Tiga

230 20 2
                                    

Semua berawal dari hal terkecil
terlebih dahulu
~•~

Pelajaran berakhir

Bu sulastini meninggalkan kelas.

Bayu dan Valen menemui kami yang masih sibuk merapikan buku ke dalam tas.

"Gue duluan yaa, gue tunggu di sana " kata Bayu dengan tas yang hanya di lampirkan di bahu kanannya.

"Oke bos" Naila mengangkat jempolnya.

Dan aku hanya tersenyum melihatnya.

Saat Bayu dan Valen berada di depan pintu kelas.

"Woy tunggu in" teriak Bayu sambil berlari menyusul temannya yang juga kebetulan akan latihan bareng.
Valen pun mengikutinya dari belakang .

Yahh ilang deh. Batin Vanesa

"Ya udah. yukk Nes, kita ke sana"ajak Naila.

Mereka berdiri dan berjalan menuju lapangan basket indoor yang di miliki SMP 1 Terpadu.

Sungguh luar biasa SMP ini memiliki lapangan basket indoor karena jika hujan mereka bisa tetap latihan tanpa takut kehujanan.

>>

Sesampai di lapangan basket indoor.

Sudah terlihat banyak anak yang berlatih termasuk Bayu  dan Valen.

Kami berjalan menuju bangku paling depan sendiri untuk melihat mereka berlatih.

Bayu yang sesekali melihat dan menebar senyum kepada ku.

Dan hal itu lah yang aku inginkan .
Yaa walaupun itu hanya tatapan saja.

Dan aku pun juga membalas senyuman yang diberikannya.


Seperti mimpi.

Tak lama setelah itu.

Bayu keluar dari lapangan dan menuju ke  Vanesa.

Bayu duduk di samping Vanesa sambil membersihkan keringat yang bercucuran.

"Haus gak?" Tanya kuu.

"Ini minum" lanjutku sambil memberikan sebotol air putih.

"Makasih yaa" jawab banyu dengan senyum manisnya.

Dan malah semakin membuat Vanesa kagum melihatnya.

"Iya" Vanesa menganggukan kepala.

"Nes gue ke toilet dulu ya" kata Naila

"Iya Laa" jawab Vanesa singkat.

"Enggak latihan lagi Bay?" Tanya Vanesa.

"Bentar,gue masih capek tau" jawab Bayu sekenanya.

"Yahh payah luu!!! baru segitu udah capek" ejek Vanesa.

"Emang loo bisa main basket? " ejek Bayu sambil tertawa kecil.

Ketika Waktu Saling MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang