USAI SUDAH SEMUA USAHA SELAMA INI

13.1K 1.9K 311
                                    

Gue menghisap rokok dalam-dalam, duduk di sofa, menyelonjorkan kaki di meja, hanya mengenakan boxer, telanjang dada. Frustrasi gue berujung merenggut keperawanan anak gadis orang. Kini dia masih terlelap di tempat tidur, tubuhnya polos, hanya tertutup selimut tipis. Ini imbas dari keputusan Kaily! Gue terus menatapnya tajam, seraya menikmati nikotin yang masuk ke paru-paru. Gadis itu ... ralat! Dia sudah tidak perawan lagi! Wanita itu, meringkuk, memejamkan matanya, letih karena melayani gue seharian dan semalaman.

Beberapa hari lalu sebelum hari ini terjadi, Raja datang ke kamar pagi-pagi, mengenakan seragam sekolah. Apakah dia bolos? Sepertinya sih begitu! Gue saat itu masih setia berdiam diri, bersandar di ranjang, hanya mengenakan celana selutut, telanjang dada. Luka di tangan sampai tak terasa karena memukul benda-benda tajam, abu rokok berceceran di lantai, putung rokok sudah banyak di asbak. Gue sudah benar-benar frustrasi dan mati rasa saat ini. Kamar sudah sangat berantakan, tak ada yang berani masuk, kecuali Kak Nina. Papa dan Mama saja, hanya menjenguk dari pintu, lantas pergi.

Entah berapa lama gue seperti ini, gue enggak mengenal hari, tanggal, jam, bergantinya siang dan malam saja, gue enggak peduli. Semua gorden gue tutup, hingga kamar menjadi gelap. Kadang sesekali kalau Kak Nina datang, dia yang membuka gordennya.

"Kak." Raja membanting tubuhnya di samping gue, seperti biasanya saat dia main ke sini.

Gue mengisap rokok, menikmati pahitnya tembakau yang masuk ke tenggorokan. Rasa itu, tak sepahit kisah hidup gue, masih lebih pahit kenyataan hidup gue. Suasana hening, tak ada pembicaraan, Raja memainkan game di ponselnya. Dia sering datang, menemani gue, meskipun kami hanya membisu.

"Kak Ily mau nikah," ucapnya memecahkan lamunan gue.

Dengan cepat gue menoleh padanya, dengan tatapan membunuh, gue menegakkan tubuh dan mematikan rokok di asbak.

"Kalau lo masih begini terus, jangan harap lo bisa dapetin dia lagi. Papa sama Mama sudah mencarikan dia jodoh," jelasnya cuek, masih terus nge-game, tak melihat tatapan tajam gue.

Gue merebut ponselnya, sayang, tenaga dia lebih kuat daripada tenaga gue. Maklum saja, gue sudah lupa terakhir makan nasi kapan, hanya rokok dan minuman beralkohol yang masuk di mulut gue.

"Sekarang terserah lo, mau bangkit atau tetap menjadi orang yang enggak berguna seperti ini. Kalau lo masih seperti mayat hidup begini, gue pastikan, kakak gue bakalan nikah sama orang lain, bukan sama lo!" sergah Raja mendorong bahu gue, sampai tubuh gue kembali bersandar di kepala ranjang.

"Dan asal lo tahu, Kak! Kak Ily sampai saat ini masih cinta sama lo! Dia cuma kepikiran lo selama ini. Biarpun bibir meminta Papa buat mencarikan jodoh untuknya, tapi dari tatapan matanya, dia tidak ada kelegaan hati. Gue yakin, dia masih cinta sama lo, Kak!" bentak Raja tepat di wajah gue, jari telunjuknya menekan dada gue.

Sakit, semakin sakit hati gue mendengar ocehan Raja. Kenapa Kaily melakukan itu? Apa benar, dia sudah move on? Begitu cepatkah dia melupakan gue? Apa artinya gue selama ini bagi dia?

"Ayo!" Raja menarik tangan gue masuk ke kamar mandi. "Lihat diri lo, bodoh!" umpatnya kesal, menegakkan tubuh gue di depan cermin.

Entahlah, gue juga lupa kapan terakhir mandi. Sampai gue dekil tak terawat. Rambut halus yang tumbuh di wajah, menutupi ketampanan gue. Rambut yang biasanya gue tata rapi, kini gembel tak beraturan. Gue benar-benar hancur dan tak terawat, sudah seperti orang gila yang ada di jalanan.

"Sini lo!" Raja menarik gue dan mendorong gue sampai di bawah sower.

Gue seperti robot, tak memberontak, tak bersuara, hanya manut dengan apa yang dia lakukan. Gue masih tak habis pikir, kenapa Kaily setega itu, melupakan semua yang sudah gue janjikan sama dia. Kenapa dia tidak mau menunggu? Sesingkat inikah kisah gue sama dia?

I LOVE YOU, KAK (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang