part 2

3.1K 335 12
                                        

Disclaimer : masih Masashi Kishimoto

Pair : ShikafemNaru, SasufemNaru

Warming : typo berlebihan dimana-mana, OOC, dll.

Chapter 2

Shikamaru mengendarai montornya dengan kecepatan penuh. Pikiranya benar-benar kacau. Shikamaru benci ayahnya, dia sangat membencinya. Karna ayahnya, ibunya pergi dari rumah dan meninggal. Karna ayahnya juga dia kehilangan ½ masa remajanya untuk mengerjakan berkas-berkas yang menurutnya merepotkan. Dan sekarang karna ayahnya dia harus merelakan cinta pertamanya juga. Shikamaru tau, menentang ayahnya sama dengan mati. Tapi tanpa Naruto apakah shikamaru yakin dia bisa hidup?. TIDAK... hidup adalah pilihan dan Shikamaru memilih untuk memperjuangkan cintannya.

Shikamaru berdiri di atap sekolah, tempat yang selalu di kunjungi selain studio milik kiba. Di tatapnya langit yang sangat cerah hari ini, tidak seperti hatinya yang masih mendung. Lamunannya buyar saat seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Saat Shikamaru akan berbalik orang itu mencegahnya.

"Biarkan seperti ini sebentar saja. Aku mohon". Shikamaru menurutinya dan mendekap tangan Naruto yang melingkar di perutnya.

"Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan Shika...?" suara Naruto tampak serak dan bergetar. Shikamaru merasa punggungnya mulai basah. Shikamaru tau Naruto menangis dan Naruto paling benci saat seseorang melihatnya menangis. Karna itu Shikamaru hanya bisa mempererat pelukannya pada tangan Naruto.

"Aku janji aku akan menggagalkan rencana mereka. Aku tau mereka hanya menganggap pernikahan ini sebagai bisnis!"

"Karna itulah ini tak akan mudah. Bagi mereka bisnis adalah segalanya"

Untuk kali ini Shikamaru membalikan badannya menghadap naruto. Di sentuhnya kedua pipi Naruto yang masih basah. Di hapusnya beberapa tetes air mata yang masih mengalir.

"Aku berjanji padamu, apapun yang terjadi pernikahan ini tidak akan terlaksana. Jadi aku mohon padamu percayalah padaku dan bersikap wajarlah seperti biasanya" ucap Shikamaru. Sesaat Naruto menatap manic hitam Shikamaru yang memancarkan keyakinan sebelum akhirnya Naruto mengangguk. Shikamaru tersenyum kecil dan di bawanya tubuh kecil Naruto ke dalam pelukanya. Di dekapnya dengan erat tubuh Naruto seakan tak akan siapapun bisa melepaskan Naruto darinya.



"A..apa yang...yang ki...kita dengar itu... itu benar?" Tanya Hinata gugup saat Shikamaru masuk ke studio. Gadis itu nampak takut akan menyinggung Shikamaru. Sesaat Shikamaru menatap ketiga temannya yang juga menatap ke arahnya.

"Ternya berita itu cepat menyebar ya... merepotkan"

"Jadi itu benar?" Kiba antusias.

"Lalu bagai mana dengan Naruto?" Tanya Gaara

"Berita itu benar. Walau ini merepotkan, tapi aku takan membiarkan hal itu terjadi!"

"Apa kau yakin akan menentang ayahmu?" Tanya Kiba khawatir, pasalnya dia sangat tau ayah sahabatnya ini sangat keras dan cukup sadis.

"Setidaknya aku harus mempertahankan apa yang aku miliki"

"Mungin kami ti...tidak dapat mem..membantu tapi... kami selalu ada untuk Shikamaru" hibur Hinata yang di sambut anggukan Kiba dan Gaara.



'Datanglah kerumah kushina dengan membawa bingkisan. Ucapkan itu permohonan maaf darimu'

Sebuah sms masuk di hp Shikamaru dari ayahnya.

"Baik ayah. Merepotkan..." ujar Shikamaru pada Hpnya. Tak perduli sang ayah mendengar atau tidak. 'yah... siapa tau aku bisa bertemu Naruto' batin Shikamaru.

LOVE IS NOT BUSINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang