Keduapuluh

4.6K 206 1
                                    

Author pov

Namun di waktu yang sama saat Syafa melihat kejadian dikantor suaminya.

Ada kejadian yang terjadi disisi lainnya. Yang tidak di ketahui oleh Syafa.

Andra pov

Aku merasa sangat bersalah dengan Syafa.

Sedari tadi malam aku hanya mendiaminya tanpa berkata.

Aku tahu dia pasti khawatir denganku.

Tapi aku harus gimana lagi, aku memang sangat bodoh.

Kenapa aku harus melakukan ini kepada Syafa. Aku tidak boleh seperti ini.

Aku harus meminta maaf kepadanya. Aku akan menceritakan semuanya kepada Syafa nanti. Aku gak mau di salah paham.

Ergghh aku sudah tidak fokus lagi dengan pekerjaanku. Aku mengambil gedget ku dan ternyata bentar lagi Syafa pasti datang untuk mengantarkan makan siangku.

Aku terus menunggunya, aku tak sabar lagi ingin melihat senyumnya.

Saat pintu ruangan ku terbuka.
"Syafa.."

"Siapa itu Syafa?"

Tunggu, ini bukan Syafa ku dia tidak mungkin berpenampilan seperti ini.

Syafa takkan pernah bisa melepaskan hijabnya.

"Velic.."

"Yaah sayang ini aku" Dia mulai menghampiriku.

"Kenapa kau ada disini. Dari mana kau tau ini kantorku"

Dia mulai mendekatiku. Sekarang dia sudah berada dihadapanku.

Aku bangkit dari tempat dudukku. Tetapi dia mendorongku sehingga aku terduduk kembali.

"Apa-apaan kamu ini" kataku kesal.

Tapi tanpa diduga dia duduk di pangkuan.

"Jangan berbuat yang tidak-tidak Velic ini kantor dan ini ruanganku siapa saja bisa masuk"

"Tenanglah Andra, kenapa kamu seemosi itu kau tidak merindukan aku" kata sambil melingkari tangannya dileherku.

"Ck.. Tidak sama sekali" jawabku.

Sekarang kami sangat dekat. Dan harus aku akui aku memang merindukannya sedikit.

"Kau berbohong kau pasti merindukanku yahh kan"

"Turun Velic apa yang terjadi kepadamu"

"Tidak ada, ohhyah tadi kamu nanyakan kenapa aku ada disini dan dari mana aku tahu kau disini iyakan maafkan aku sayang tidak menjawabnya. Sekarang aku akan menjawabnya" perkataanya terhenti. Aku menatapnya lekat-lekat kemudian dia berbicara lagi.

"Aku disini ingin bertemu denganmu lah apa lagi. Aku tahu kamu disini dari teman-temanmu. Aku mencari mu selama ini. Maafkan aku Andra aku tahu aku salah, aku telah pergi begitu saja darimu. Tolong maafkan aku, aku mau kita kembali lagi"

"Sebegitu mudahnya kau berbicara. Kau tak ingin kau telah mencampakkan ku memilih lelaki yang menurutmu sangat kaya raya itu kau tinggalkan ku begitu saja. Dan sekarang kau ingin balik lagi kepadaku. Tidak semudah itu Velic" jawabku sambil memalingkan wajahku.

"Aku tahu kau akan marah padaku. Kau boleh memarahiku sepuasmu. Kau boleh seperti itu tapi aku benar-benar menyesal Ndra. Aku menyesal telah salah memilih orang, dia tidak benar-benar mencintaiku. Dia hanya memanfaatkan kecantikkanku untuk dipamerkan kepada teman-temannya dia tidak seperti mu"

"Maaf Velic aku tidak bisa kau terlambat sangat terlambat. Lebih baik kau pergi dari sini"

Dan sekali lagi tanpa diduga dia langsung memelukku sambil menangis.

Tetapi bodohnya aku, aku hanya terdiam. Aku merasakan pelukan yang dulu membuatku merasa tenang. Aku merindukan pelukan ini.

Rasanya tanganku tidak bisa bergerak untuk memberontak aku hanya bisa terdiam.

"Aku mohon Ndra maafkan aku, kembalilah bersamaku lagi tinggalkan dia" ucapnya.

Aku hanya diam tidak bersuara ataupun bergerak.

Saat mataku tertuju pada pintu ruangan yang sedikit demi sedikit terbuka. Aku melihat..

Ohh tuhan itu Syafa aku milahatnya mematung sejenak ditempat dia berdiri sambil melihatku. Dan kemudian dia menutup kembali pintu ruanganku.

Aku berusaha bangkit untuk mengejar Syafaku. Ini tidak seperti yang dia lihat.

Tapi aku tidak bisa bergerak. Velic memperkuat pelukannya.

"Lepaskan aku Velic. Kau ini apa-apaan aku sudah mempunyai istri dan aku sangat mencintainya. Lebih baik kau pergi dari sini" sambil berusaha melepaskannya.

"Tidakk, kau tidak akan semudah itu melupakanku apa lagi mencintai orang lain kau berbohong kan. Aku tidak akan melepaskanmu"

"Memang itu kenyataannya. Kau harus terima semua ini, mungkin ini karma mu jadi lepaskan aku"

"Tidakk Andra tidak akan, aku tidak akan melepaskanmu semudah ini itu tidak akan terjadi" katanya lagi yang tetap dengan pendiriannya.

Aku tidak bisa berbuat apapun. Sampai ketika seseorang masuk dan membanting keras-keras pintu ruanganku.

"Apa-apaan kalian ini" bentak orang itu yang ku yakini itu pasti Dimas.

Dia pasti akan murka. Dan keberuntunganku datang, bisa melepaskan diri dari Velic.

Tapi takkan bisa lari dari kemurkaan Dimas.

____________________________________
Ditunggu masukkan dan votenya:)

You And Confidence MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang