Tujuhbelas

131 14 5
                                    

Oceans aparts, day after day

And I slowly go insane

I hear your voice on the line

But it doesn't stop the pain

If I see you next to never

But how can we say forever

Chorus:
Wherever you go, whatever you do

I will be right here waiting for you

Whatever it takes or how my heart breaks

I will be right here waiting for you

~Right here waiting~

Vanesa mendengarkan lagu di handphone nya di keheningan malam.

Gue bingung sama sikap lo ke gue Bay yang tiba tiba ngajauh dari gue.
Gue gak tau, apa gue yang salah sama lo, apa gue pernah nyakitin perasaan lo. Kalau gue boleh jujur gue ada perasaan sama lo. Meskipun gue hanya kenal beberapa bulan, gue ngerasa nyaman kalau ada di dekat lo. Gue gak berharap lebih ke lo. Gue cuma pingin kita bisa sama sama lagi kayak dulu. Itu aja Bay gak lebih!.

Lirih vanesa dengan mengeluarkan air yang jernih dari kelopak matanya.

Vanesa yang sedang membayangkan bagaimana dia dulu pernah bahagia dengan Bayu.
Membayangkan bagaimana Bayu memperhatikan nya.
Walau kadang Bayu yang dingin membuat Vanesa jengkel dan marah. Dia tetap tak bisa melupakannya.
Sikapnya itu yang membuat Vanesa penasaran dengan Bayu.

Gue kangen lo Bay.  Lirih Vanesa sambil menarik selimutnya dan beranjak tidur.

__________________________

"Pagi Ma Pa." sapa Vanesa yang sudah memakai seragam menuruni beberapa anak tangga di rumahnya.
Hari ini Vanesa memakai aksesoris gelang berwarna biru yang melingkar di tangan kirinya.
Terlihat sangat cantik dengan rambut yang bergelombang dan berwarna hitam.

"Pagi sayang! " Jawab papanya.

"Sarapan dulu sini. " ajak Marinda.

"Oh iya sayang nanti papa gak bisa jemput kamu ya, papa mau ngcheck butik mama kamu di Bogor. "

"Iya deh pa gak papa kok! " jawab Vanesa pelan sambil mengambil roti gandum kesukaannya.

Setelah selesai sarapan Vanesa pun berangkat sekolah di antar oleh papanya.

________________________

Naila!!!

Panggil Vanesa ketika melihat Naila yang juga baru sampai di sekolah.
Vanesa pun segera menuju ke tempat Naila berada.

Setelah mereka bersama, mereka jalan bareng menuju ke kelas.

"Gimana sama Bayu? " tanya Naila di tengah perjalanan.

"Gimana apanya? " Vanesa menanyai balik Naila.

"Ya udah baikan belom! " jelas Naila.

"Belum" ucapnya pelan.

"Eh La! Lo deket sama Valen yaa! " Vanesa mencurigai Naila. Sambil mengalihkan pembicaraan

"Deket apa an! " Naila mengernyit.

"Ya gue perhatiin makin hari lo sama Valen makin nempel! " goda Vanesa.

"Nempel??  Emang gue lem castol gituh!!!. " jawab Naila seenaknya.

"Iya! Wekkk! " jawab Vanesa sambil mendahului Naila.

"Enak aja! Kalau menurut hati gue sih. Valen tuh orangnya seru Nes. Enak di ajak ngapain aja. Setiap gue sama dia gue gak pernah bosen. Apa lagi buat nungguin dia basket sampek ngiler ngiler gue ngeliatnya. Hehehehe..... " cerosos Naila seperti ayam kelaparan.

Ketika Waktu Saling MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang