatap Nina. Baguslah! Lebih baik lagi kalau dia cepat pulang!

"Oh, begitu?" sahut Nina cuek sambil manggut-manggut. "Terus ngapain masih di sini? Nunggu apalagi? Kan, Ily sudah menolak," sungut Nina melirik Virgo. "Nunggu diusir dulu, baru mau pulang?" imbuhnya dengan mimik kesal dan tak suka.

I LOVE YOU, KAK (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang