Sakura begitu senang tidak melihat Karin selama sisa makan siang. Itu membuat mood nya menjadi lebih baik.
Selain itu Sakura sibuk mengatur ulang jadwal si bos besar. Dua jam yang lalu Tenten mengiriminya pesan, ia melihat Karin bolak balik toilet di lantai 9. Sakura bersorak senang. kalau perempuan merah penjilat itu tau cara meminum obat, pasti dia sudah duduk dengan tenang di mejanya. Dosis yang diberikan Sakura hanya sedikit dan itu hanya bertahan beberapa waktu. Dendamnya sudah terbalaskan. Tinggal mengatur rencana membalaskan dendam selanjutnya pada empat orang lelaki yang membongkar rencananya.
...
Sakura tersenyum dengan bangga. Jam 4 sore dan pekerjaannya sudah selesai. Sakura tinggal merapikan berkas yang harus dia bawa ke apartemen bosnya.
Saat hendak turun, Sakura melihat Karin duduk di tempatnya dengan wajah pucat. Sakura yakin wanita itu sudah meminum obat sakit perut. Dia tidak peduli. Intinya dendamnya sekarang sudah terbalaskan. 1-1 girl.
"Well done Sakura, kau telah menyatakan genderang perang padaku."Sindir Karin di balik mejanya dan Sakura berdiri menunggu liftnya naik. Pintu lift terbuka dan Sakura melangkah masuk ke dalamnya. Ia menatap Karin sambil tersenyum manis.
"Yes, Darling."Ucap Sakura dengan sebuah kedipan menggoda sebelum pintu lift tertutup sempurna.
Karin yang berada di balik meja resepsionis ingin sekali melempar Sakura dengan pot bunga yang berada di atas mejanya.
...
Sakura singgah ke lantai Naruto. Dia memaksa Naruto untuk memberitahunya dimana apartemen bosnya berada, karena Sakura lupa meminta alamat dan Sakura sudah meng email bosnya tapi belum dibalas. Menelepon bosnya juga tidak ada guna, Sakura belum punya nomor telepon nya.
Jadi Sakura menyeret Naruto keluar dari ruangannya, dan Naruto sangat terlihat cemberut ketika memasuki basement gedung UE.
"Kau yang mengerjakan aku disini."Sakura menatap layar handphone nya yang terpasang dengan sempurna di dashboard.
"Yah, dan ini sangat merepotkan. Kau sangat merepotkan."Jawab Naruto. Sakura memberikannya kekehan, "Yah terima kasih, rubah."
Sakura tidak mau meninggalkan mobilnya di kantor. Akhirnya Sakura dan Naruto menaiki mobil masing-masing. Mobil Naruto berada di depan, memandu dan Sakura berada tepat di belakangnya.
Ketika masih di parkiran tadi Naruto mengusulkan untuk berbicara Video call selama perjalanan.
"Apartemen yang mana?"Tanya Naruto.
"Apartemen bos."Jawab Sakura bingung.
"Apartemen nya banyak. Di tengah kota ada, di selatan, di barat, di samping sungai. Yang mana?"Naruto menyebutkan beberapa apartemen Sasuke."Well, seperti yang ku bilang dia mengatakan dengan tidak spesifik. Apartemen yang ia sering tinggali?"Tanya Sakura.
"Rumahnya saja. Lagipula Apartemen nya semua bersandi. Kita tidak tau sandinya. Nomor Sasuke mati, dan dia pasti masih di Korea."Sakura mengikuti mobil Naruto berbelok balik arah.
"Tapi Big Bos bilang apartemen nya. Kenapa dia bisa berada di Korea?"Sakura bingung.
"Sasuke lebih sering berada di rumah. Kau tidak tau? Sasuke tadi berangkat ke Korea."Jelas Naruto. Sakura tidak peduli. Yang dia pedulikan dokumen ini sampai ditempat tinggal bosnya.
"Tentu saja aku tidak tahu. Kalau aku tahu aku tidak mungkin bertanya padamu, rubah jelek. Ngomong-ngomong aku sekretaris nya tapi kau seakan tahu jadwal Sasuke. Kau ada hubungan apa?"Sakura mencoba menghapal setiap jalan yang dilalui nya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/91166256-288-k293679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Plan
FanfictionLONG STORY [DISCONTINUE + EXPLAINATION PLOT] Haruno Sakura memilih resign dari pekerjaan nya sebagai dokter anak di sebuah rumah sakit swasta terkenal. Dia ingin mencari angin baru dengan bekerja di perusahaan Entertainment bagian kesehatan. Namun d...