Yejin duduk dengan wajah cemberut sambil menatap layar handphonenya. "Seharusnya dia meneleponku saat bangun pagi." Yejin menyalakan handphonenya sambil mengotak-atik aplikasi yang ada di handphonenya
"Ahhh Kim Taehyung!! Kenapa kau tidak meneleponku!" seru Yejin kesal sambil melempar handphonenya ke tempat tidur.
Yejin mendengus kesal sambil akhirnya memutuskan untuk mandi. Saat dia membuka pintu kamarnya, dia terkejut saat melihat Yoongi sudah bangun, dan sudah siap.
"Yoongi?" yang dipanggil menoleh kebelakang mendapati adiknya masih dengan piyama tidur. "Oh Yejin, kau sudah bangun." Yoongi mencoba untuk senyum pada Yejin
"Tumben sekali kau bangun pagi." Kata Yejin sambil menatap Yoongi curiga. "Ah terserahlah, aku mandi dulu." "Yejin-ah, aku akan mengantarmu ke sekolah." Yoongi tiba-tiba berbicara membuat Yejin menoleh ke arah Yoongi
"Hah? Yah, Yoongi, kau berbuat suatu kesalahan? Kenapa kau mau ke sekolah denganku?" Yejin melipat tangan didadanya, sambil menatap Yoongi curiga.
"Memangnya salah jika aku ingin berangkat ke sekolah dengan adikku?" Yoongi lalu mengikut gaya Yejin sambil menekankan kata 'adik'.
"Tapi mungkin Tae akan menjemput.." "Ah! Taehyung bilang kalau dia tidak bisa menjemputmu, ada urusan katanya." Iya, urusan pindahan.
Yejin terlihat berpikir sebentar, lalu bicara pada Yoongi. "Baiklah, kalau begitu. Oppa"
Yejin kembali melanjutkan perjalanannya ke kamar mandi sambil bersenandung lagu yang Yoongi tidak tahu.
Yoongi mendesah berat sambil menyandarkan punggungnya di dinding. "Kau berhutang padaku karena ini, Kim Taehyung."
Jungkook tiba disekolahnya lebih awal. Dia tidak terkejut saat melihat masih sedikit siswa yang berada di sekolah. "Ah, Taehyung-hyung pasti sudah pergi." Kata Jungkook sambil mendesah.
Jungkook mengambil handphonenya lalu menyalakannya dan menelepon nomor Taehyung.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi..."
"Cih. Dasar." Jungkook kembali memasukkan handphonenya dan berjalan masuk kedalam sekolah.
"Karena aku belum tahu dengan cara apa aku akan mengatakannya pada Yejin, kalian berdua harus merahasiakan ini dari Yejin, oke?" kata Taehyung di perjalanan pulang mereka dari lapangan basket.
"Yah bodoh, aku ini kakaknya, mana mungkin aku akan merahasiakan ini dari Yejin." Yoongi menjitak kepala Taehyung dan membuat Taehyung meringis kesakitan. "Ow, hyung. Ayolah, setidaknya mungkin ini adalah permintaanku yang terakhir."
"Bodoh, kau seperti sudah mau mati saja hyung." Jungkook lalu menjitak kepala sebelah Taehyung, membuat Taehyung semakin meringis. "Kau juga Kook?! Yah ayolah teman-teman. Lakukan ini untukku."
"Baiklah.. kami akan merahasiakannya dari Yejin. tapi kau harus segera mengatakannya pada Yejin. Oke?"
"Oke, hyung.."
Jungkook mendesah berat. Rasanya Jungkook ingin menangis lagi jika dia mengingat apa yang terjadi tadi malam. "Taehyung-hyung bodoh."
"Ya! Siapa yang kau panggil bodoh?!" Jungkook langsung menghadap kearah suara tersebut, berharap kalau itu adalah Taehyung.
Tapi suara itu terlalu cempreng untuk Taehyung. Sesuai dugaannya, itu bukan Taehyung tapi Jimin. Jungkook kembali mendesah berat, lalu melanjutkan perjalanannya ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Then There's You
Teen FictionThere's beautiful and Then There's You. Taehyung met Yejin in his family's restaurant. And that when he felt his life changed a little bit