Chapter 2

195 18 0
                                    


Sebuah 'diam' itu lebih berarti. dari pada omongan yang banyak tapi tidak berarti.

-. . .-

PAGI yang cerah tapi hati nya tak secerah pagi ini. Abigail menghela nafas pelan setiap pagi Abigail selalu seperti ini selalu tidak bersemangat menjalani aktivitas yang mungkin sangat melelahkan. Selama ini ia hanya berpura-pura semangat agar Mama nya tidak sedih. Abigail tidak mau membuat Mama nya sedih cukup dulu saja. Tidak dengan sekarang.

Terdengar seseorang mengetok pintu dari luar kamarnya dan Abigail yakin itu pasti suara Mamanya yang memanggil.

"Aii kamu udah bangun?" teriak Dira-Mama Abigail dari luar.

"Udah kok Ma," sahut Abigail dari dalam kamar.

"Yaudah kamu cepetan gih siap-siap nanti kesiangan. Mama bangunin abang kamu dulu ya? Kalo udah selesai siap-siap langsung ke meja makan," teriak Dira dan segera pergi membangunkan anak pertamanya.

Abigail turun dari ranjang dan bergegas mandi.

Selesai mandi Abigail bersiap-siap. Setelah beres Abigail menggendong tas nya dan keluar kamar menuju meja makan.

Abigail hanya melihat Dira saja yang berada di meja makan. Dira terlihat sangat rapih dengan pakaiannya.

"Mama sekarang kerja?" tanya Abigail setelah bokongnya mendarat di kursi.

"Yaiyalah, kalo Mama gak kerja kita mau makan apa," ucap Dira sambil menyiapkan nasi goreng untuk Abigail. "Mama buatin nasi goreng. Makan yang banyak biar Aii tetep sehat."

Abigail hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Dira dan segera memakan nasi goreng yang sudah disiapkan Dira.

"GOOD MORNING DUA BIDADARI PENYEMANGATKU," teriak Radit-Kakak Abigail.

"Morning to sayang," balas Dira.

Abigail yang mendengar suara teriakan melengking Radit hanya memutar bola matanya malas. "To."

"Ahelah! Adik abang yang paling cantik jawabnya kok singkat banget sih. Masih pagi loh padahal," ucap Radit menghampiri Abigail.

"Ya terus?" ucap Abigail malas.

"Udah lah bang. Jangan gangguin Aii," ucap Dira. "Udah siang juga cepetan sini makan!"

Radit segera duduk disamping Abigail dan memakan nasi goreng yang sudah disediakan Dira. Pasti kalian bertanya-tanya dimana Papa Abigail. Sebenarnya Papa dan Mama Abigail sudah bercerai disaat Abigail masih butuh kasih sayang orang tua nya. Sedih? Pasti. Tapi Abigail tidak pernah menunjukkan kesedihannya.

"Ma Aii berangkat dulu yaa?" pamit Abigail.

"Gak bareng Abang Aii?" tanya Dira.

"Males ah abang lama!"

"Tungguin bentar. Sabaran dikit kek Aii," ucap Radit.

"Tuh bareng abang kamu aja ya? Dari pada kamu naik bus," bujuk Dira.

Kalau sudah begini Abigail bisa apa? "Yaudah deh, Abang buruan! Nanti Aii telat,"

"Iyaiya sabar kek," Radit mengambil kunci motornya dan segera berjalan mendekati Abigail. "Yuk ah!"

"Ma Aii sama bang Adit berangkat duluan ya?"

"Iyaa hati-hati sayang."

"Sip."

🐱🐱🐱

Jam tujuh lewat itu artinya Abigail terlambat. Ini semua gara-gara Radit. Coba aja tadi Radit ngebut pasti Abigail gak bakal telat kayak gini. Abigail berjalan menuju gerbang sekolah sambil menggerutu karena Radit ia jadi terlambat.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang