Sembilan

163 18 2
                                    

Aku benci ketika rindu mulai menyapa, namun aku tak bisa apa-apa


Malamnya pukul 19.00
Teman Vanesa mulai berdatangan.

"Vanesa! " sapa Tiara, sambil memeluk kemudian di ikuti dengan memberikan sebuah kado untuk vanesa.

"Ngapain sih lo pake bawa beginian?" tanya vanesa sambil memegang kadonya.

"Maksut lo apaan beginian?  Jelek amat! " goda Tiara dengan pura pura marah.

"Ih iya iya bawel" Vanesa tertawa sambil merangkul Tiara.

Kemudian mereka berjalan ke sebuah ayunan di taman belakang.

Terlihat Nico dan Galang sedang berbincang sambil tertawa terkekeh.

"Ngomongin apa an ya itu orang? Seru amat keliatannya" kata Tiara sambil bersendeku.

"Gabung yuk" ajak Vanesa.

Mereka berdua pun gabung dengan Nico dan Galang.

"Ngomongin apa sih kalian? Kayaknya seru deh" Vanesa basa basi.

"Itu tuh Galang tadi habis di kejar anjing sampe tercebur di got " sindir Nico sambil sedikit tertawa kecil.

"Apaa? Hahahaha " Vanesa dan Tiara sontak mentertawai Galang.

"Ih kalian bertiga awas ya!! Kalau kalian ngerasain sendiri, gue bakalan tertawa lebih keras daripada lo, lo,  dan lo yang mentertawai gue sekarang" kata Galang sambil menunjuk satu per satu dengan mata yang sedikit melotot.

"Hahaha oke oke" kata Nico yang masih dengan tertawa.

"Bodo amat! weekk! " ejek Tiara.

"Udah udah, Kasihan tuh liat mukanya kayak banteng mau nyeruduk kalian berdua termasuk gue juga sih " sindir Vanesa.

"Lo sama aja Nes! " ujar Galang yang semakin kesal.

"Btw papa lo ke mana Nes? " tanya Nico.

Semua terdiam seketika.

"Lagi di Jakarta, gak tau nih jadi pulang apa enggak" Kata Vanesa sambil mengangkat bahunya.

"Chio masih belum balik juga? " tanya Nico yang masih ingin menanyai Vanesa.

"Belum " jawab Vanesa yang langsung menundukan kepala.

Dan rupanya rumah Vanesa sudah mulai ramai di datangi temannya.

"Nes itu ambil satenya tinggal kalian bakar sendiri, dan itu daging nya yaa" Jelas mama Vanesa sambil menunjukkan satu per satu.

"Oh iya! minumnya nanti kalian ambil sendiri di dekat meja itu ya" tambahnya lagi.

"Iya tante" jawab mereka serentak.

Mereka pun mulai membakar sate dan dagingnya.

Vanesa menuju kursi yang ada di halaman belakang rumahnya.
Dia seperti tidak bersemangat.
Kemudian dia di datangi oleh Galang.

"Kenapa Nes? " tanya galang

"Gak papa kok" jawab Vanesa dengan senyum palsunya.

"Bohong lo! " kata Galang yang seperti sudah tahu kalau Vanesa sedang berbohong.

Vanesa melamun.

"Nes kok malah bengong sih!" kata Galang sambil menepuk pundak Vanesa.

"Eh eh iya, apa an? " tanya Vanesa kaget.

"Hhmm sedih aja gak ada papa gue terus Chio juga gak ada" kata Vanesa menunduk sambil memainkan kukunya.

"Sudah lah Nes gak papa. Mereka pasti juga kangen sama lo" Kata Galang menenangkan.

Ketika Waktu Saling MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang