Tanpa mereka sadari, hari berlalu begitu cepat. Yejin berdiri di depan gerbang sekolah mereka sambil mendesah. Apa yang harus dia lakukan jika bertemu Taehyung?
Yejin kembali mendesah, lau berjalan masuk ke dalam sekolah.
Taehyung duduk di tempat duduknya sambil menatap foto-fotonya bersama Hanbin. Dia sangat merindukan Hanbin, dongsaeng favoritnya.
Dia sangat ingin bertemu lagi dengan Hanbin, memeluknya, bermain bersamanya, mengejek-ejeknya. Tapi apa daya, Hanbin sudah tiada.
Taehyung lalu mematikan handphonenya, lalu menatap keluar jendela disebelahnya.
Sejenak terlintas dipikirannya perkataan Jungkook dua hari lalu. Jungkook menyesal. Jungkook ingin minta maaf. Dan Jungkook terlihat sangat tulus. Bukankah Taehyung juga harus sedikit melembutkan hatinya pada Jungkook dan memaafkannya?
Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Tidak. Dia tidak boleh melembutkan hatinya pada Jungkook. Dia seharusnya membenci Jungkook.
Tapi kenapa hatinya selalu memaksanya untuk memaafkan Jungkook? Kenapa hatinya terasa sakit saat dia melihat Jungkook kesakitan karena dia memukulnya?
Taehyung kembali mengacak rambutnya frustasi dan menepak menendang meja yang ada didepannya, membuat teman-teman sekelasnya langsung takut.
"Tae, kau kenapa?" Jimin, sebagai sahabat Taehyung langsung menatap Taehyung khawatir sambil menepuk pundaknya.
"Aku baik-baik saja" kata Taehyung tidak memperdulikan tatapan khawatir Jimin.
"Kau tahu kau selalu bisa mengatakannya padaku jika ada sesuatu Tae." Kata Jimin masih khawatir. "Aku.. aku merasa marah." Kata Taehyung
"Kenapa?" Tanya Jimin. Tapi Taehyung hanya diam tidak bersuara. Jimin tahu kalau Taehyung tidak ingin mengatakannya. Dan Jimin tidak mau memaksa.
"Aku tidak akan memaksamu mengatakannya Tae, katakan padaku kalau kau sudah siap." Kata Jimin
"Aku marah karena Jungkook minta maaf padaku." Kata-kata Taehyung membuat Jimin yang awalnya ingin duduk tiba-tiba langsung menatap Taehyung
"A-apa?" Tanya Jimin tidak percaya. "Jungkook mengatakan kalau dia menyesal akan kejadian itu, dan dia meminta maaf padaku." "Dan itu membuatku marah"
Jimin menatap Taehyung bingung. "Jika dia memang tulus mengatakannya, kenapa kau tidak memaafkannya saja?" Tanya Jimin
"Tae, aku tahu kau sangat membencinya karena kejadian itu, tapi aku tahu, dilubuk hatimu yang paling dalam kau masih menganggap Jungkook sebagai sahabatmu"
"Dan, apa salahnya jika kau memaafkannya? Kalian berdua sudah dewasa, seharusnya kau bisa melihat bagaimana tatapan Jungkook saat kau menatapnya sinis"
Jimin tidak membiarkan Taehyung bicara, Jimin lalu melanjutkan 'ceramah' kecilnya. "Aku melihat tatapan sedih dimatanya Tae, mungkin dia benar-benar menyesal." Kata Jimin sambil tersenyum
"Berikan dia kesempatan, aku tahu kau akan memaafkannya." Kata Jimin sambil kembali duduk di tempat duduknya.
Taehyung kembali mengacak rambutnya kasar. Rambut orange-nya yang awalnya tertata rapi kini sudah menjadi seperti sarang burung.
"Jadi, apakah aku harus memaafkannya?" kata Taehyung pada dirinya sendiri.
Dan akhirnya, Taehyung sudah membulatkan tekadnya. Dia akan memberikan Jungkook kesempatan kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Then There's You
Teen FictionThere's beautiful and Then There's You. Taehyung met Yejin in his family's restaurant. And that when he felt his life changed a little bit