Kesembilan

5.9K 269 4
                                    

Author pov

Waktu sudah menunjukkan jam3 sore.
Mereka berdua selesai makan siang langsung menuju keapartement mereka, dan melaksanakan kewajiban yang lima waktu.

Selesai membereskan rumah, Syafa langsung menuju ke depan tv, dia ingin beristirahat sejenak sambil menyaksikkan acara yang ada di televisi.

Tak berapa lama Andra keluar dari kamar tidurnya dan menghampiri Syafa dan duduk disebelah Syafa.

Sedangkan Syafa sangking seriusnya tidak menyadari kalo suaminya sudah ada di sebelah nya.

Tetapi mulutnya terus mengunyah makanan snack yang ada di pangkuannya.

Sampai ketika Syafa dikagetkan dengan Andra yang tiba-tiba tidur dipangkuan Syafa.

Astagfirullah ucap Syafa dalam batinnya.

Tak butuh waktu lama baginya untuk menyadari tingkah laku suaminya.

Dia langsung mangambil bantal kecil yang ada di sebelahnya untuk menganjal kepala yang sekarang sedang tidur di pangkuannya.

Secara refleks tangan Syafa mengelus-ngelus pucuk kepala suaminya.

Andra malah menggeliat mencari posisi yang lebih nyaman lagi, yang membuktikan bahwa dia nyaman dengan perlakuan istrinya.

Syafa yang melihatnya hanya tersenyum manis.

"Faa.. " panggil suaminya.

"Hemm" jawab Syafa tetapi matanya tetap memperhatikan tayangan yang berada di televisinya.

"Kakak cuman mau kita mulai sekarang saling terbuka, kalo ada masalah bilang ajah ke kakak"

"Iya kak, Syafa pasti ngelakuin itu. Kakak juga yah kalo kakk ada masalah ntah itu urusan pekerjaan kakak atau apa kakak jangan segan-segan untuk cerita sama Syafa sapa tau Syafa bisa bantu"

"Iya kakk janji, dan kalo seandainya suatu hari nanti kakak ada berbuat salah kakak mau Syafa jangan tinggalin kakak yahh, kakak pasti ngejelasin semuanya nanti sama Syafa"

"Iya Syafa pasti akan selalu ada di samping kakak kok. Syafa gak akan ninggalin kakak. Syafa gak mungkin nyakitin perasaan Syafa sendiri, ada masalah malah main tinggal minggatlah inilah itulah tapi ujung-ujungnya nyatu lagi, Syafa gak mungkin nyakitin perasaan kita dengan cara begituan. Sebisa mungkin Syafa akan terus ada disamping kakak sampai kakak ngejelasin semuanya. Syafa akan pergi jika kakak yang menyuruh Syafa pergi"

"Gak mungkin Syafa, kakak gak mungkin lepasin Syafa dengan begitu mudah. Terimakasih Syafa sudah mau memilih kakak yang terdapat banyak kekurangan ini"

"Sama-sama. Kakak gak boleh bicara seperti itu gak ada yang namanya manusia itu sempurna kak, kakak adalah imam Syafa dan surga Syafa ada di Kakak. Kakak jauh lebih sempurna dari pada Syafa"

"Terimakasih Syafa kakk ngucapin terimakasih banyak sudah memilih Kakak, sudah menerima kakak jadi imam mu dan menjadi kan hidup kakak jauh lebih berwarna dari sebelumnya"

"Kakak berlebihan, sudahlah seharusnya yang berterimakasih itu aku, Kakak sudah mau menjadi pembimbing hidup Syafa untuk bersama-sama ke surga Allah"

"Jadi, tetaplah selalu bersamaku Baby girl" ucapnya dengan senyum manisnya.

"Pasti kak" jawab Syafa.

"Kak,.." kata Syafa lagi.

"Hemm.. "Jawab Andra.

"Kenapa kakak selalu bisa berubah-ubah begitu cepat. Kadang dingin kadang lembut kadang dingin lagi" tanya Syafa yang sudah ingin dia tanyakan dari kemarin.

"Kakak bersikap dingin hanya kepada orang lain, tapi jika kepada mu kakak tidak akan seperti itu kakak akan selalu bersikap lembut kepada mu. Terkecuali kalau.. " Andra menggantungkan ucapannya yang membuat Syafa semangkin penasaran.

"Apa?" tanya Syafa tidak betah.

Andra malah terkekeh dengan wajah penasarannya Syafa.

"Kenapa ketawa?"

"Kau sangat lucu jika penasaran Baby girl" kata Andra sambil menyubit hidung Syafa.

Sedangkan Syafa menjadi kesal dengan perbuatan Andra.

"Jangan cemberut gitu, mau dicubit lagi"

"No no" jawab Syafa dengan cepat "Jadi apa kak?" tanya Syafa lagi.

"Haha okee. Kecuali kalo kakak lagi capek atau ada fikiran dann... Kalo kamu ngelakuin sesuatu tanpa sepengetahuan Kakak"

"Ohhhh gitu, iyaahh kakak apapun yang Syafa lakuin pasti akan meminta izin dulu sama kakak" ucap Syafa.

"Anak pintar, baby girl"

Syafa hanya tersenyum mendengar ucapan Suaminya.

Sedangkan Andra malah tertidur karna merasa nyaman dengan perilaku istrinya yang mengelus-ngelusnya sedari tadi.

Sehingga membuatnya jatuh kedalam alam mimpinya.

Sedangkan Syafa yang melihat suaminya sudah tertidur pulas dia hanya tersenyum, malah mangkin ngembang dari pada senyum nya yang tadi.

Berbeda dengan Andra yang malah tetidur Syafa malah memilih untuk melanjutkan acara menonton televisinya yang tadi sempat terhenti karna percakapan yang membuatnya merasa yakin untuk terus bersama suaminya.

Awalan yang bagus, batin Syafa.

____________________________________
Ditunggu masukkan dan votenya :)

You And Confidence MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang