Sasuske menatap Shikamaru yang berjalan tenang bersama Kiba di halaman sekolah dari lantai dua, tepatnya dari depan kelasnya. Dengan penuh emosi Sasuke melangkahkan kakinya turun kearah Shikamaru. Shikamaru yang saat itu tengah bercanda dengan Kiba tak sempat menghindar saat tiba-tiba Sasuke menendang tubuhnya hingga terpental. Tanpa memberi ke sempatan pada Shikamaru, Sasuke kembali melayangkan tinjunya. Kiba dan juga anak-anak yang ada di sana nampak terkejut melihat kejadian yang sangat cepat itu. Shikamaru tak tinggal diam diapun akhirnya melawan, maka tak bisa di hindari perkelahianpun terjadi cukup sengit. Tak ada siapapun yang berani melerai mereka. Hingga beberapa guru datang dan memisahkan mereka. Memaksa ke duanya harus menghadap ke kepala sekolah.
"Yang satu anak paling jenius di sekolah ini... dan yang satu anak pemilik yayasan. Tapi jangan harap siapapun kalian aku akan melepaskan kalian. Jadi sekarang katakan kenapa kalian bisa berkelahi di sekolah?" tanya Madara sang kepala sekolah yang juga merupakan paman Sasuke yang di beri kuasa oleh keluarga Uchiha untuk mengelola sekolah ini.
Shikamaru dan Sasuke yang terlihat sangat berantakan itu tak punya niat untuk menjawab pertanyaan Madara.
"Jadi kalian tak mau mengatakan apa alasan kalian berkelahi?" Madara kembali bertanya. Keduanya masih diam di tempat.
"Baiklah jika itu mau kalian. Sebagai hukuman karna tindakan kalian yang merasa sok kuat itu. Setiap pagi mulai besok hingga satu minggu ke depan, sebelum masuk kelas kalian harus lari keliling lapangan 10x. dan hari ini sebelum pulang sekolah kalian harus menyerahkan surat penyesalan kalian pada saya" titah Madara pada keduanya. Setelah itupun mereka berdua di suruh kembali kekelasnya.
"Jadi katakan di mana Naruto berada?" tanya Sasuke saat keduanya berjalan di koridor sekolah.
Shikamaru hanya menyeringai, Sasuke menatapnya tajam.
"Kamu tau hal yang paling tidak aku suka...? aku paling tidak suka jika milikku di sentuh oleh orang lain" tekan Sasuke yang kembali mencengkram kerah baju Shikamaru.
"Hay bung... yang kamu maksud milikmu itu adalah pacarku. Jadi berhentilah mengaku-ngaku jika Naruto adalah milikmu" balas Shikamaru santai.
"Hah... merepotkan" ucap Shikamaru menepis tangan Sasuke dan melanjutkan jalannya. Meninggalkan Sasuke yang mengeram kesal dan marah.
Kushina mendapat telpon dari salah satu anak buahnya yang memberi tahu jika Naruto ada di konoha. Dan tinggal bersama sang nenek. Hanya saja mereka tidak bisa melacak jejak dengan siapa Naruto pergi kesana. Walau Kushina kesal tapi dia cukup bersyukur ternyata Naruto baik-baik saja dan tinggal dengan sang ibu yang telah merawatnya sejak kecil. Dengan persiapan yang seadanya Kushinapun akhirnya memutuskan untuk menjemput sang anak.
Naruto melebarkan matanya saat melihat Kushina telah berdiri di depan pintu. Benar kata Shikamaru, Namikaze akan sangat mudah menemukan mereka jika mereka kawin lari dan masih tinggal di bumi. Buktinya baru satu hari dia berada di sini sang ibu telah menemukannya.
"Ma... ma..." gugup Naruto saat membuka pintu.
"Siapa yang datang sayang..." teriak Tsunade dari meja makan.
"Selamat malam bu..." sapa Kushina yang masuk begitu saja melewati Naruto.
"Kushina...!" seru Tsunade terkejut. Kushina membungkukan badanya menyapa sang ibu. Tsunade menghampiri Kushina dan memeluknya erat.
"Kamu memang putri yang sangat kejam... tidakkah kamu merindukan ibumu ini hah...?" ucap Tsunade dalam pelukannya. Kushina balas memeluk Tsunade tanpa berkata apapun. Naruto yang meliahat itupun hanya diam, hatinya masih was-was akan kedatangan sang ibu. Dia takut sang ibu akan memaksanya pulan dan menikahkannya dengan Sasuke.
Selama makan malam Tsunade, Kushina dan Naruto hanya diam dalam kecanggungan dengan pikiranya masing-masing. Tsunade menatap Kushina dan Naruto bergantian.
"Jadi kushina bagai mana bisnismu sekarang?" tanya Tsunade setelah makanan di piringnya telah habis. Naruto yang melihat itu segera berdiri dan mengambil piring Tsunade dan Kushina begitu juga dengan piringnya sendiri untuk di bawa ke tempan pencucian.
"Baik bu..."
"Syukurlah... tapi walau kamu sangat sibuk jangan sampai melupakan kewajibanmu sebagai seorang ibu" nasehat Tsunade. Kushina hanya menganguk kecil.
"Lalu apa kamu kemari hanya untuk menjemput naruto?"
Kushina menganguk. "Dia tidak boleh terlalu lama meninggalkan sekolahnya"
"Aku tidak akan kembali kesana jika mama masih bersikeras menjodohkanku dengan Sasuke" ucap Naruto yang tiba-tiba muncul dari dapur.
"Mama melakukan semua ini karna ini yang terbaik untuk hidupnmu"
"Selama ini mama selalu mengatur hidupku, jadi sekarang biarkan aku mengatur hidupku sendiri ma... aku sudah cukup dewasa untuk menentukan mana yang baik dan bukan untuk hidupku. Aku mencintai Shikamaru dan dia juga mencintaiku, apa yang buruk dari itu? Seharusnya mama senang, karna untuk pertama kalinya anakmu ini di cintai oleh seseorang dengan tulus tanpa melihat keuntungan apa yang dia dapat"
Kushina dan Tsunade terdiam mendengar perkataan Naruto, ada perasaan teramat sedih dan tertekan dari kata-kata Naruto barusan.
"Ku rasa apa yang di katakana Naruto memang benar, dia sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihannya Kushina" ucap Tsunade memecah kesunyian.
"tapi bu, aku ibunya dan aku tau apa yang harus aku lakukan untuknya. aku...-"
"aku tau mama gak akan pernah ngerti perasaan ku. Andai aku dapat memilih aku tak ingin di lahirkan oleh seorang wanita egois sepertimu" potong naruto yang langsung melangkah ke tangga menuju kamarnya. Kushina yang mendengar itu bagai tersambar petir, sebegitu bencikah naruto kepadanya?
Naruto menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Air matanya tak bisa di bendung lagi. Dia tidak membenci ibunya, tapi sikap ibunyalah yang membuat dia tidak bisa tumbuh seperti anak lainnya. Naruto ingin ibunya seperti ibu kebanyakan. Berkutat dengan dapur dan mengatur makanan apa yang boleh atau tidak boleh di makan. Membantunya mengerjakan tugas. Atau berbelanja bersama. Bukan ibunya yang gila dengan kerja dan lebih senang berkutat dengan berkas-berkas.
"Naruto tidak bermaksud mengatakan itu" ucap Tsunade menyentuh pundak Kusina.
"Apa aku salah bu... jika aku ingin memberikan yang terbaik kepada Naruto. aku hanya ingin dia mendapatkan semua yang dia butuhkan?" tanpa sadar sebuah likuit bening mengalir di pipi Kushina.
Tsunade menghela nafas. " Tapi kamu melupakan satu hal Kushina. Kekuasan tak bisa menjamin kebahagian seseorang. Dan uang tak bisa memberikan kasih sayang..."
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang bu..." ratap Kushina.
"Biarkan Naruto menentukan pilihan hidupnya sendiri"
Kushina menatap Tsunade dalam. Meyakinkan apa yang di katakan Tsunade adalah yang terbaik untuk dirinya. Tsunade kembali mengelus pundak Kushina dan mengangguk.
~~~
Mungkin minggu depan aku tidak akan up dulu cos kayaknya yang suka cerita ini dikit. Tapi mungkin jika setiap yang baca mau ninggalin jejaknya, aku akan tetep usahain minggu depan tetep up date.
Makasih dah baca ceritaku

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS NOT BUSINESS
RomantikApa yang akan Shikamaru lakukan saat Kushina menganggap bahwa cinta adalah bisnis yang harus saling menguntungkan. Sedangkan Shikamaru sangat mencintai Naruto yang merupakan anak dari Kushina. Belum lagi saat keduanya harus dihadapkan pada masalah y...